Share

Bab 91 Riska kenapa?

"Maaf Va, tapi benar-benar perutku mual," ucap Riska.

"Nggak apa-apa." Aku mendorong kursiku kemudian mendekati Riska. Aku pijat tengkuk lehernya, agar dia merasa lebih baik.

"Jangan-jangan dia hamil," ucap seseorang yang duduk di meja sebelahku.

"Apa maksudmu mengatakan hal itu?" tanyaku padanya.

"Ya nggak apa-apa. Sekarang lihat deh, dia muntah-muntah di pagi hari, bukankah pas sama ciri-ciri orang hamil?"

"Kalau ngomong disaring dulu mulutnya! Nggak tau apa-apa udah ngomong hamil!"

"Loh, kok kamu nggak terima?!"

"Kirim aja nggak gimana aku mau terima? Dasar aneh, kenal juga nggak udah main tuduh!" Ingin aku menyiram muka perempuan itu dengan teh yang ada diatas meja, tapi tanganku malah ditarik oleh Riska.

"Va … aku pulang aja ya," ucap Riska.

"Aku anterin ya," usulku pada Riska.

"Nggak usah, aku naik taksi online aja, kamu kan ada kelas pagi," tolak Riska.

"Udah, nggak usah dipikirin," jawabku.

Aku kemudian membantu Riska untuk berdiri dan memapahnya.

"Maaf Va, ngrepotin kamu," u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status