Beranda / Rumah Tangga / Jodohku Musuhku / Syarat Mendapatkan Warisan

Share

Syarat Mendapatkan Warisan

Penulis: Attar am
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-22 22:24:12

“Maaf, Papa harus lakukan ini. Kamu harus ikut Papa sekarang juga.” Papa Daniel harus menarik Arga untuk masuk ke dalam mobil. Malam itu banyak disaksikan oleh teman-teman Arga yang melihat langsung kejadian tersebut. Arga tidak bisa menahan diri sampai dia masuk ke dalam mobil. Teman-temannya hanya mengejek Arga saat itu juga.

“Haha, anak Papa dijemput lagi.” Teman-teman Arga mengejek Arga.

“Iya, takut diculik tante kalau tidak pulang mungkin. Haha!”

“Bisa jadi!” Sahut yang lain lagi.

Itulah yang mereka katakan satu sama lain. Sempat terdengar di telinga Arga dan ingin marah saat itu juga. Tapi papa tetap menarik Arga dengan paksa.

“Awas saja kalian!” Ancamnya dari balik kaca mobil.

“Arga, ayo. Ayo kita pulang!”

Tiga puluh menit perjalanan, Arga dan papa Daniel tiba di rumah. Tempat balap mobil Arga memang tidak jauh. Karena itulah Arga lebih memilih untuk mengikuti hobinya bersama teman-teman lainnya.

“Papa, apa yang salah? Main paksa saja. Di mana aku taruh wajahku ketika mereka semua mengejekku tadi?”

“Arga, kamu lebih malu jika teman-temanmu mengolok-olokmu. Apa kamu tidak berpikir, Papa sangat malu memiliki satu anak tetapi tidak pernah pulang. Apakah kamu sadar? Kamu hanya punya Papa. Jika Papa meninggal saat kamu balapan di luar, tidakkah kamu akan menyesalinya?”

“Papa!” Seru Arga hendak menantang papanya.

“Apa? Kamu ingin berdebat dengan Papa?”

“Ayo, Papa. Apa yang sebenarnya Papa inginkan? Aku tidak punya banyak waktu lagi.”

“Papa minta sekali ini saja, jangan keluar dulu. Papa mau cerita sesuatu sama kamu.”

“Hmm,” Arga tidak sepenuhnya menatap papanya. Arga bahkan asyik memainkan ponselnya sambil duduk di sofa.

“Papa ingin kamu menandatangani surat wasiat ini.” Papa menghentikan ucapannya sengaja menarik perhatian Arga. Lalu Arga semakin tertarik dengan tawaran Papa dan mulai menatap Papa dengan saksama.

“Tapi dengan satu syarat!” Ucapan Papa kali ini membuat nyali Arga menciut. Awalnya dia senang dan sangat mengharapkan warisan. Tapi langsung jatuh dengan syarat papa meski belum terucap.

“Kalau mau dapat warisan Papa sekarang, kamu harus siap menikah. Umur kamu sudah matang, Papa ingin cucu dari kamu.”

“Hmm, firasat aku benar. Papa pasti memintaku untuk menikah. Papa, aku masih muda. Aku masih ingin bebas pergi ke sana kemari tanpa ada batasan dan tanggung jawab. Lagi pula, aku tidak punya calon biarkan aku sendiri dulu.”

“Kebetulan Papa juga tidak mau kamu menikah dengan pilihanmu. Tapi Papa punya pilihan sendiri untukmu. Pasti kamu tidak akan menolak, dia anak sahabat Papa.”

“Apa? Jadi Papa mau menjebakku?”

“Iya, terus sampai kapan kamu akan sendirian seperti ini? Kamu juga pasti mengharapkan warisan ini ‘kan? Pokoknya Papa mau kamu setuju dengan syarat ini. Kalau tidak, warisan ini bukan untuk kamu.”

“Papa, aku tidak mau menikah. Aku anak tunggal Papa, kalau tidak di berikan kepadaku, lalu akan diberikan kepada siapa?”

“Banyak kok yang lebih butuh dari kamu.”

“Oke, kalau begitu izinkan aku menikah dengan wanita pilihan aku.” Ucap Arga ketika mengingat baru kemarin dia menjalin hubungan dengan Gea.

“Tidak, Papa tidak mau. Pokoknya kamu harus menikah dengan pilihan Papa. Kalau tidak, tetap saja warisan ini bukan milik kamu. Kalau kamu tidak mau ya sudah!”

“Tidak bisa seperti itu. Aku juga punya hak, Pa.”

“Jika kamu merasa berhak, kamu penuhi syarat itu. Jika tidak, kamu sendiri yang akan tahu konsekuensinya.”

“Aduh, Papa sekarang begini ya! Secantik apa sih anak teman Papa, sampai mau menjodohkanku dengan wanita itu. Ah sudah lah!” Arga berdiri dan berjalan ke kamar.

“Lalu kenapa kau masuk ke kamar? Papa belum selesai bicara.”

“Mau tidur.”

“Tumben tidur di rumah, biasanya juga tidur di jalanan.”

Sesaat Arga masuk ke kamar, hitungan detik Arga keluar lagi.

“Loh, kenapa keluar lagi?” Tanya Papa.

“Mau tidur di jalan!” katanya kesal. Papa hanya tersenyum melihat anaknya yang sudah dewasa. Menyebalkan, namun papa tetap sayang Arga meski menjadi anak yang nakal.

“Arga, kapan kamu akan sadar? Apakah kamu tidak merasa kasihan pada Papa sendirian di rumah sepanjang waktu?”

“Ada pembantu, sopir, satpam, Papa tidak sendirian.”

“Ya, tapi kamu anak satu-satunya Papa.”

“Ah tidak apa-apa.” Arga pergi dan tidak peduli lagi.

“Arga, Arga, dia benar-benar berubah sejak ibunya meninggal. Seharusnya anak seusianya sudah menikah, tapi malah asyik menjadi berandalan. Nah, yang penting aku sudah mengatakan apa yang aku mau. Ke depan, aku sudah untuk menemukan cara agar Arga menyetujui persyaratan tersebut. Aku tidak sabar untuk menjadi besan Rajendra.” Dia berkata dengan sedikit senyum di bibirnya.

***

“Di sisi lain, aku masih menyukai Leon. Tapi dia lebih memilih wanita itu. Awas saja nanti, aku akan balas perlakuan kamu ini, Audrey.”

Di dalam bilik, tidak ada lampu. Hanya ada sedikit cahaya dari luar rumah yang menerangi kamar Elissa. Sudah jam 11 malam, tapi dia belum bisa memejamkan mata. Dalam benaknya, yang ada hanya wajah tampan Leon, pria idaman, namun Leon diambil oleh sahabatnya sendiri. Lebih tepatnya, sekarang bukan teman. Tapi musuh dalam selimut. Selama ini berteman dengan Elissa, hanya karena Elissa kaya. Namun setelah mengetahui keluarga Elissa bangkrut, Audrey tidak mau berteman lagi. Bahkan banyak siswa dan siswi lain yang ikut mencemooh Elissa.

“Uh iya ngomong-ngomong soal perjodohan, aku belum tahu orang itu kayak apa! Lebih baik aku mencari tahu sendiri pria seperti apa putra Paman Daniel itu.”

Elissa tidak berhenti mengoceh sendiri di kamarnya sampai dia tertidur. Sementara itu, Arga kembali ke tempat nongkrongnya seperti biasa dengan yang lain. Saat itulah, puncak di mana pemuda berkeliaran dengan bebas. Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk balapan liar di malam hari untuk menghibur diri. Namun ada juga yang melakukannya untuk bertaruh. Termasuk Arga yang selalu ikut dalam pertandingan.

“Woi, anak Papa akhirnya kembali. Tadinya aku pikir, kamu akan tidur di ketiak Papa. Ha ha!” Kata teman yang selalu mengolok-oloknya sejak tadi.

Buk!!

Satu kali pukulan keras mendarat di bibir temannya. Setelah puas melakukannya, Arga kembali bersama yang lain untuk segera melakukan balapan.

“Wah, itu orang gila kali ya? Apa-apaan ini bibirku, main tinju saja. Katanya sambil mengusap bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.

“Makanya jangan memulai masalah dengan Arga. Kayak tidak kenal Arga saja! Masih membuat masalah.” Balas yang lain.

“Loh, memang benar dia anak papa ‘kan?”

“Terserah deh!”

Saat itu, permainan akan segera dimulai. Sementara Arga bersiap-siap di dalam mobilnya. Ia berderet di antara jajaran mobil mewah lainnya yang semuanya adalah anak orang kaya.

“Baik, apakah kamu siap? Ayo mulai! Satu dua tiga!”

Setiap mobil melesat cepat di jalan. Mobil-mobil tersebut saling berkejaran untuk mendapatkan posisi pertama guna memenangkan perlombaan. Arga saat ini berada di posisi kedua. Masih ada yang jauh lebih cepat dari dia di depan sana.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jodohku Musuhku   Kebahagiaan Elissa dan Arga

    “Tidak mungkin, mana mungkin kalian menikah?” Audrey masih belum percaya dengan pengakuan Arga. Elissa masih terdiam bungkam tidak tahu ingin bicara apa lagi. Di saat yang lain tidak percaya dengan ucapan Arga, termasuk Audrey, Adel pun ikut bicara tentang kebenaran tersebut.“Benar Audrey, mereka sudah menikah.”“Ya, mereka memang sudah menikah.” tambah bapak Andre saat itu yang tiba-tiba muncul di antara semuanya. Barulah mereka menganggukkan kepalanya masing-masing. Bahwa berita itu benar adanya. Seketika Audrey pun malu sudah mempermalukan Elissa. Namun dirinya sendiri yang terjebak dalam situasinya sendiri.“Maaf, jika kalian semua baru tahu soal pernikahan Arga dan Elissa. Bukan berarti mereka tidak ingin kabarkan pernikahan ini dengan kalian semua. Arga dan Elissa hanya tidak ingin membuat pesta di pernikahan mereka. Sekarang kalian sudah tahu soal mereka bukan?” Tiba-tiba mama Belinda datang dengan papa Rajendra dan menjelaskan kebenaran tersebut. Mereka semua semakin percaya

  • Jodohku Musuhku   Pengakuan Arga

    “Tidak, aku tidak akan izinkan kamu lihat papa kamu.”Singkat, namun sangat menyakitkan bagi Arga. Elissa tidak mengizinkan Arga untuk bertemu dengan papanya saat itu juga. Padahal baru saja hubungan mereka membaik. Akan tetapi ada saja hal yang membuat mereka bertengkar.“Kenapa aku tidak boleh melihat papa aku sendiri? Aku hanya ingin bertemu sebentar dengan papa. Aku tidak minta kamu untuk antar aku, aku hanya ingin tahu papa di tahan di mana. Aku ingin datang sendiri untuk melihat keadaan papa. Kamu kok jahat banget sih, Elissa!” Ucapnya dengan terisak-isak.“Aku tidak peduli tentang itu semua, Arga Pokoknya apa pun alasannya, kamu tidak boleh bertemu papa kamu untuk sementara waktu ini.”“Iya, apa alasannya? Jelaskan!” Sergah Arga. Namun Elissa hanya diam saja tidak mau berikan alasan yang sebenarnya.“El, kenapa kamu diam saja? Apa alasannya? Dia papa aku, kenapa kamu larang aku untuk bertemu dengannya. Jika aku tahu di mana papa aku kamu penjarakan, mana mungkin aku datang kema

  • Jodohku Musuhku   Merayu Untuk Bertemu Papa

    “Untuk apa aku marah, lagi pula itu keinginan Arga. Jika tidak, mana mungkin dia lakukan itu. Kamu tahu sendiri, Arga itu hanya ingin buat aku marah agar aku meninggalkan dia. Akan tetapi, tidak semudah itu. Aku memang kesal dengan dia karena anak ini. Tadi malam aku berpikir, mungkin ada baiknya aku tetap bertahan dengan dia hingga lahir anak ini. Setelah itu, dia yang akan merawat anak ini sendiri. Haha!”Ucap Elissa dengan penuh percaya diri. Raut senyum di wajahnya tergambar jelas, bahkan malah terlihat mengejek Arga saat itu.“Sial, kenapa Elissa malah senyum-senyum. Kok dia tidak marah sih, minimal samperin kek, terus marah-marah dan tinggalkan aku. Masa bodo dengan orang yang banyak tahu nanti masalahnya. Yang penting aku bisa terbebas dari dia.” Ucap Arga lirih.“Arga, kamu bicara apa? Bicara dengan aku ya?” Tanya Audrey saat itu.“Oh, tidak. Tidak kok, aku ke kelas duluan ya. Ada tugas yang belum aku selesaikan.” Ucap Arga beralasan.“Hem, oke. Baiklah!” Balas Audrey dengan p

  • Jodohku Musuhku   Plin-Plan

    “Jangan mendekat!” Spontan ucapan Arga terdengar sangat ketakutan ketika melihat Elissa. Bahkan Arga tidak ingin berdekatan dengan Elissa lagi.“Kenapa?” Tanya Elissa saat itu yang hendak duduk di sebuah kursi untuk ikut makan bersama dengan keluarga besar papa Rajendra.“Arga, kamu kenapa? Kok sepertinya ketakutan melihat Elissa?”“Tidak apa-apa, Ma, Pa.” Jawab Arga lirih takut jika yang lain tahu bahwa dia takut dengan Elissa saat itu.“Ma, Pa, sudah aku bilang sejak awal. Kenapa juga izinkan Arga tinggal di sini. Sekarang lihat saja, dekat atau lihat aku saja tidak mau. Jadi apa gunanya dia ada di sini. Ha?”“Sudah diam Elissa. Berulang kali Papa katakan sama kamu, Arga itu suami kamu. Dia papa dari anak yang kamu kandung, jadi kamu harus hormati dia. Bukan kamu perlakukan seperti ini!”“Tapi, Pa. Sejak awal aku sudah tidak suka dengan perjodohan ini. Kenapa Mama dan Papa paksa aku. Lihat, terbukti sekarang kalau papa Arga itu sudah menipu Papa. Apa Papa masih tidak percaya dan mau

  • Jodohku Musuhku   Mimpi Buruk

    Di tengah malam yang mencekam, mati lampu dan suasana di luar hujan begitu deras sejak sore tadi. Arga yang tengah tidur bersama Elissa saat itu, mau tidak mau harus dia lakukan.Arga sengaja membiarkan Elissa untuk tidur bersamanya malam itu. Karena dia ingin memberikan kesempatan pada Elissa sebagai bentuk tanggung jawab terhadap anaknya.“Kamu pikir, aku biarkan kamu tidur bersamaku malam ini tidak dengan tujuan aku Arga? Kamu akan tahu sendiri akibatnya. Rasakan ini!” Elissa memegang bantalnya dan mengarahkan pada wajah Arga agar kesulitan bernapas saat bantal itu di tekan di atasnya. Lalu bantal itu pun di gunakan Elissa untuk menekan bagian pernapasan Arga dengan kuat. Sehingga Arga kesulitan bernapas dalam tidurnya dan meronta-ronta. Sekujur tubuh tegang, kedua tangan dan kakinya meronta dengan keras. Namun karena tubuh Elissa menindih tubuh Arga, jadi Arga tidak dapat banyak bergerak. Elissa masih dengan posisinya yang bersemangat untuk membunuh sang suaminya sendiri. Sebuah s

  • Jodohku Musuhku   Tetap Menjadi Suami Kamu

    Arga yang mendengar itu pun langsung panik dan bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya. Papa Daniel hanya bisa diam, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Karena laporan itu benar adanya apa yang sudah dia lakukan sebelumnya.“Tangkaplah saya, Pak!” Ucap Papa dengan mudahnya menyerahkan diri.“Apa-apaan ini, Pa? Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Masalah apa sebenarnya? Kenapa aku tidak tahu apa-apa?”Plok! Plok! Plok!Suara tepuk tangan terdengar nyaring dari pintu masuk saat itu. Elissa dan Mama papanya melangkah masuk. Elissa yang tampak senang, karena sebentar lagi dia akan mendapatkan haknya kembali dan memberikan kepada orang tua sebagai kejutan. Sedangkan mama Belinda dan papa Rajendra malah bingung.“Elissa, sebenarnya apa yang ingin kamu tunjukkan kepada kami?” Tanya Papa heran.“Pa, harta kita akan kembali ke tangan kita lagi. Papa Daniel sudah ketahuan dan dia harus menanggung semua yang sudah dia lakukan selama ini.”“Maksud kamu apa?” Tanya Mama belum mengerti. Namun Ar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status