Share

Puas

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-12 09:28:11

Bram terlihat panik, tak menyangka proyek besar yang sudah digaungkan gagal, sementara Ferdi terlihat santai dan terus tersenyum. Naima tak kalah bahagia, puas banget melihat Bram yang galau. 

"Kenapa Lis?" Ferdi mulai bertanya.

"Ini lho Fer, kok bisa proyek milyaran gagal."

"Kok bisa?" Ferdi terlihat semakin santai.

"Gak tau, benar-benar gak bisa diandalkan Mas Bram ini, kemarin bilangnya sudah oke, ternyata gagal total." Lisa memang pembisnis handal, ucapannya benar-benar menggelegar, Bram dibuat mati kutu!

"Tenangkan dirimu Lis, kamu lagi hamil lho." Ferdi masih tetap santai.

"Gak bisa tenang kalau begini, kerjaannya benar-benar tidak becus." Oala, mantap banget Lisa, si Bram memang tidak becus!

Bram terlihat sangat panik, ternyata dia benar-benar takluk dengan istrinya. Naima sangat puas melihat Bram yang mati kutu. Laki-laki kayak Bram gak perlu capek-capek membuatnya hancur, karena ternyata dia berada di bawah ketiak istrinya.

"Fer, kami pamit pulang ya, lain kali kami balik ke sini lagi. Gara-gara Mas Bram moodku hilang, benar-benar tidak bisa diandalkan." Lisa terlihat sinis dan takut juga dilihat kalau marah.

"Oke Lis, kabari saja."

Bram terlihat menunduk, tapi tatapan dendamnya terlihat sekali, seperti ingin membalas Naima. Ferdi menyadari dan terus merangkul istrinya. Benar-benar bikin hati si Bram makin panas, emang enak dikerjain!

Kapok Lo Bram!

***

Hari ini rencananya Naima dan Ferdi akan bulan madu,. Diam-diam Papanya menyiapkan voucher liburan ke hotel selama dua hari. 

"Fer, jagain menantu Papa, jangan sampai lecet sedikitpun." Naima dibuat senyum-senyum sendiri, Papanya memang asli romantis gak kayak anaknya.

"Asiyap Bos, mantu Papa yang manis ini dipastikan makin glowing pas pulang." Oala, pakai Adegan cubit pipi, ya sallam, si Abang ini benar-benar menghayati banget aktingnya!

Naima dan Ferdi berkemas-kemas untuk berangkat ke hotel, akhirnya Naima bisa lepas dari aktingnya. Ternyata akting itu melelahkan banget gaes, narasinya benar-benar harus pas dengan lawan main. Hahaha ... Entah mengapa Naima dibuat senyum-senyum sendiri, tidak menyangka Bos tekotek-kotek aktingnya sangat jago.

Selama di mobil, mereka hanya diam, Naima sibuk dengan ponselnya, Ferdi pun sibuk dengan gadgetnya sepertinya dia mengecek beberapa pekerjaan yang terlewatkan, Kang Mamang supir keluarga Ferdi berkali-kali berdehem, mungkin tidak menyangka pengantin baru diem-dieman.

"Kenapa Kang?" Naima bertanya ke Kang Mamang.

"Gak apa-apa, Non."

"Gak usah mikir apa-apa Kang, kami ini sedang menghayati bagaimana mesranya kami di hotel nanti." Ya ampun, si Abang, selain pinter akting, pinter juga baca pikiran orang.

Hahaha ... kang Mamang tidak bisa menahan tawa.

****

Sesampai di hotel Ferdi terlihat sibuk sekali, dia memang bertanggung jawab dan memang sudah terbiasa menginap di hotel. Kelihatannya dia sangat hafal dengan hotel ini, sesekali dia memandang Naima, tapi seperti biasa dia masih cuek kalau di luar, reputasinya benar-benar dijaga. Entah mengapa Naima merasa seperti ada desiran di hati. 

Naima masih setia menunggu, Ferdi masih sibuk, sepertinya bertemu dengan rekan kerjanya. Naima dibuat gelisah, sedikit kecewa karena Ferdi terlalu sibuk dengan dirinya, mengabaikan Naima yang setia menunggu. Berkali-kali Naima menahan nafas menunggu Ferdi yang tak kunjung selesai membuatnya benar-benar merasa diabaikan.

"Hai, kok sendiri aja Nona Manis."

Tiba-tiba Naima dihampiri cowok tak dikenal, gayanya cool dan sepertinya wajahnya tak asing.

Naima tetap diam, walau bagaimanapun dia sekarang sudah memiliki suami jadi tetap harus jaga jarak.

"Boleh kenalan denganmu?" Sepertinya dia masih penasaran.

"Aku Rico." Dia masih tetap memaksa untuk kenalan, Naima tetap diam tak bergeming sedikitpun di tempat duduknya.

"Kok diam saja."

"Jangan dekati Istriku, Mas!" Tiba-tiba bos tekotek-kotek datang, mau tak hih saja dia ini. Giliran istrinya didekati yang bening-bening, dia cemburu!

"Saya Ferdi Sanjaya, pemilik hotel ini." Wow, jadi hotel ini milik Abang to!

"Maaf membuatmu menunggu, ada klien yang menyapaku tadi."

Apaan coba adegan memeluk di depan banyak orang.

***

Sesampai di kamar, seperti biasa Ferdi bereaksi.

"Lain kali jangan duduk sendiri, dikira jomblo kan, sama orang!" Apaan Abang ini, kan dia yang minta, tadi. Katanya, 'jangan ke mana-mana, tunggu di sini!'

"Hooh." Lebih baik lawan dengan diam, daripada berdebat dengannya.

"Ayo kita sholat Ashar, udah telat nih." Rajin emang Abang kalau masalah ibadah, nilai plus pokoknya untuk Abang.

Selesai sholat berjamaah, Ferdi tiba-tiba mengajak Naima untuk duduk berdua.

"Kita buat permainan, yuk!"

"Permainan apaan, Bosku!"

"Permainan lempar uang logam, siapa yang keluar pilihannya, pilih angka atau gambar, kalau pilihannya yang jatuh berarti boleh minta permohonan."

"Oh, siyaap!" Naima yang lebih bersemangat.

"Pilih apa? Angka atau gambar?"

"Pilih angka dong," jawab Naima.

"Oke, berarti aku gambar ya!"

"Kita hitung sama-sama, 1, 2,3!"

Ferdi mulai melempar uang logam ditangannya dan taraaaaa ....

Ternyata yang keluar ....

"ANGKA"

Horeee ...!

Naima bersorak bahagia, tandanya dia yang menang. 

"Ayo sebutkan permintaanmu, Nona."

Naima mulai berfikir.

"Gini ya Bosku paling tampan, aku maunya kita bulan madu kayak adegan drama Korea 'FULL HOUSE' itu."

"Apaan itu?"

"Kita tu adegannya kayak drama Korea itu, ada naik sepedanya bosku, pokoknya Naima Ningrum jadi ratu sehari!"

Ferdi melongo kaget, maklum dia kan gak tahu drama Korea, waktunya habis untuk kerja. Naima, Naima, ada saja idenya.

"Gimana?"

"Oke, siapa takut! Kita mulai kapan?" Wow diluar dugaan bos tekotek-kotek koneknya memang luar biasa.

"Sekarang, lah, Bang."

Ferdi akhirnya sepakat untuk memulai permintaan Naima naik sepeda seperti adegan Full house. Ferdi sampai membuka YouTube berkali-kali, sesekali dia tersenyum, mungkin merasa lucu dengan tingkah Naima yang diam-diam sangat unik. Untung saja hotel yang mereka tempati memang tersedia untuk bersepeda sesuai keinginan pengunjung hotel, ada tambahan paket romantis di hotel ini. Sepertinya hotel ini dikemas untuk pasangan pengantin baru yang ingin bulan madu, disamping view yang luar biasa terdapat juga suasana pantai yang sangat menyegarkan.

Ketika menuju ke tempat  bersepeda, seorang gadis menghampiri Naima dan Ferdi, gadis cantik, kalangan berkelas seperti layaknya sosialita.

"Hi, Fer!" Dia mengulurkan tangan dan Ferdi terkejut melihat gadis didepannya.

"Rossa!"

Apa? Rosa? Apa dia mantannya Ferdi?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Naomi Rambu Ngana
bagus dan mau membaca cerita selanjutnya
goodnovel comment avatar
asep abdulah
buka dong koinnya
goodnovel comment avatar
Azzahra
next kilaaat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jodoh Tak Terduga   Babak Baru

    Naima dan Ferdi kembali ke rumah yang selama ini mereka tempati. Kehidupan mereka berjalan normal sama seperti pasangan lainnya. Ferdi semakin semangat dalam mengembangkan amanah sebagai CEO. Si kembar tumbuh dengan sehat. Tanpa terasa usia si kembar sudah enam tahun. Ferdi semakin mesra dengan Naima. Seiring berjalannya waktu mereka seperti tak terpisahkan. Ferdi yang begitu sayang terhadap istrinya menjadikan setiap hal sebagai momen mereka berdua. Semua iri melihat pasangan ini yang semakin hari semakin romantis."Hari ini abang ada meeting, diam di rumah, ya," ucap abang Ferdi padaku."Iya, Bang. Dua jagoan kita juga hari ini libur sekolah." Kebiasaan Ferdi selalu mencium istrinya sebelum berangkat kerja. Kemesraan setiap saat itulah terkadang membuat Naima tak ingin Ferdi berlama-lama di luar.Si Kembar ditemani pengasuhnya yang jaga. Meski begitu, Naima tetap memantau secara dekat. Bagi Naima anak nomor satu, zaman yang begitu canggih ini membuat siapa saja berani nekat. Naima

  • Jodoh Tak Terduga   Akhir Cerita Cinta

    Suasana sangat mencekam, para preman itu semakin ramai dan makin brutal mengejar mobil Ferdi. Jumlah mereka sangat banyak, di tengah-tengah kecemasan itu Aryo menelpon."Pak di ujung ada pertigaan, langsung belok kanan, ya. Ada polisi yang menunggu di sana.""Oke, Aryo." "Jangan ke luar mobil, Pak. Usahakan tetap di dalam mobil kami juga sedang mencari bala bantuan.""Oke, Aryo!" Ferdi terlihat mulai tegang, mau tidak mau mereka harus berkejaran dengan preman yang jumlahnya lebih besar."Apa Aryo bilang, pak?" tanya salah satu tim yang ikut Ferdi."Belok kanan, ada polisi.""Oke, pak. Pegangan kita ngebut." Ferdi hanya mengangguk.Akhirnya benar-benar menggunakan kecepatan tinggi, untungnya yang supir sudah terlatih meski harus berkejaran dengan mereka. Pertigaan yang dimaksud ternyata masih jauh, Ferdi memegang pintu karena dipukul oleh para preman. jumlah mereka lebih banyak dan mereka sangat terlatih untuk menyerang lawannya."Pak, menunduk!" mereka mulai memukul pintu kaca mobil

  • Jodoh Tak Terduga   Jodoh Tak Terduga

    Ferdi dan Naima turun dari mobil di sambut rasa terkejut semua warga yang ada di komplek nya. Papanya Ferdi juga sudah tiba di lokasi. Dengan rasa yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata Ferdi mengikuti papanya dari belakang."Ini adalah kado dari papa untuk cucu papa, Ardi dan Ardan." Ferdi hanya menitikkan air mata."Papa sudah mengirim pengacara untuk mengurusi rumahmu, Fer. Jadi untuk sementara tinggal di sini dulu, ya. Anggap penebus apartemen milik Naima yang kamu jual.""Pa ...." Ferdi tidak bisa menahan tangisnya, orang tua yang luar biasa bagi Ferdi."Fer, papa tidak punya siapa-siapa selain kalian, siapa yang akan mewarisi semua hasil jerih payah papa kalau bukan kalian. Anak, cucu dan mantu papa. Bahkan jika diperlukan badan ini papa kasih untuk kalian." Naima ikut terharu melihat papa mertuanya yang luar biasa Di tengah-tengah rasa haru, MC menyambut kedatangan mereka, semua bersuka cita menyambut Ferdi dan keluarga."Inilah pemilik baru rumah ini pak Ferdi Sanjaya."

  • Jodoh Tak Terduga   Harapan itu ada

    Sedang sibuk memainkan pikirann, tak berselang lama ada yang mencari dirinya, tetangga yang julid masih bertahan ingin terus mempermalukan dirinya. Luar biasa memang ibu-ibu di sini, selama ini Naima jarang bersosial dengan tetangga ketika di rumah Ferdi karena memang komplek elit jarang pemilik rumahnya ngumpul di luar sebagian mereka adalah pengusaha, Naima bahkan tidak pernah melihat rupa tetangganya di samping.Naima terkejut karena ternyata Bik Ratih yang menemuinya."Bi Ratih ....""Non ...." Bi Ratih memeluk Naima seperti seorang ibu yang sangat rindu dengan anaknya."Bibi dapat alamat ini darimana?" tanya Naima."Bibik satu bulan mencari Non sama pak Ferdi, untungnya Bibik mendapat alamat ini dari Dinda.""Ya Allah Bik, kenapa mencari kami?" tanya Naima."Bibi dihantui rasa bersalah apalagi berita yang bibik baca tiap hari bikin dada sesak.""Alhamdulillah kami sehat, Bik. Ayo masuk dulu, biar kita ngobrol di dalam." Naima menghindari tetangganya yang masih berada di depan."

  • Jodoh Tak Terduga   Tetangga Julid

    Kehidupan selalu mengajarkan kita arti dewasa. Membangun mahligai rumah tangga diibaratkan tangga yang kita naiki satu demi satu, tidak selalu mulus karena sakinah itu butuh kesetiaan dan kepercayaan yang kuat terhadap pasangan.***Suasana komplek teras lebih sejuk hari ini, Ferdi terlihat mempelajari laporan demi laporan yang diberikan Aryo, sesekali dipandang istrinya yang sedang menggendong si kembar. Tatapan matanya selalu menumbuhkan rasa cinta yang mendalam. Abang adalah suami idaman yang selalu menundukkan pandangan dan siaga di setiap waktu yang ada."Kenapa mandang abang begitu, sayang?" Ferdi mendekat dan mencium kening istrinya, tidak lupa Ardan yang digendong mendapat kecupan mesra dari ayahnya."Terima kasih untuk rasa yang ada, sayang.""Aku yang berterima kasih padamu, sayang. Selalu menumbuhkan cinta yang mendalam dihati ini setiap saat. Tetaplah menjadi permaisuri di hati abang." Naima membalas rangkulan suaminya merasakan sakinah bersama, meski ujian selalu datang b

  • Jodoh Tak Terduga   Masih Ada musuh yang mengintai

    Aryo dan tim IT langsung bekerja, mereka menyusun rencana terlebih dahulu. Namun, kedatangan Aryo dan tim sebenarnya bukan untuk membahas rancangan perusahaan baru Ferdi, melainkan membuka kecurangan dari Bram dan istrinya--Lisa."Pak menurut saya lebih baik pak Ferdi fokus mengembalikan nama baik terlebih dahulu, setelah itu kita rilis perusahaan baru ini." Aryo benar, menurut Naima cuma buang-buang uang dan energi, jika persiapan tidak maksimal."Tapi bagaimana caranya, yo?" Aryo tersenyum sembari mengeluarkan bukti-bukti yang telah dilakukan Bram dan komplotannya."Lusa perusahaan bapak resmi menjadi milik Bram, kita tidak punya waktu banyak.""Jadi kalian ke sini bukan membantu rilis rancangan perusahaan yang ingin saya buat.""Bukaaaan ...!" mereka kompak berseru. "Hm, kirain kalian ke sini membantu. Oke dah kalau begitu kapan kita mulai permainannya?""Sekarang pak Ferdi ...!!" kompak Aryo dan tim berseru.Menurut cerita Aryo, Lisa sudah merancang sejak lama dengan suaminya unt

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status