Share

Perasaan Hana

SELAMAT MEMBACA

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Di sofa panjang yang berada di ruang tamu, terbaring seorang wanita dengan berbalut busana cantik, tengah asyik membaca majalah remaja kekinian.

Kakinya terlentang, menikmati pijatan dari pembantu rumah tangganya.

Terlihat rasa letih dari wajah pembantu itu. Namun ia relakan karena sudah tugasnya melayani seorang majikan.

Kemudian, Rezza datang melewati pintu rumah dengan senyum penuh kemenangan di bibirnya, pandangannya teralihkan ketika melihat mama tirinya yang terbaring itu dipijat oleh mbok atau pembantu rumah tangga.

"Mbok..."panggil Rezza dari kejauhan.

"Iya, tuan muda?" jawab mbok dengan semangat mencoba menutupi rasa letihnya.

"Eh, Rezza udah pulang ya?" sahut Hana terperangah dan langsung berjalan menghampiri Rezza.

"Kok cepet banget sih? Ayo duduk bentar! Pasti kamu capek... kan?"

Hana mengelus punggung Rezza. Rezza risih dibuatnya dan bergerak agak menjauh.

"Ah, enggak ma! Rezza langsung ke kamar aja."

"Yaudah kalo gitu. Mbok, antarkan susu ke kamar Rezza, ya!" Hana menyuruh mbok yang masih ada di sana.

"Eh, iya Nyonya."

Rezza berjalan menaiki tangga dengan tersenyum-senyum sendiri. Ia membayangkan kejadian tadi siang bersama Bella. Mengapa dari awal Rezza bertemu dengan Bella, ia tak bisa berhenti memikirkan Bella.

Dari arah kejauhan sepasang mata Hana mengamati gerak-gerik Rezza. Perasaan apa yang telah melanda diri Rezza. Sungguh Hana tak mengerti.

"Apa gue... suka sama Bella ya?" gumam Rezza dengan menyelak rambutnya. Ia buka perlahan knop pintu kamarnya dan membiarkan pintu terbuka. Rezza menghempaskan badannya ke kasur untuk melepas lelah.

"Kamu kenapa? Kok senyum-senyum sendiri sih sayang," cletuk suara wanita yang sekarang menjadi mama tiri Rezza.

"Ahhh Mama," ujar Rezza membelalakkan matanya karena kaget.

"Ini susunya, minum dulu ya!"

"Mbok mana?" tanya Rezza tidak suka jika mama tiri yang mengantarkan susu lalu masuk kamarnya tanpa ijin.

"Mbok lagi banyak kerjaan di dapur, jadi mama yang bantu anter susu ke kamu," jawab Hana kemudian duduk di pinggir kasur Rezza.

"Kenapa ya... gue ngerasa mama selalu cari alesan biar deket sama gw. Oh Tuhan! Apa jangan-jangan dia suka sama gue? Aduhhh, gak-gak! Gue ga boleh mikir kayak gitu. Itu ga bener!" bantin Rezza mengkrutuki.

"Rezza, kenapa ngelamun? Apa kamu ga mau cerita? Hal apa yang bikin kamu... senyum-senyum gitu?" Hana mulai mencari-cari informasi. Ia menatap Rezza intens.

Ia sangat takut kalau ada perempuan lain selain dirinya di dunia ini yang mencoba memiliki Rezza.

Rasa sayang Hana sudah berubah jadi cinta, dan perlahan mengubah pola pikir untuk memiliki Rezza seutuhnya.

Ia juga sadar, apa status dan perannya di mata Rezza. Hana ingin lebih dari itu.

"Ahh, Mama jangan kepo deh! Rezza ga suka," balas Rezza kemudian bangun dan bergerak menuju balkon.

Di sana ia terus berfikir, mencoba mengalahkan perasangka buruk ke mama tirinya.

"Sayang, katakan siapa gadis yang membuatmu begitu semangat hari ini? Kamu nampak beda!" Hana menghampiri Rezza menanyakan kembali hal itu.

"Ayolah Ma, tidak ada gadis! Aless hanya senang karena hari ini, Aless menyelesaikan game dengan baik." Ini pertama kali nya Rezza berbohong pada Hana. Entahlah Rezza hanya menuruti kata hatinya yang menyuruhnya berbohong.

"Kamu ga bohong kan Aless?"

"Engga, Ma! Tolong jangan tanyakan soal gadis! Aless masih sendiri kok ma," tutur Rezza dengan tersenyum tipis pada mamanya.

Hana membalas dengan senyum juga. Ia pun berlalu dari sana dengan perasaan senang, kelak mengetahui tak ada siapapun gadis yang dekat dengan Rezza sekarang.

Masih di balkon. Rezza menggerutu sendiri. Ia menyesal membohongi mamanya. Tapi, di lain sisi ia juga tidak mau mamanya tau kalau Bella lah yang sudah membuka hatinya.

Rezza pun menghambur menuju kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.

Selang beberapa menit, setelah selesai mandi. Masih berbalut handuk yang dikalungkan di leher dan memakai celana boxer. Rezza meraih ponselnya yang baru saja berbunyi di atas meja dekat kasur. Ia membuka kontak chat, terlihat ada chat dari Vino teman sepergame nya itu.

Vino Pe'a

P

P

Beb, entar malem main yuu

Mumpung libur nih.

Kuy gila²an. Kita karokean

Woyyyy

Read ae teroooss

Asw

Oke:v (balas Reza singkat)

Singkat bener

Rezza mulai bersiap-siap menata dirinya sekeren mungkin. Ia menghambur keluar dengan hati-hati.

Hana yang kebetulan keluar dari kamarnya yang berada di bawah kemudian memanggil Rezza dengan lantang.

"Aless mau kemana kamu? Bukankah malam ini kamu harus ikut meresmikan perusahaan baru papa kamu?"

"Please, Ma! Aless gak mau ikut! Aless mau pergi sama temen-temen." Rezza memohon dengan wajah sedikit memelas.

"Nanti Mama harus bilang apa ke papa? Haa?" Hana mulai berjalan menghampiri Rezza yang sudah berada di depan pintu masuk rumah.

"Bilang apa kek! Mama kan jagonya bikin alasan. Lagian papa gak akan marah kalo sama mama. Please, Ma! Aless mau keluar," ujar Rezza dengan menggapai tangan Hana. Dengan wajah agak ditekuk Hana pun mengiyakannya.

Karena refleks, Rezza memeluk Hana dengan girang.

"Aku sayang Mama!" ucap Rezza singkat. Lalu pergi dengan mengendarai motornya.

Masih di depan pintu masuk rumah, Hana memanggil dua orang pria besar dan kekar yang ternyata itu bodyguard atau orang suruhan nya.

Sambil berbisik, Hana menyuruh dua orang itu untuk membuntuti Rezza, anak tercintanya.

"Hati-hati jangan sampai ketahuan! Dan masalah ini hanya kita yang tahu. Rahasiakan! Kalian akan dapat bayaran," tutur Hana tegas.

"Baik, Nyonya" ucap kedua orang itu kompak lalu bersegera mengejar motor Rezza menggunakan mobil.

"Lihat saja! Bagaimana aku akan mendapatkan mu, sayang!" ujar Hana dengan tertawa jahat.

.

.

█■■■■█

"Bella kangen Ibu! Sekali-kali mampir dong dimimpi Bella. Ibu... di mana kaka sekarang ya? Bella juga kangen sama dia, hum..." ujar Bella dengan memperhatikan foto ibunya.

Matanya berkaca-kaca serasa ingin menangis. Dia benar-benar sendiri sekarang, entah kapan dia akan bertemu dengan kakanya.

Krukkk......

Perut Bella berbunyi, pertanda ingin diisi.

"Aduhh, laper! Gue males keluar cari makan. Udah malem, takut!" titah Bella mengkrucutkan bibirnya.

"Kalo ga makan, entar gue sakit! Kalo gue sakit, gue sendiri yang susah. Ga mau ah. Mending gue cari makan sekarang," batin bela berkata.

Bella keluar dari kosannya berjalan menyusuri tempat pedagang kaki lima berada. Matanya tertuju pada gerobak yang bertuliskan "Nasi goreng pas di perut Rakyat"

"Ini yang gue mau, kayaknya nikmat nih," ucap Bella lalu memesan. Ia tidak sabar menyantap habis makanan lezat itu.

"Bella..."panggil seseorang dari sebrang jalan. Bella seperti mengenal suara itu, ada lelaki yang melambai-lambai. Tapi ia tak bisa melihat dengan jelas karena tidak memakai kaca mata.

Bella pun mengacuhkannya dan belaga tidak kenal saja.

"Aih, diem aja? Sombong banget tu anak!" gerutu Rezza dari sebrang.

Selang beberapa menit,

"Aduh, Bellaaa, apa lo gak kenal gue? Sombong banget lu!" titah Rezza dengan berdiri di hadapan Bella yang sedang duduk menunggu Nasi gorengnya.

Bella terperanjat oleh penampilan Rezza yang tampak keren malam ini.

"Heh, kenapa bengong?" Rezza tidak peka, kenapa Bella sampai bengong.

Rezza pun duduk di samping Bella.

"Ah, enggak!" Bella gugup dan hanya menjawab seadanya. Ia refleks dan menggeser posisinya memberikan ruang kosong di tengah-tengah mereka.

"Aduh bu, hati Bella dag dig dug," ujar Bella pelan.

"Pak, pesen satu lagi!" ujar Rezza dengan mengangkat sedikit tangan kanannya.

"Oke!" balas penjual nasi goreng.

"Bella, emangnya lo suka makan di pinggir jalan begini? Bukannya, cewe jaman sekarang itu... gak mau makan di pinggiran begini? Karena jorokkan?" tanya Rezza gumam.

"Enggak juga kok! Gue biasanya makan di warteg depan kossan, tapi karena udah tutup... jadi, gue makan di sini!" jawab Bella sembari melahap makanannya, yang baru saja diantarkan.

"Rezza, makan dulu tuh nasinya! Nanti kita ngobrol lagi," lanjut Bella mempersilahkan Rezza untuk menghabiskan nasi goreng. Kan sayang kalo dingin gak enak hehe

Tanpa mereka sadari ada dua orang yang sedang mengintai dan memotret mereka yang sedang menikmati makanan khas Indonesia ini.

Ponsel Rezza berbunyi terus-menerus, terpampang nama vino yang sedang menelphon nya.

"Apaan?" kata Rezza sedikit emosi.

"Kapan ke sini? Lama banget lu," kata Vino tak kalah emosi di ponsel Rezza.

"Sorry, gue dateng telat! Gak usah nunggu gue, duluan ae sama anak-anak!"

"O aje anjir, aturan ngomong dari tadi! Bikin kesel ae nih gue dah nunggu juga."

"Iya iya, maaf! Gue lupa," ujar Rezza lalu mematikan ponselnya.

"Siapa?" tanya Bella kemudian.

"Vino, temen gue," jawab Rezza singkat kemudian beranjak membayarkan nasi gorengnya dan Bella.

"Wah, gue dibayarin nih? Lo baik banget sih."

"Ah, masak sih? Biasa aja deh!" balas Rezza dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Lalu mereka mulai berjalan lurus saja menyusuri trotoar yang penuh dengan pedagang.

"Udah jam setengah sepuluh nih, lo mau pulang?" tanya Rezza begitu melihat jam tangannya.

"Iya, entar gue pulang kok. Lu mau kemana?" Bella balik bertanya pada Rezza.

"Gue mah gak pulang! Paling nginep di rumah tem____"

"Waduh..." potong Bella karena terkejut. Rezza menghela napas pendek setelah melihat Bella terkejut.

"Gue mah, emang jarang pulang. Gak betah gue di rumah! Kalo lu mau pulang, yuk lah gue anter! Bentar ya gue ambil motor di parkiran dulu."

Belum sempat Bella mengiyakan, tapi Rezza sudah pergi mengambil motor duluan.

"Ya Tuhan! Aduh, kalo ada yang liat gue boncengan sama kakel gimana nih? Pasti jadi bahan gosip baru," runtuk batin Bella.

Rezza datang dengan motornya. Bella bersegera naik dengan malu-malu. Dua lelaki suruhan Hana masih membututi mereka dari belakang.

█■■■■█

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Jangan

lupa

Vote

dan

comment

nya

guys. Bye sampai jumpa

di

next

episode

nya.

Author💞

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status