Share

RESTU SANG RAJA

"Guru Li, mereka ini siapa" ucap Ryu.

"Sepertinya mereka perampok"

"Heeeyy, kenapa diam! Serahkan barang bawaan kalian!" Ucap perampok itu sekali lagi.

"Sejengkal pun hatiku tak gentar melawan kalian semua!" ucap guru Li.

"Rupanya kau berani juga kakek tua" jawab perampok itu.

Perlahan lahan Cakra Fhey milik guru Li mulai menyelimuti tubuhnya.

"Cakra mu masih berada di bawahku, lebih baik serahkan barang bawaan mu atau mati" ucap pemimpin perampok itu lagi.

Guru Li paham!. Bertarung berbeda satu tingkat itu seperti bertarung dengan kemampuan 10.000 kali lipat dirinya. 

Guru Li harus menghadapi 9 orang tingkatan Cakra They dan satu orang tingkatan Lin Do. Tentu itu bukan pertarungan yang mudah untuknya.

Ryu mencabut pedangnya.

"Ayo sini maju kalian lawan aku" ucap Ryu.

"Tuan muda, cepat lari tinggalkan pertarungan" ucap guru Li.

"Tidak guru, aku akan membantumu" 

"Heeh kalian, ayoo serang dia" ucap pemimpin perampok itu kepada anak buahnya.

Tiba tiba saja energi berwarna merah menghantam tubuh Ryu hingga membuatnya terpelanting sangat jauh, hal itu membuat mulutnya memuntahkan darah.

"Ryu bangun, lari, lari, cepat lari!" Ucap guru Li.

Guru Li berusaha menangkis dan melawan semua serangan dari kesembilan perampok itu.

Disaat guru Li kewalahan dan terpojok, pemimpin perampok yang bertingkatan Cakra Lin Do itu ikut menyerang. 

Guru Li menangkis serangan itu hingga mulutnya mengeluarkan darah.

"Ryu, lari, cepat lari!" Ucap guru Li kembali.

Ryu yang melihat gurunya terluka ingin membantunya, tetapi ia tidak memiliki Cakra, akhirnya ia memutuskan untuk berlari dan melaporkan kejadian ini kepada ayahnya.

Ryu yang sampai di kerajaan segera melaporkan kepada ayahnya, dengan segera sang raja menuju ke tempat kejadian.

Saat sampai, hanya butuh satu serangan membuat kesepuluh perampok terpelanting.

"Siapa kalian? Beraninya berbuat rusuh di area kerajaan ku?" Ucap Sang Raja Go.

"Lari lari ayo lari, tingkatannya berada jauh diatas kita" ucap pemimpin perampok itu kepada semua anak buahnya.

Setelah mendapatkan serangan, kesepuluh perampok itu berlari tunggang langgang.

Saat itu raja melihat keadaan guru Li yang sudah terluka sangat parah.

Kemudian Ryu menghampiri gurunya itu.

"Tuan muda, berjanjilah denganku" ucap guru Li.

"Iya aku berjanji guru" ucap Ryu menangis melihat guru Li terbaring tak berdaya.

"Berjanjilah engkau akan menjaga keluarga Go dengan kekuatan mu, dan jangan biarkan kerajaan diambil alih kerajaan Zios, menang-kan pertarungan ing.." dengan susah payah guru Li berbicara kepada Ryu, belum sempat ia mengatakan semuanya, dia sudah tewas.

Ryu menangis melihat gurunya tewas di hadapannya. Ryu sangat terpukul, sekilas ia teringat momen momen bersama gurunya. Tetapi takdir berkata lain, guru yang selalu sabar mengajarkan berbagai hal untuknya harus tewas di depan matanya. 

Sang ayah yang melihat putranya bersedih menghampirinya.

"Sudah jangan bersedih, sesungguhnya apapun yang ada akan tiada" ucap ayahnya kepada Ryu.

"Kenapa ayah tidak membunuh semua perampok itu" ucap Ryu sambil menangis.

"Jika ayah membunuh perampok itu, apa guru Li akan bangkit kembali"

Ryu hanya terdiam dan menangisi gurunya.

"Hidup harus terus berjalan, jika kesedihan mu sudah berakhir, temui ayah!" Ucap Raja itu kembali.

Lalu Sang raja pergi meninggalkan guru Li dan anaknya.

Tak lama setelah itu, Ryu mendatangi ayahnya dengan perasaan yang masih bersedih, hal itu terpancar dari wajahnya.

"Kenapa ayah memanggilku" ucap Ryu.

"Suatu saat kerajaan ini milikmu, jika kamu terus begini. kerajaan ini hanya akan menjadi legenda yang tak pernah ada di masa depan"

Ryu mencerna perlahan lahan yang dikatakan oleh ayahnya.

"Ukir namamu pada legenda dan Jika kamu menjadi pemimpin suatu bangsa, jadilah yang agung, bijaksana, jujur dan kuat" ucap raja itu kembali.

"Aku tidak mengerti ayah! Kenapa ayah berbicara seperti itu kepadaku?" 

"Wahai anakku, datanglah kemari" 

Ryu berjalan mendekati ayahnya.

"Ambillah ini, kalung ini pemberian dari kakek keluarga kita, jadi simpanlah baik baik" ucap sang raja kepada Ryu sembari memberikan kalung bermata mutiara berwarna emas kehijauan.

"Apa ini ayah!" 

"Simpan lah, sisa umur ayah mungkin hanya beberapa tahun kembali, jadi ayah memberikanmu saat ini"

"Tidak ayah! Aku menyayangimu ayah" ucap Ryu.

"Ryu, tidak perlu lagi kamu berpikir tentang pertarungan ingkar, ayah akan melawan semua kerajaan yang akan menyerang kerajaan kita"

"Apa yang ayah maksud, apa ayah akan menolak pertarungan ingkar itu" 

"Saat ini putra ayah lebih penting, kakak kakakmu dan seluruh jajaran kerajaan sudah menyetujui peperangan itu"

"Tidak ayah, aku akan bertarung, aku berjanji akan menang ayah"

"Ryu, kemampuanmu saat ini tertinggal jauh dengan Mio Zu, mustahil kamu bisa memenangkan Pertarungan"

"Aku akan berlatih terus ayah, kasihan penduduk jika terjadi peperangan"

"Penduduk sudah diperintahkan untuk mengungsi ketempat lain. Ryu!, kamu juga harus mengungsi ke kerajaan Vin Dong"

"Tidak ayah, aku akan bertarung sampai titik darah penghabisan, aku janji akan menang" ucap Ryu meyakinkan ayahnya.

"Aku tidak ingin melihat putraku tewas dihadapanku, sesungguhnya Mio Zu memiliki kekuatan siluman yang tersembunyi di dalam tubuhnya, itu sangat dahsyat, belum diketahui sebesar apa kekuatannya jika sampai keluar"

"Wahai Raja yang agung ayahku, tolong percaya dengan anakmu ini" ucap Ryu memohon kepada ayahnya.

"Izinkan aku berkelana ayah, aku janji akan pulang dengan kekuatan yang setara dengan Mio Zu" ucap Ryu kembali.

Sang raja termenung.

"Wahai ayah, aku ingin mempertahankan kerajaan Go seperti janjiku kepada guru Li" ucap Ryu kembali.

Raja yang mendapatkan tekad anaknya sangat kuat, akhirnya memberikan kesempatan.

"Wahai putraku, berjanjilah kau tidak akan mati dalam pertarungan"

"Baik ayah, aku berjanji" 

"Kurestui kau berkelana"

"Terimakasih ayah, terimakasih banyak"

Dengan segera Ryu mempersiapkan barang barang yang hendak ia bawa berkelana. Tak lupa pedang yang diberikan oleh guru Li juga dibawa.

Shabi yang melihat adiknya berkemas barang menghampirinya.

"Hendak kemana kau adikku?" Ucap Shabi.

"Aku akan berkelana kak" 

"Apa ayah sudah mengetahuinya" 

"Sudah kak, kakak mau kasih aku apa" 

Shabi tak menghiraukan itu dan segera mendatangi ayahnya.

"Wahai ayah, apakah kau mengizinkan Ryu untuk berkelana" ucap Shabi.

"Tekadnya begitu besar untuk memenangkan pertandingan"

"Tapi ayah!, bukankah ayah mengetahui Ryu tidak memiliki Cakra, diluar banyak penjahat yang bisa membunuhnya ayah, izinkan aku menemaninya ayah"

"Wahai anakku, jika kau bersama adikmu, lalu siapa yang akan menemani ayah"

"Tapi ayah! Diluar banyak penjahat yang sewaktu wak." Belum selesai Shabi berbicara kepada ayahnya. Ryu datang.

"Kak!, Ryu sudah dewasa, Ryu bisa menjaga diri, Ryu juga sudah punya pedang sakti, kakak bersama ayah saja di kerajaan, Ryu janji akan pulang tahun depan" ucapnya.

Tekad yang kuat membuat Ryu tak gentar dengan kehidupan di luar sana, sebelum melangkahkan kaki keluar kerajaan, ia memeluk ayah dan kakak kakaknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status