Home / Rumah Tangga / Jodohku Musuhku / Marahnya Anak Manja

Share

Marahnya Anak Manja

Author: Attar am
last update Last Updated: 2023-03-22 22:25:04

“Pa, aku tidak mau dijodohkan! Batalkan perjodohan ini segera.” Elissa tampak sangat marah dengan wajah yang sudah mulai merah merona. Sepertinya masalah itu sangat serius baginya. Tas ransel kesayangan yang selalu dibawa Elissa ke kampus di banting ke kursi tamu. Saat itu, Papa sedang bersantai membaca koran di kursinya. Kemudian papa Rajendra terkejut dengan sikap dan perkataan Elissa, yang tiba-tiba berbicara dengan nada tinggi dan melampiaskan amarahnya saat itu.

“Apa maksudmu, Elissa! Tidak bisakah kamu sedikit turunkan nada bicaramu itu?" Ucap papa masih dengan nada rendah dan mencoba meredam amarah Elissa. Sembari sesekali meneguk kopinya.

“Pa, pokoknya aku tidak mau dijodohkan. Titik!”

“Kenapa? Bukannya kamu juga sudah setuju?” Papa masih bersikap tenang dan mulai meletakkan koran yang dipegangnya. Sambil sesekali menyeruput kopi yang sudah dingin di atas mejanya lagi.

“Kapan aku bilang setuju? Aku tidak pernah menyetujui perjodohan ini. Aku bukan siti Nurbaya. Dijodohkan begitu saja dengan dia" Elissa tidak melanjutkan ucapannya yang hampir menyebut nama Arga.

"Aku malu, Papa! Aku perempuan anak tunggal 'kan? Seharusnya bebaskan aku dengan pilihan aku sendiri. Kenapa harus dijodohkan seperti ini coba?” Jelas saja Elissa membuat Papa sedikit terkekeh mendengar perkataan Elissa.

“Justru kamu anak tunggal, Papa tidak akan biarkan kamu memilih jodoh yang salah. Semua ini demi rumah ini ‘kan? Rumah yang kamu tinggali selama beberapa hari ini. Apakah kamu benar-benar ingin pergi dari sini? Di mana kamu akan tinggal ketika kita keluar dari sini? Kamu kena panas saja tidak bisa, bagaimana kamu akan tidur di luar nanti?” Jelas Papa membuat Elissa diam tertegun sejenak.

“Ya aku tidak mau, Papa. Apakah tidak ada jalan lain selain perjodohan ini?” Lanjutnya.

“Apa masalahnya? Bukankah anak itu tampan?”

“Memangnya Papa sudah tahu siapa pria itu?” Elissa bertanya soal Arga kepada papanya, akan tetapi tiba-tiba mama datang dan duduk bersama mereka.

“Yang jelas laki-laki itu tampan, makanya Mama juga setuju. Arga itu anak yang baik, manis dan kalem. Mama juga pasti mau jodoh sama Arga.” Jelas, Mama juga membela Papa Rajendra.

“Mama datang bikin masalah saja, Bukannya dukung aku, malah ikut Papa. Mama dan Papa sama saja.”

“Memang benar seperti itu. Bukan begitu, Pa?”

“Ya, Ma.” Papa membalasnya dengan tersenyum dan menarik ujung kumisnya yang tipis. “Kalau aku masih muda, aku mau saja!” Katanya lagi sambil terkekeh.

“Wah, benar. Papa dan mama saja yang menikah dengan Arga. Alangkah baiknya jika nanti ada yang membantu Mama di dapur. Ha ha!” Timpal Elissa.

“Hei, kamu! Mana mungkin Papa dengan Arga.”

“Apa lagi aku. Mana mungkin dengan berondong.” Tambah mama terkekeh. Suasana yang serius dan menegangkan, jadi pecah karena candaan mereka.

“Tidak apa-apa, jika mama mau. Tapi tidak dengan Arga juga. Pokoknya, aku tidak ingin ada hubungannya dengan pria itu.” Kata Elissa sambil terkekeh.

“Elissa, apa sebenarnya masalahmu? Tadi kamu bilang kamu tidak menyukai pria itu. Apa alasannya?” Papa kali ini bertanya dengan serius tentang Elissa yang tiba-tiba menolak perjodohan dengan Arga.

“Mama dan Papa tidak mengerti. Lagi pula, aku tidak mau menikah dengan Arga!”

“Lalu, di mana kamu ingin tinggal nanti kalau kamu menolak di jodohkan dengan Arga? Memangnya kamu tetap tinggal di rumah ini?” Tanya Papa meyakinkan.

“Jika Papa dan Mama masih ingin tinggal di sini, tidak masalah. Aku ingin tinggal di luar saja.”

“Lalu kamu mau makan apa? Apa kamu punya uang?”

“Ya ada sedikit. Setelah itu, aku akan mencari pekerjaan.”

“Anak manja sepertimu bagaimana bisa kamu bekerja. Papa tidak percaya kamu bisa bertahan lama di luar sana. Silakan kalau mau, ayo!” Papa Rajendra menantang Elissa, apakah dia hanya asal berbicara atau benar akan melakukannya.

“Oke, aku akan keluar dari rumah ini sekarang, dan membuktikannya pada Papa dan mama. Aku yakin pasti bisa. Yang penting aku tidak menikah dengan pria itu. Katanya lalu berdiri dan masuk ke kamar.

“Pa, bagaimana kalau Elissa benar-benar pergi? Mama khawatir nanti Elissa akan tinggal di luar. Apa mungkin Elissa bisa?”

“Itu dia, kita lihat saja anak manja itu.” Ucap Papa masih dengan santai. Tak lama kemudian, Elissa keluar dengan koper berisi pakaian.

“Elissa, kamu benar-benar ingin pergi?” tanya Mama Belinda cemas.

“Ya kenapa tidak!” jawabnya, dan terus berjalan menuju pintu.

“Jangan lupa bawa sepatu, barang mewah, dan koleksi lainnya ya. Sayang kalau di tinggal, nanti dimakan tikus.” Papa menambahkan, bukannya mencegah, malah memberi kesan mengusirnya. Papa hanya tertawa melihat kelakuan anaknya. Elissa keluar dan mulai berjalan menuju gerbang.

“Pa, Elissa benar-benar pergi. Bagaimana dengan ini?” tanya Mama Belinda cemas.

“Sudahlah, Papa lebih tahu seperti apa Elissa. Jadi biarlah. Dia pasti kembali lagi nanti.”

“Iya Mama juga tahu, Papa. Tapi,” Mama berhenti. Saat dia melihat Elissa masuk kembali ke dalam rumah. Bahkan hanya dalam hitungan menit, Elissa sudah kembali masuk. Tidak tahu apakah ada yang tertinggal, atau entah apa yang akan dilakukan Elissa.

“Elissa, ada apa?” Mama bertanya, sedikit memiringkan kepalanya, melihat Elissa masuk kembali dengan koper yang dipegang Elissa.

“Kenapa? Uangmu tidak cukup, ini Papa tambahkan.”

“Pa, ini benar-benar buruk, Papa tega mengusir anakmu sendiri.”

“Haha, siapa yang mengusir? Bukannya kamu ingin keluar sendiri.”

“Papa Jahat! Bukannya di tahan, malah menyuruhku pergi. Ucapnya kesal dan langsung masuk ke kamar. Mama dan Papa hanya tertawa melihat kelakuan Elissa, anak manja yang tidak mungkin keluar rumah.

Sementara itu, Elissa di dalam kamar langsung membanting kopernya ke tempat tidur. Elissa sangat marah dan kesal saat membayangkan wajah Arga.

“Bagaimana aku bisa hidup di luar, dan bagaimana aku bisa menikah dengan Arga. Semua ini karena Papa bangkrut. Lalu untuk apa bertemu dengan mereka? Kenapa juga harus menikah dengan Arga. Coba saja dengan pria lain, yang lebih tampan, baik hati, dan mempesona, aku pasti akan menyukainya.”

Elissa terus menggerutu tak karuan, kaki yang hendak melangkah dan ingin pergi dari tempat itu benar-benar tidak bisa. Elissa masih terus membayangkan wajah Arga yang di bencinya.

“Apa yang harus aku lakukan setelah ini, aku tidak mau menikah dengan Arga. Bagaimana caranya! Tidak mungkin aku bisa keluar dari tempat ini, di mana aku akan tinggal nantinya. Semua ini membuatku pusing. Arrrhhhh! Bagaimana bisa aku menolak?”

Pintu dibuka. Mama pergi ke kamar Elissa. Elissa yang semula tidur miring, langsung bangun dan duduk. Mama melihat lebih dekat dan duduk bersama Elissa. Mama mengelus bahu Elissa saat itu.

“Elissa, Mama tahu. Pasti berat untukmu saat ini. Namun, kami tidak punya pilihan lain. Kamu pasti ingin melakukan itu semua demi orang tuamu ‘kan?”

Elissa menarik napas dalam-dalam dan mulai kesal dengan mamanya saat itu. Alih-alih membantu, Mama malah ikut mendukung papa Rajendra.

“Biarkan aku sendiri saat ini, Ma. Aku tidak ingin di ganggu. Aku mohon!”

“Hem, baik lah kalau itu yang kamu mau.” Mama pun keluar dari kamar Elissa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jodohku Musuhku   Kebahagiaan Elissa dan Arga

    “Tidak mungkin, mana mungkin kalian menikah?” Audrey masih belum percaya dengan pengakuan Arga. Elissa masih terdiam bungkam tidak tahu ingin bicara apa lagi. Di saat yang lain tidak percaya dengan ucapan Arga, termasuk Audrey, Adel pun ikut bicara tentang kebenaran tersebut.“Benar Audrey, mereka sudah menikah.”“Ya, mereka memang sudah menikah.” tambah bapak Andre saat itu yang tiba-tiba muncul di antara semuanya. Barulah mereka menganggukkan kepalanya masing-masing. Bahwa berita itu benar adanya. Seketika Audrey pun malu sudah mempermalukan Elissa. Namun dirinya sendiri yang terjebak dalam situasinya sendiri.“Maaf, jika kalian semua baru tahu soal pernikahan Arga dan Elissa. Bukan berarti mereka tidak ingin kabarkan pernikahan ini dengan kalian semua. Arga dan Elissa hanya tidak ingin membuat pesta di pernikahan mereka. Sekarang kalian sudah tahu soal mereka bukan?” Tiba-tiba mama Belinda datang dengan papa Rajendra dan menjelaskan kebenaran tersebut. Mereka semua semakin percaya

  • Jodohku Musuhku   Pengakuan Arga

    “Tidak, aku tidak akan izinkan kamu lihat papa kamu.”Singkat, namun sangat menyakitkan bagi Arga. Elissa tidak mengizinkan Arga untuk bertemu dengan papanya saat itu juga. Padahal baru saja hubungan mereka membaik. Akan tetapi ada saja hal yang membuat mereka bertengkar.“Kenapa aku tidak boleh melihat papa aku sendiri? Aku hanya ingin bertemu sebentar dengan papa. Aku tidak minta kamu untuk antar aku, aku hanya ingin tahu papa di tahan di mana. Aku ingin datang sendiri untuk melihat keadaan papa. Kamu kok jahat banget sih, Elissa!” Ucapnya dengan terisak-isak.“Aku tidak peduli tentang itu semua, Arga Pokoknya apa pun alasannya, kamu tidak boleh bertemu papa kamu untuk sementara waktu ini.”“Iya, apa alasannya? Jelaskan!” Sergah Arga. Namun Elissa hanya diam saja tidak mau berikan alasan yang sebenarnya.“El, kenapa kamu diam saja? Apa alasannya? Dia papa aku, kenapa kamu larang aku untuk bertemu dengannya. Jika aku tahu di mana papa aku kamu penjarakan, mana mungkin aku datang kema

  • Jodohku Musuhku   Merayu Untuk Bertemu Papa

    “Untuk apa aku marah, lagi pula itu keinginan Arga. Jika tidak, mana mungkin dia lakukan itu. Kamu tahu sendiri, Arga itu hanya ingin buat aku marah agar aku meninggalkan dia. Akan tetapi, tidak semudah itu. Aku memang kesal dengan dia karena anak ini. Tadi malam aku berpikir, mungkin ada baiknya aku tetap bertahan dengan dia hingga lahir anak ini. Setelah itu, dia yang akan merawat anak ini sendiri. Haha!”Ucap Elissa dengan penuh percaya diri. Raut senyum di wajahnya tergambar jelas, bahkan malah terlihat mengejek Arga saat itu.“Sial, kenapa Elissa malah senyum-senyum. Kok dia tidak marah sih, minimal samperin kek, terus marah-marah dan tinggalkan aku. Masa bodo dengan orang yang banyak tahu nanti masalahnya. Yang penting aku bisa terbebas dari dia.” Ucap Arga lirih.“Arga, kamu bicara apa? Bicara dengan aku ya?” Tanya Audrey saat itu.“Oh, tidak. Tidak kok, aku ke kelas duluan ya. Ada tugas yang belum aku selesaikan.” Ucap Arga beralasan.“Hem, oke. Baiklah!” Balas Audrey dengan p

  • Jodohku Musuhku   Plin-Plan

    “Jangan mendekat!” Spontan ucapan Arga terdengar sangat ketakutan ketika melihat Elissa. Bahkan Arga tidak ingin berdekatan dengan Elissa lagi.“Kenapa?” Tanya Elissa saat itu yang hendak duduk di sebuah kursi untuk ikut makan bersama dengan keluarga besar papa Rajendra.“Arga, kamu kenapa? Kok sepertinya ketakutan melihat Elissa?”“Tidak apa-apa, Ma, Pa.” Jawab Arga lirih takut jika yang lain tahu bahwa dia takut dengan Elissa saat itu.“Ma, Pa, sudah aku bilang sejak awal. Kenapa juga izinkan Arga tinggal di sini. Sekarang lihat saja, dekat atau lihat aku saja tidak mau. Jadi apa gunanya dia ada di sini. Ha?”“Sudah diam Elissa. Berulang kali Papa katakan sama kamu, Arga itu suami kamu. Dia papa dari anak yang kamu kandung, jadi kamu harus hormati dia. Bukan kamu perlakukan seperti ini!”“Tapi, Pa. Sejak awal aku sudah tidak suka dengan perjodohan ini. Kenapa Mama dan Papa paksa aku. Lihat, terbukti sekarang kalau papa Arga itu sudah menipu Papa. Apa Papa masih tidak percaya dan mau

  • Jodohku Musuhku   Mimpi Buruk

    Di tengah malam yang mencekam, mati lampu dan suasana di luar hujan begitu deras sejak sore tadi. Arga yang tengah tidur bersama Elissa saat itu, mau tidak mau harus dia lakukan.Arga sengaja membiarkan Elissa untuk tidur bersamanya malam itu. Karena dia ingin memberikan kesempatan pada Elissa sebagai bentuk tanggung jawab terhadap anaknya.“Kamu pikir, aku biarkan kamu tidur bersamaku malam ini tidak dengan tujuan aku Arga? Kamu akan tahu sendiri akibatnya. Rasakan ini!” Elissa memegang bantalnya dan mengarahkan pada wajah Arga agar kesulitan bernapas saat bantal itu di tekan di atasnya. Lalu bantal itu pun di gunakan Elissa untuk menekan bagian pernapasan Arga dengan kuat. Sehingga Arga kesulitan bernapas dalam tidurnya dan meronta-ronta. Sekujur tubuh tegang, kedua tangan dan kakinya meronta dengan keras. Namun karena tubuh Elissa menindih tubuh Arga, jadi Arga tidak dapat banyak bergerak. Elissa masih dengan posisinya yang bersemangat untuk membunuh sang suaminya sendiri. Sebuah s

  • Jodohku Musuhku   Tetap Menjadi Suami Kamu

    Arga yang mendengar itu pun langsung panik dan bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya. Papa Daniel hanya bisa diam, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Karena laporan itu benar adanya apa yang sudah dia lakukan sebelumnya.“Tangkaplah saya, Pak!” Ucap Papa dengan mudahnya menyerahkan diri.“Apa-apaan ini, Pa? Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Masalah apa sebenarnya? Kenapa aku tidak tahu apa-apa?”Plok! Plok! Plok!Suara tepuk tangan terdengar nyaring dari pintu masuk saat itu. Elissa dan Mama papanya melangkah masuk. Elissa yang tampak senang, karena sebentar lagi dia akan mendapatkan haknya kembali dan memberikan kepada orang tua sebagai kejutan. Sedangkan mama Belinda dan papa Rajendra malah bingung.“Elissa, sebenarnya apa yang ingin kamu tunjukkan kepada kami?” Tanya Papa heran.“Pa, harta kita akan kembali ke tangan kita lagi. Papa Daniel sudah ketahuan dan dia harus menanggung semua yang sudah dia lakukan selama ini.”“Maksud kamu apa?” Tanya Mama belum mengerti. Namun Ar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status