SELAMAT MEMBACA
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
☕
Pagi ini, tepatnya di ruang tamu mereka berdiri menghadap Rezza dan Bella.
"Bella, perkenalkan... mereka adalah bodyguard baru di rumah ini," ungkap Rezza.
"Ah... begitu! Sepertinya aku kenal dengan kalian. Bukan kah... kalian ini teman-teman kelasnya Rezza ya?" tanya Bella merasa aneh.
"Eh, kata lu... Bella ngga kenal sama kita," bisik Mila pada Vino.
"Gw kira dia dah lupa," balas Vino.
"Wah, sialan lu! Baru mulai dah kebongkar aja kedok kita," ucap Faris pelan.
Kemudian Rezza menarik Bella menjauhi teman-teman Rez
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕"Oke, Tara. Tugas lu, cari tahu keberadaan bocah itu. Vino, cari dan selidiki keadaan orang yang meminum sodanya. Milla dan Faris, selidiki tentang orang yang nyamar jadi bodyguard itu," ucap Rezza dengan jelas dan serius."Ngga usah khawatir tentang bayaran! Ini ngga akan mengecewakan," imbuh Rezza kali ini dengan nada berbisik."Siap, bos!" jawab mereka serentak pada Rezza lalu bubar.Rezza tidak akan merasa lega sebelum mengetahui motif sebenarnya. Jika itu hanya untuk menghabisi Bella, ia rasa Hana tidak akan sampai bekerja sama dengan pembunuh bayaran kelas tinggi. Atau mungkin ini ada hubunganny
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Setelah kecelakaan itu...Rezza berhasil lolos dari geng triad, kini dia berjalan di dalam hutan, tanpa tau arah. Masih dengan sempoyongan, ia hanya berfikir harus menjauh dari TKP.Ia mendapati sungai kecil, dan duduk di tepian. Tangannya mulai membasuh area kepala hingga bersih. Napasnya begitu ngos-ngosan, ia amat merasa sakit dan lelah.Masih dengan pakaian kemeja putih, dan celana hitam ala maskulin."Ngga ada identitas, ngga ada hp. Gw tersesat!" decak Rezza kesal dengan menatap langit cerah."Ya, setidaknya Tuhan benar-benar telah menolongku," lanjut Rezza
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Di dalam kamar kecil, layaknya kos-kosan Bella dulu. Rezza tertidur, tanpa alas, hanya di atas lantai. Tadinya, ia merasa ragu, namun ditetapkan dalam hatinya, jika ingin kembali makan harus dengan ilmu bela diri. Pasalnya musuh bukan orang sembarangan, yang hanya mengandalkan senjata api, namun juga dibekali ilmu beladiri layaknya karate, whing chun.Rezza harus mensetarai, kemampuan lawan untuk pertahanan diri. Tuhan telah membawanya pada pelatih seni silat, artinya memang dia harus belajar, sebagai pengasingan diri di sini.Pagi ini... dia bangun dengan merasakan sakit disekujur tubuhnya, akibat kecelakaan kemarin. Rasa sakit pada rusuknya, makin menusuk saja. Paman d
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Sudah Seminggu, sepeninggal Rezza. Kini Bella mulai bangkit, dan beraktivitas seperti biasanya, dia begini, karena mindsetnya sudah berubah. Pikirannya terketuk, karena pa Aryo sedang dirawat di rumah sakit, akibat darah tinggi.Pemegang sementara perusahaan Aryo, kini adalah Bella. Bella sedang dilatih mejadi dewasa oleh keadannya.Kini ia berjibaku dengan dokumen-dokumen, yang bertumpuk di meja kerja. Raut wajah terlihat sangat letih, matanya kembali dipakaikan kacamata, dan rambut terlihat agak kusut. Karena dari pagi hingga petang, ia hanya berkutik dengan dokumen, ditangannya itu.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Hari ke dua di sekolah. Para pria ini datang terlambat, di sebuah ruang BK mereka berbaris, dan menunduk menghadap lantai."Ah... lu sih ngajak ke musik klub segala," bisik Tara pada Vino."Lah, lu mau njir. Ngapain nyalahin gue," balas Vino."Eh, Tar. Kayak murid teladan ae lu, di sekolah. Biasanya juga telat," sahut Faris."Mumpung ada kesempatan sekolah lagi, ya... gue mau berubahlah," tegas Tara kali ini, hmm... sedikit serius.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Di pagi hari, sang surya menyingsing di atas sana. Tirai yang menutup jendela, ia singkap satu-satu. Mata sang guru itu, terperanjat oleh eloknya pagi, jauh dari bising jalanan biasa.Pagi hari yang cerah, membawa harapan akan hari yang mudah. Surya itu menghantar untuk kembali mengajar.Nampaknya hari ini akan jadi hari yang istimewa baginya. Ya, usianya akan bertambah 1 tahun.Rumah yang ia sewa, hanya berjarak satu rumah dari komplek sekolah, tempat ia mengajar. Ia berjalan kaki hingga sampai di ruang guru.Nesha duduk, dan melihat kelender kecil yang menunjukkan hari ini, adalah ultahnya. Kemudian ia teringat akan masa SMA bersama gengnya. Di hari itu, dia mendapat kejutan dari
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Bella termenung, melihat pemandangan kota di depan jendela ruang kerjanya."Apakah Rezza juga sering melihat ke arah sana?" batinnya mulai bertanya-tanya."Kenapa rasanya di ruangan ini... aku bisa merasakan kehadiran Rezza?" ungkap Bella dengan satu tangan di dadanya. Ia merasakan jantungnya berdetak lebih kencang.Tok...tok...Karyawan wanita mulai membuka pintu, dan memberikan setumpuk berkas untuk Bella.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Empat minggu kemudian, setelah resmi menjadi siswa SMA 1 Bonnanza. Kini Vino sudah bergabung dalam gengnya Triad. Meski dia bukan anggota. Tapi, sekarang Vino sudah menjadi teman dekat Alan. Jadi, ya... ke mana-mana Vino ngikut Alan.Sedangkan si Tara dan Faris, mereka malah menjadi murid teladan di kelas, dengan belajar giat, taat peraturan, membuatnya disayang para guru.Sudah sebulan lebih sepeninggal Rezza, dan keadaan tetap sama saja bagi Milla. Susah untuk mendapatkan secuil informasi, tentang keberadaan lelaki yang mecoba meracuni Bella.Di belakang sekolah, ada Vino, ada Faris juga Tara. Merek