Elissa Gadis cantik anak satu-satunya dari papa Rajendra dan mama Belinda. Hatinya satu, akan tetapi ada menaruh rasa suka dengan dua pria. Yaitu Frans saudaranya sendiri, dan Leon Pria idaman wanita di kampus. Keluarga Elissa jatuh miskin karena suatu hal. Sehingga Elissa di jauhi teman-temannya. Masalah itu juga mengharuskan keluarganya tinggal bersama Daniel teman papa Rajendra. Namun dengan syarat Elissa mau dijodohkan dengan anaknya Daniel bernama Arga yang ternyata adalah musuh Elissa sejak lama. Arga memiliki kekasih bernama Gea. Suatu hari, Arga kecelakaan mobil dan wajahnya rusak. Gea pun berselingkuh dengan Boy teman dekat Arga. Pertengkaran dan salah paham terus terjadi sebelum dan sesudah menikah. Elissa ingin balas dendam sebab papa Daniel ketahuan sudah sengaja membuat keluarga Rajendra miskin. Sedangkan Arga menyetujui pernikahan itu sebab menginginkan syarat warisan yang di berikan papanya. Arga membuat perjanjian untuk tidak menyentuh. Akan tetapi kesalahan malam pesta ulang tahun Leon, Arga dan Elissa melanggar perjanjiannya. Sehingga suatu hari Elissa hamil. Saat itu, Elissa baru berani mengungkapkan kebusukan papa Daniel dan melaporkan ke polisi. Akhirnya Elissa mendapatkan kembali harta papanya. Rasa kesal dan berbagai macam masalah datang, akhirnya membuat keduanya saling jatuh cinta karena selalu bersama. Hari di mana Arga menyatakan cinta, saat itu lah terungkap kebenaran tentang papa Daniel yang ternyata sudah bersekongkol dengan papa Rajendra tentang Arga dan Elissa. Mereka memang sengaja lakukan rencana itu untuk menyatukan kedua anaknya dan mengubah sikap dan kepribadian masing-masing agar menjadi lebih baik. Beberapa bulan kemudian, masalah baru datang di antara mereka berdua. Frans datang untuk Elissa. Tidak hanya Frans, bahkan Gea sang mantan kekasih Arga juga ikut hadir dan menginginkan Arga untuk kembali kepadanya. Timbullah perpecahan dan keretakan dalam rumah tangga mereka. Namun satu hal yang menyadarkan Elissa dan Arga, bahwa cinta yang dirasa adalah cinta sejati dan tidak akan terpisahkan lagi. Akhirnya mereka hidup bahagia.
View MoreRambut lurus dan lembut terurai rapi diatas bantal yang empuk, kulit putih bersinar seperti cahaya rembulan. Mata masih terpejam dalam buaian, bulu mata yang indah, bentuk bibir yang seksi dan menawan. Ya! Milik siapa lagi kalau bukan milik Elissa, wanita berusia 23 tahun dan paling cantik. Di saat tidurnya pun, semua pelayan melayani dirinya. Mata yang enggan membuka, tetap terpejam dengan indah dan tenang. Dalam keadaan terpejam, beberapa pelayan memandikan tubuh Elissa hingga selesai dan memakai pakaian indah untuk menghadiri perayaan pesta pernikahan saudaranya saat itu. Hal itu sudah biasa dilakukan karena tidak ingin mengganggu tidurnya sang putri Elissa layaknya seperti putri tidur. Elissa juga sudah terbiasa di perlakukan seperti itu. Kemewahan dan kekayaan yang di miliki orangtuanya dia manfaatkan dengan keangkuhan.
Kring! Kring! Alarm pagi itu berdering kencang. Sehingga membangunkan Elissa dari tidurnya.“Huam!” Menguap, lalu membuka matanya perlahan.“Elissa, apakah kamu sudah bangun?” Teriak Mama Belinda dari luar kamar Elissa.“Apa ini? Masih pagi, kenapa Mama teriak. Memangnya ada jadwal apa pagi ini?” Tanya Elissa kepada pelayan dengan mengerutkan keningnya. Jadwal biasa tertulis rapi di sebuah buku khusus untuk Elissa yang sengaja di tulis oleh pelayan setianya.“Maaf, Nona. Pagi ini ada jadwal pergi ke acara pernikahan saudara Nona.” Jelas pelayan tersebut.“Oh iya, aku lupa. Akan tetapi, untuk apa aku datang ke sana. Tidak ada gunanya.” Ucapnya lalu merebahkan tubuhnya kembali. Namun saat Elissa ingat ada sosok pria yang Elissa suka di sana, Elissa langsung beranjak dari tempat tidur.‘Oh iya, Frans pasti di sana!’ Gumamnya dengan membelalakkan mata dan senyum yang lebar.“Mama!” Pekik Elissa, lalu beranjak dari ranjang tidurnya.Elissa membuka pintu kamar, dan mendapatkan mama Belinda saat itu tengah bersiap untuk pergi bersama papa.“Ma, aku ikut!”“Kamu pergi naik mobil sendiri. Mama dan papa juga akan pergi dengan mobil yang berbeda.” Jelas Mama.“Baiklah.” Balas Elissa tampak bersemangat. Kemudian, mereka pun pergi ke tempat di mana pernikahan itu berlangsung. Meski bukan pernikahan Elissa, namun acara tersebut sangat di nanti oleh Elissa supaya bisa bertemu dengan saudara jauh yang dia tunggu. Yaitu Frans, pria idaman Elissa sejak dulu.“Semoga Frans hari ini hadir.” Ucap Elissa dengan melajukan mobil Lamborghini kebanggaannya.Beberapa saat kemudian, Elissa sampai di sebuah gedung pernikahan saudaranya itu. Kaki melangkah masuk dan membiarkan banyak pasang mata menatap dirinya dengan berdecak kagum. Elissa dengan bangga dan percaya diri berjalan di tengah-tengah untuk menuju pelaminan langsung.“Hai, selamat ya!” Elissa memberikan ucapan kepada kedua mempelai serta salaman yang hangat. Hal itu di balas dengan sebuah senyuman.“Terima kasih, Elissa. Kamu sendiri kapan menikah? Sayang banget, cantik dan kaya akan tetapi tidak laku. Haha!” Tawa Diana saat itu mengejek Elissa. Beberapa orang yang mendengar juga ikut tertawa karena Elissa. Kebetulan saat itu Frans datang memberikan selamat juga kepada Diana dan suami. Elissa langsung menarik tangan Frans dan menggandeng. Tanpa berpikir panjang lagi, Elissa memperkenalkan Frans adalah calon tunangan.“Siapa bilang aku tidak laku, Frans adalah tunangan aku. Cepat atau lambat, aku pasti akan menikah dengan Frans. Bukan seperti itu, Frans?” Dengan percaya diri, Elissa memperkenalkan Frans tanpa bertanya terlebih dahulu kepada Frans untuk menyetujui ucapan itu.‘Aku yakin, Frans tidak akan menolak. Lagi pula, siapa pria yang berani menolak aku?’ Gumam Elissa dengan percaya diri. Namun perlahan, Frans merenggangkan tangannya untuk menghindari Elissa.“Maaf!” Ucap Frans singkat, lalu pergi meninggalkan Elissa. Semua yang melihat malah tertawa karena Elissa. Elissa mengejar Frans saat itu juga dan menahan malu.‘Ah, sial!’ Gumam Elissa dan berlarian kecil menyusul Frans.Frans mengambil minuman, lalu meneguknya. Sifat tenang, dan tidak banyak bicara itu yang membuat Elissa tertarik kepadanya. Namun sejak dahulu, Elissa tidak pernah bisa mendapatkan hati Frans. Padahal, kurang apa lagi seorang putri bangsawan secantik dan sekaya Elissa.“Frans, kamu marah ya? Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk katakan itu semua tadi di depan mereka. Aku hanya tidak ingin Diana menghina aku di depan saudara yang lain. Aku harap, kamu mengerti.” Ungkap Elissa, namun Frans tetap diam tanpa merespons sedikit saja ucapan Elissa. Frans masih meneguk minumnya dengan santai.“Frans, kamu marah?”Beberapa detik kemudian, ucapan Elissa baru mendapatkan respons dari Frans.“Elissa, kamu itu cantik, kaya, kenapa kamu tidak cari pria lain yang lebih baik dari aku saja.”“Frans, aku sudah lama suka sama kamu. Kenapa kamu tidak mau terima aku? Apa ada yang kurang dari aku?”“Kamu terlalu sempurna untuk aku, Elissa. Lagi pula, kita masih ada ikatan saudara.”“Kalau hanya alasan ikatan saudara, kita masih saudara jauh. Masih bisa untuk bersama bukan?”“Tetapi tidak untuk aku, Elissa. Aku tidak bisa, maafkan aku. Menjauhlah!” Frans berdiri dan meninggalkan Elissa sendiri di tengah keramaian. Untuk ke sekian kalinya Elissa merasa di acuhkan dan di tolak mentah-mentah oleh Frans.“Frans!”“Sudahlah, Elissa. Terima saja keputusan Frans. Setahu aku, Frans seperti itu karena sudah memilih wanita lain. Lebih baik kamu lupakan Frans.” Tambah Audrey sahabat Elissa yang tiba-tiba di samping dan ikut menyaksikan hal tersebut. Elissa tidak peduli dan keluar dari gedung pernikahan, Elissa terus berlari dengan berteriak kencang. Bahkan dia tidak peduli dengan orang-orang yang melihat dirinya saat itu.“Aaaaaaaaaaa!” Teriaknya dengan kencang. Hujan tiba-tiba mengguyur kota tersebut dan membasahi gaun cantik milik Elissa. Seakan mengiringi kesedihan Elissa. Masih dalam tangis, Elissa meratapi cinta yang tidak di balas. Rasa cintanya kepada Frans begitu dalam. Sehingga luka itu tidak mudah hilang begitu saja.“Kenapa aku mencintaimu, Frans. Kenapa? Kenapa kamu tidak pernah tahu perasaan aku yang sebenarnya?” Tangis di antara bulir air hujan itu, tidak terlihat. Namun begitu sakit di rasa.Ya! Seorang putri cantik, kaya raya. Ternyata, bisa patah hati juga karena cinta. Entah cinta mana yang akan meluluhkan hati Elissa nanti.Elissa terus berjalan di pinggir jalanan di antara derasnya hujan. Elissa tidak peduli dengan kendaraan lalu lalang di jalan itu. Sehingga tanpa di sadari, dua orang merampas tas kecilnya yang saat itu dia pegang. Kemudian dua orang yang naik motor itu pun melesat pergi meninggalkan tempat itu. Elissa hanya diam dan bengong. Sedangkan seorang pria yang berteduh dan menyadari tindakan kejahatan dua orang tadi langsung mengejarnya sebelum jauh. Namun sayang, pria itu juga tidak dapat menyelamatkan tas Elissa. Entah apa yang di pikirkan Elissa saat ini.“Tidak mungkin, mana mungkin kalian menikah?” Audrey masih belum percaya dengan pengakuan Arga. Elissa masih terdiam bungkam tidak tahu ingin bicara apa lagi. Di saat yang lain tidak percaya dengan ucapan Arga, termasuk Audrey, Adel pun ikut bicara tentang kebenaran tersebut.“Benar Audrey, mereka sudah menikah.”“Ya, mereka memang sudah menikah.” tambah bapak Andre saat itu yang tiba-tiba muncul di antara semuanya. Barulah mereka menganggukkan kepalanya masing-masing. Bahwa berita itu benar adanya. Seketika Audrey pun malu sudah mempermalukan Elissa. Namun dirinya sendiri yang terjebak dalam situasinya sendiri.“Maaf, jika kalian semua baru tahu soal pernikahan Arga dan Elissa. Bukan berarti mereka tidak ingin kabarkan pernikahan ini dengan kalian semua. Arga dan Elissa hanya tidak ingin membuat pesta di pernikahan mereka. Sekarang kalian sudah tahu soal mereka bukan?” Tiba-tiba mama Belinda datang dengan papa Rajendra dan menjelaskan kebenaran tersebut. Mereka semua semakin percaya
“Tidak, aku tidak akan izinkan kamu lihat papa kamu.”Singkat, namun sangat menyakitkan bagi Arga. Elissa tidak mengizinkan Arga untuk bertemu dengan papanya saat itu juga. Padahal baru saja hubungan mereka membaik. Akan tetapi ada saja hal yang membuat mereka bertengkar.“Kenapa aku tidak boleh melihat papa aku sendiri? Aku hanya ingin bertemu sebentar dengan papa. Aku tidak minta kamu untuk antar aku, aku hanya ingin tahu papa di tahan di mana. Aku ingin datang sendiri untuk melihat keadaan papa. Kamu kok jahat banget sih, Elissa!” Ucapnya dengan terisak-isak.“Aku tidak peduli tentang itu semua, Arga Pokoknya apa pun alasannya, kamu tidak boleh bertemu papa kamu untuk sementara waktu ini.”“Iya, apa alasannya? Jelaskan!” Sergah Arga. Namun Elissa hanya diam saja tidak mau berikan alasan yang sebenarnya.“El, kenapa kamu diam saja? Apa alasannya? Dia papa aku, kenapa kamu larang aku untuk bertemu dengannya. Jika aku tahu di mana papa aku kamu penjarakan, mana mungkin aku datang kema
“Untuk apa aku marah, lagi pula itu keinginan Arga. Jika tidak, mana mungkin dia lakukan itu. Kamu tahu sendiri, Arga itu hanya ingin buat aku marah agar aku meninggalkan dia. Akan tetapi, tidak semudah itu. Aku memang kesal dengan dia karena anak ini. Tadi malam aku berpikir, mungkin ada baiknya aku tetap bertahan dengan dia hingga lahir anak ini. Setelah itu, dia yang akan merawat anak ini sendiri. Haha!”Ucap Elissa dengan penuh percaya diri. Raut senyum di wajahnya tergambar jelas, bahkan malah terlihat mengejek Arga saat itu.“Sial, kenapa Elissa malah senyum-senyum. Kok dia tidak marah sih, minimal samperin kek, terus marah-marah dan tinggalkan aku. Masa bodo dengan orang yang banyak tahu nanti masalahnya. Yang penting aku bisa terbebas dari dia.” Ucap Arga lirih.“Arga, kamu bicara apa? Bicara dengan aku ya?” Tanya Audrey saat itu.“Oh, tidak. Tidak kok, aku ke kelas duluan ya. Ada tugas yang belum aku selesaikan.” Ucap Arga beralasan.“Hem, oke. Baiklah!” Balas Audrey dengan p
“Jangan mendekat!” Spontan ucapan Arga terdengar sangat ketakutan ketika melihat Elissa. Bahkan Arga tidak ingin berdekatan dengan Elissa lagi.“Kenapa?” Tanya Elissa saat itu yang hendak duduk di sebuah kursi untuk ikut makan bersama dengan keluarga besar papa Rajendra.“Arga, kamu kenapa? Kok sepertinya ketakutan melihat Elissa?”“Tidak apa-apa, Ma, Pa.” Jawab Arga lirih takut jika yang lain tahu bahwa dia takut dengan Elissa saat itu.“Ma, Pa, sudah aku bilang sejak awal. Kenapa juga izinkan Arga tinggal di sini. Sekarang lihat saja, dekat atau lihat aku saja tidak mau. Jadi apa gunanya dia ada di sini. Ha?”“Sudah diam Elissa. Berulang kali Papa katakan sama kamu, Arga itu suami kamu. Dia papa dari anak yang kamu kandung, jadi kamu harus hormati dia. Bukan kamu perlakukan seperti ini!”“Tapi, Pa. Sejak awal aku sudah tidak suka dengan perjodohan ini. Kenapa Mama dan Papa paksa aku. Lihat, terbukti sekarang kalau papa Arga itu sudah menipu Papa. Apa Papa masih tidak percaya dan mau
Di tengah malam yang mencekam, mati lampu dan suasana di luar hujan begitu deras sejak sore tadi. Arga yang tengah tidur bersama Elissa saat itu, mau tidak mau harus dia lakukan.Arga sengaja membiarkan Elissa untuk tidur bersamanya malam itu. Karena dia ingin memberikan kesempatan pada Elissa sebagai bentuk tanggung jawab terhadap anaknya.“Kamu pikir, aku biarkan kamu tidur bersamaku malam ini tidak dengan tujuan aku Arga? Kamu akan tahu sendiri akibatnya. Rasakan ini!” Elissa memegang bantalnya dan mengarahkan pada wajah Arga agar kesulitan bernapas saat bantal itu di tekan di atasnya. Lalu bantal itu pun di gunakan Elissa untuk menekan bagian pernapasan Arga dengan kuat. Sehingga Arga kesulitan bernapas dalam tidurnya dan meronta-ronta. Sekujur tubuh tegang, kedua tangan dan kakinya meronta dengan keras. Namun karena tubuh Elissa menindih tubuh Arga, jadi Arga tidak dapat banyak bergerak. Elissa masih dengan posisinya yang bersemangat untuk membunuh sang suaminya sendiri. Sebuah s
Arga yang mendengar itu pun langsung panik dan bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya. Papa Daniel hanya bisa diam, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Karena laporan itu benar adanya apa yang sudah dia lakukan sebelumnya.“Tangkaplah saya, Pak!” Ucap Papa dengan mudahnya menyerahkan diri.“Apa-apaan ini, Pa? Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Masalah apa sebenarnya? Kenapa aku tidak tahu apa-apa?”Plok! Plok! Plok!Suara tepuk tangan terdengar nyaring dari pintu masuk saat itu. Elissa dan Mama papanya melangkah masuk. Elissa yang tampak senang, karena sebentar lagi dia akan mendapatkan haknya kembali dan memberikan kepada orang tua sebagai kejutan. Sedangkan mama Belinda dan papa Rajendra malah bingung.“Elissa, sebenarnya apa yang ingin kamu tunjukkan kepada kami?” Tanya Papa heran.“Pa, harta kita akan kembali ke tangan kita lagi. Papa Daniel sudah ketahuan dan dia harus menanggung semua yang sudah dia lakukan selama ini.”“Maksud kamu apa?” Tanya Mama belum mengerti. Namun Ar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments