Share

Bab 12

Hari ini ketika aku sedang duduk santai di apartemen yang kubeli dari uang milik Mas Argam. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Panggilan dari Ibu mertua tercinta.

"Suci ini Ibu. Kamu ada di mana?"

"Suci masih ada di kampung, Bu. Ada apa Ibu, tumben menelpon Suci? kabar Ibu sehatkan?

Aku masih berusaha bersikap biasa saja pada mertuaku itu.

"Baik! kabar Ibu baik. Ibu cuma mau menanyakan, apa kamu yang menjual rumah?"

Jawaban Ibu masih terdengar ketus.

"Menjual rumah? Rumah yang mana ya Bu?"

Aku pura-pura tidak tahu. Padahal rumah itu sudah dilimpahkan kepada notaris karena sudah ada yang berminat untuk membelinya. Dalam waktu 2 atau 3 bulan ini rumah itu akan segera berpindah tangan.

"Ya, rumah kamu dan Argam. Rumah siapa lagi? bukannya sertifikat rumah itu kamu yang pegang?"

"Bukan, Bu. Rumah itu tak mungkin dijual, itu kan rumah satu-satunya milik kami. Lagipula sertifikatnya disimpan Mas Argam dalam brankasnya, bahkan Suci tidak tahu kode untuk membuka brankas itu."

"Jangan-jangan Argam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
rasain kmu Argam kmu sdh g punya muka dgn Calista dh g punya muka dgn Suci kmu dh d buang ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status