Share

Kyla Anastasya

SELAMAT MEMBACA

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Suasan pagi 🌄 yang begitu mempesona, dengan taburan bunga yang berbentuk love bersamaan dua nama yang terukir jelas pada sekumpulan rumput yang hijau nan segar di taman itu, membuat siapapun wanita terpukau melihatnya.

Pagi ini, wanita yang bernama Kyla Anastasya digiring oleh lelaki tampan bernama Sandi Lowis, atau kekasih nya menuju taman yang sudah dihias sebegitu cantiknya.

Dengan mata yang ditutup oleh sehelai kain, Kyla berjalan dengan hati-hati, tangannya menggenggam erat lelaki yang ia cintai. Hati nya sangat tak karuan, ia mulai menerka-nerka apa yang akan ditunjukkan oleh kekasih nya itu.

"Oke, berhenti! Aku akan buka penutup matanya. Setelah itu, lihatlah apa yang ada di depan mu!" tutur Sandi dengan melepas penutup mata Kyla.

Perlahan Kyla membuka matanya.

"OH MY GOD!" ujar Kyla terkejut.

Perasaan haru bercampur senang telah memenuhi hatinya sekarang. Ia berteriak girang lalu memeluk lelaki yang berada di sampingnya.

"Maukah kamu menikah denganku?" tanya Sandi dengan serius sambil melepas pelukan Kyla.

"Sebenarnya... aku ragu! Kamu belum tahu asal-usul keluargaku, aku takut kalau_____"

"Suttt! Aku mencintai kamu dengan tulus! Bagaimana pun keadaan kamu, aku akan siap menerima kamu."

"Baiklah!" ujar Kyla pasrah.

"Besok, ajak aku menemui keluargamu! Jangan menolak! Aku sudah berusaha keras meyakinkan keluargaku, untuk melamarmu."

Sandi mengecup lembut punggung tangan Kyla.

Ceroboh sekali, sebenarnya Kyla tak berniat untuk menjalin hubungan dengan Sandi sampai ke jenjang pernikahan. Meski ia benar mencintai Sandi, namun dirinya terikat dengan perjanjian bersama Hana Lowis kakak kandung lelaki yang ia cintai, yang meminta agar dia menjauhi Sandi.

Kehidupan keluarga Lowis jauh berbeda dengan kehidupan Kyla. Mereka tidak setara. Dan Hana tidak menyukai jika Sandi menikahi wanita sederhana yang diyakini hanya mengincar harta semata.

Hana hanya melihat dari penampilan dan keseharian Kyla saja. Dia tak mencari tahu dari keluarga manakah Kyla berasal.

Padahal jika Kyla mau, Kyla bisa berterus terang mengatakan kalau dia adalah anak dari Setio Gumira, yang tidak lain adalah rekan bisnis Aryo De Lazo (suami Hana Lowis).

Sayangnya, Kyla tak akan mengatakan hal itu. Ia tidak ingin melibatkan ayahnya. Untuk melihatnya saja Kyla tak sudi. Entahlah dia sudah sangat membenci ayahnya.

Cinta Kyla telah di uji. Apakah ia akan merelakannya? Sekarang dia dalam keadaan bimbang. Antara memenuhi janji atau melanggar janjinya demi cinta.

Tiba-tiba, ponsel Kyla berdering. Tertera jelas nama siapa yang sedang menelponnya.

"Siapa yang menelfon? Angkat saja!" ucap Sandi spontan.

"Aku harus ke kantor sekarang. Ini panggilan dari atasanku, Maaf!" tutur Kyla membohongi Sandi, dan langsung melengang pergi dari sana.

Padahal sebenarnya yang menelfon nya adalah Hana.

Kyla masuk ke dalam mobilnya. Bulir beningpun mulai berjatuhan membasahi pipinya. Ia tak sanggup jika harus merelakan cintanya dan meluapakan segala yang ia lewati bersama Sandi.

"Sandi, aku tidak bermaksud menyakitimu. Maaf, aku tidak bisa mengalahkan egoku!" ujar Kyla dengan meremas dahinya.

Ia terlihat amat hancur.

Kyla mulai meraih ponselnya. Dan ia membuka kontak dan ngetik nama "Bella"

Trut... Trut.... (Bella belum mengangkat panggilan dari Kyla)

Bella tak ingin mengangkat nya karena no nya tidak dikenal. Ia harus belajar dan tidak ingin di ganggu.

"Kenapa no ini terus menelfon? Sebaiknya dimatikan saja!" pikir Bella enteng. Sebelum ia matikan ada pesan masuk 📨. Bella dengan sigap membukanya.

+628288003045

Bella... Ini kaka! Kaka mau ketemu. Kaka akan menjemputmu nanti setelah kamu selesai belajar.

Sontak saja hal itu membuat Bella tak berkedip. Ia teramat senang melihatnya.

"Ya Allah... akhirnya engkau pertemukan aku dengannya," ucap Bella dengan memeluk ponselnya.

"Hei, ada apa? Kenapa lo senyum-senyum begitu?" tanya Sandra tiba-tiba dengan menepuk pundak Bella yang sedang duduk di tempat duduknya.

"Enggak papa kok!" balas Bella singkat.

"Oh ya, Bell. Gue mau belajar bareng sama lo. Istirahat nanti, gue tunggu di perpus ya!"

"Kenapa ga di sini aja?"

"Di kelas rame. Pokoknya lo harus ke perpus! Gue tunggu," jelas Sandra dan kembali duduk di tempatnya.

"Tumben sekali dia seperti ini," gumam Bella merasa ada yang tak beres dengan sikap Sandra.

█■■■■█

"Eh Sandra, gimana tadi? Dia mau?" tanya Sasya begitu antusiasnya.

"Tenang aja, dia mau kok. Lo udah siapin semua kan?"

"Semua aman terkendali. Liat aja, gimana si kelinci itu jadi bahan tontonan nanti!" ujar Sasya dengan tersenyum devil.

Pukul 10:00 (waktunya istirahat)

Di saat para siswa mulai menyerbu kantin, Bella sendiri sedang bersiap menuju Perpus.

"Arabella..." panggil Rezza yang sedang menuruni tangga.

Bella pun menoleh, mencari darimana suara itu berasal.

"Di sini." Rezza melambaikan tangannya. Dan melimbai ke tempat Bella berdiri.

"Oh, Rezza."

"Mau ke Kantin kah?" tanya Rezza kemudian.

"Enggak! Gue mau ke perpus."

"Oh, emm... gu—gue juga mau ke perpus sih. Kalau gitu bareng kuy!" Rezza mulai memberanikan diri mendekati Bella dan berbohong yang tadinya mau ke kantin untuk mengisi perut kosong, eh sekarang malah ke perpus.

Rezza kayaknya bakal ketularan kutu buku nih.

"Hilih! Komen ae lu thor," gerutu Rezza pada gue (Author).

"Terserah gue dong! Belum ae si, gue ubah alurnya, biar elu jadian sama Hana," kata gue dengan tertawa jahat.

"Nego la thor! Gue sama Bella aja ya? Please! lo manis deh sampe bikin orang diabetes."

"Bisaan ngerayu gua! Oke, gue pikir-pikir dulu. Btw, yang baca juga manis loh," ucap Author sedikit terkekeh.

"Eh, iya tuh hehe... senyumnya manis banget," ujar Rezza dengan membayangkan wajah si pembaca di part ini.

"Heh, kenapa kok senyum-senyum sendiri?" Bella menepuk pundak Rezza karena Rezza berlagak aneh, berbicara sendiri dan senyum-senyum tak jelas.

Padahalkan dia habis ngomong sama gue (Author) wkwk. Bella gak tau.

"Hehe... habisnya senyuman si readers manis banget kayak kamu," balas Rezza tanpa sadar membuat Bella agak gugup

Karena tak ingin kegugupannya dilihat oleh Rezza. Bella pun melenggang menuju perpus dengan cepat. Bahkan dia tak menjawab saat Rezza memanggilnya.

Jantungnya berdetak cepat, susah distabilkan.

█■■■■█

"Hana, aku akan memenuhi janjiku untuk meninggalkan Sandi."

"Wah, inilah yang ku tunggu. Terima kasih!" balas Hana dengan menjulurkan tangannya untuk bersalaman dan beranjak dari kursi di kafe tempatnya berbincang bersama Kyla.

Setelahnya Kyla mengetik pesan berikut untuk Sandi.

Sandi, maafkan aku! Karena aku tidak bisa menikah dengan mu. Keluargamu benar tentang aku yang hanya mengincar hartamu, aku tidak mencintaimu. Hari ini lewat pesan ini aku memutuskan hubungan kita, tolong jangan mencariku untuk meminta penjelasan lagi. Karena ini sudah sangat jelas.

"Ku harap... inilah jalan yang terbaik. Maaf kan aku Sandi!" tutur Kyla setelah mengirim pesan singkat kepada kekasihnya.

Kyla tak berfikir panjang lagi, ia mematikan ponselnya dan mematahkan kartu simnya.

........

Deg

Deg.....

Deg........

Deg.............

Bella membuka pintu perpus dengan hati-hati. Firasat buruk membuatnya menghentikan langkah untuk masuk ke ruangan berisi banyak buku itu.

"Kenapa diam? Bukannya lu mau masuk?"tanya Rezza setelah berhasil mengejar Bella.

"Eh iya sih, tapi...."

"Tapi apa? Yaudah yuk masuk!" Rezza memegang knop dan mulai mendorong pintunya.

Sementara Bella masih saja berdiri di depan pintu.

Rezza mulai masuk guys... dan apa yang terjadi, wah ternyata kita sudah berada di penghujung nih guys, oke cerita ini lanjut di part selanjutnya ya.

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Hay... Arigatou ya udah baca+vote, maaf kalau ada ketypoan.

Semoga kalian kgk bosen ya baca ceritanya. Maaf kalau ada kesalahan kata. Terima kasih untuk kalian yang sudah membaca. Jangan lupa comment dan vote nya ya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status