SELAMAT MEMBACA
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
☕
Di dalam kamar kecil, layaknya kos-kosan Bella dulu. Rezza tertidur, tanpa alas, hanya di atas lantai. Tadinya, ia merasa ragu, namun ditetapkan dalam hatinya, jika ingin kembali makan harus dengan ilmu bela diri. Pasalnya musuh bukan orang sembarangan, yang hanya mengandalkan senjata api, namun juga dibekali ilmu beladiri layaknya karate, whing chun.
Rezza harus mensetarai, kemampuan lawan untuk pertahanan diri. Tuhan telah membawanya pada pelatih seni silat, artinya memang dia harus belajar, sebagai pengasingan diri di sini.
Pagi ini... dia bangun dengan merasakan sakit disekujur tubuhnya, akibat kecelakaan kemarin. Rasa sakit pada rusuknya, makin menusuk saja. Paman d
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Sudah Seminggu, sepeninggal Rezza. Kini Bella mulai bangkit, dan beraktivitas seperti biasanya, dia begini, karena mindsetnya sudah berubah. Pikirannya terketuk, karena pa Aryo sedang dirawat di rumah sakit, akibat darah tinggi.Pemegang sementara perusahaan Aryo, kini adalah Bella. Bella sedang dilatih mejadi dewasa oleh keadannya.Kini ia berjibaku dengan dokumen-dokumen, yang bertumpuk di meja kerja. Raut wajah terlihat sangat letih, matanya kembali dipakaikan kacamata, dan rambut terlihat agak kusut. Karena dari pagi hingga petang, ia hanya berkutik dengan dokumen, ditangannya itu.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Hari ke dua di sekolah. Para pria ini datang terlambat, di sebuah ruang BK mereka berbaris, dan menunduk menghadap lantai."Ah... lu sih ngajak ke musik klub segala," bisik Tara pada Vino."Lah, lu mau njir. Ngapain nyalahin gue," balas Vino."Eh, Tar. Kayak murid teladan ae lu, di sekolah. Biasanya juga telat," sahut Faris."Mumpung ada kesempatan sekolah lagi, ya... gue mau berubahlah," tegas Tara kali ini, hmm... sedikit serius.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Di pagi hari, sang surya menyingsing di atas sana. Tirai yang menutup jendela, ia singkap satu-satu. Mata sang guru itu, terperanjat oleh eloknya pagi, jauh dari bising jalanan biasa.Pagi hari yang cerah, membawa harapan akan hari yang mudah. Surya itu menghantar untuk kembali mengajar.Nampaknya hari ini akan jadi hari yang istimewa baginya. Ya, usianya akan bertambah 1 tahun.Rumah yang ia sewa, hanya berjarak satu rumah dari komplek sekolah, tempat ia mengajar. Ia berjalan kaki hingga sampai di ruang guru.Nesha duduk, dan melihat kelender kecil yang menunjukkan hari ini, adalah ultahnya. Kemudian ia teringat akan masa SMA bersama gengnya. Di hari itu, dia mendapat kejutan dari
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Bella termenung, melihat pemandangan kota di depan jendela ruang kerjanya."Apakah Rezza juga sering melihat ke arah sana?" batinnya mulai bertanya-tanya."Kenapa rasanya di ruangan ini... aku bisa merasakan kehadiran Rezza?" ungkap Bella dengan satu tangan di dadanya. Ia merasakan jantungnya berdetak lebih kencang.Tok...tok...Karyawan wanita mulai membuka pintu, dan memberikan setumpuk berkas untuk Bella.
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Empat minggu kemudian, setelah resmi menjadi siswa SMA 1 Bonnanza. Kini Vino sudah bergabung dalam gengnya Triad. Meski dia bukan anggota. Tapi, sekarang Vino sudah menjadi teman dekat Alan. Jadi, ya... ke mana-mana Vino ngikut Alan.Sedangkan si Tara dan Faris, mereka malah menjadi murid teladan di kelas, dengan belajar giat, taat peraturan, membuatnya disayang para guru.Sudah sebulan lebih sepeninggal Rezza, dan keadaan tetap sama saja bagi Milla. Susah untuk mendapatkan secuil informasi, tentang keberadaan lelaki yang mecoba meracuni Bella.Di belakang sekolah, ada Vino, ada Faris juga Tara. Merek
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Hati berkata, jika hari ini memang tidak memungkinkan untuk pergi maka jangan memaksakan. Namun pikirannya memaksa kakinya untuk melangkah. Jadi, apa yang membuatnya tak ingin meninggalkan pekerjaan itu, meski sebentar saja. Lalu dengan badan yang dirasakannya lelah ini, ia akan tetap menyusuri jalannya perlahan."Pucat sekali! Memang kamu sakit?" tanya salah satu guru saat rapat para guru di mulai."Sedikit pusing, tapi tidak papa!" ungkap Nesha dengan memijat kepalanya."Sudah minum obat?""Saya ngga sempat, datang saja sudah telat! Heheh....""Sebaiknya kamu
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Dihari yang sama, saat jam istirahat tiba, yaitu setelah Tara dan Edo berbicara.Vino dan Faris mempercayai penjelasan Tara yang sudah meng-handle masalah yang ditanyakan Edo. Dengan bersemangatnya, mereka berjalan menuju kantin pada jam istirahat ini."Istirahat lanjut bolos, yuk!" ajak Vino dengan menaik turunkan alisnya pada Tara."Tadi dapet chat dari si Milla, kalo minggu depan kita dah ngga sekolah," sahut Faris."Yeah! Akhirnya bebas," seru Vino girang."Kok gue sedih, yak?" ungkap Faris, tanpa semangat."Namanya juga perpisahan." Vino menyahut
SELAMAT MEMBACA■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕Semua tidak menduga akan ada kejadian tragis hari ini, jadi kegiatan belajar mengajar selesai lebih awal, ada 2 mobil polisi dan 1 ambulans di sana. Kepala sekolah juga sedang sibuk berbicara dengan polisi.Siang tadi, saat jam istirahat. Seorang siswi kelas XII , melihat pintu yang mengarah ke rooftop, terbuka lebar dan terdengar berisik karena dihentakan angin. Dirinya tergerak untuk menutup kembali pintunya, dengan mengecek, apakah ada orang di atap.Namun, ia terkejut bukan kepalang. Matanya menatap pada seorang siswa yang tergeletak bersimbah darah, dengan pistol ditangannya.Siswi itu menjer