Share

Bab 90 Ulat bulu tak mau menyerah

"Va, kamu selalu bawa kan?" tanya Riska. Entah apa maksudnya malah tanya seperti itu.

"Bawa apaan?"

"Permen!" jawab Riska ketus. "Botol Va, botol."

Auto mikir dengan ucapan Riska. Aku ingat-ingat tentang botol, yang terlintas di otak malah bayangan tampan suamiku. Aku geser kembali bayangan suamiku, yang keluar malah Song Joong Ki. Hih! Ni otak kenapa mendadak pintar!

"Kelamaan mikir kamu, Va!" hardik Riska. Dua orang laki-laki itu sudah sangat dekat jaraknya dengan kami.

"Om-om! Lihat deh, ke atas," ucap Riska.

"Ada apa di atas?" tanya salah satu laki-laki itu.

"Itu ada cicak bawa koper, kayaknya keberatan deh. Bantuin dulu gih Om," jawab Riska membuatku tepuk jidat. Bisa-bisanya dia bercanda disaat seperti ini.

"Ngledek kamu, hah?!" bentak laki-laki itu.

"Siapa yang ngeledek?" elak Riska. "Kalau yang ini beneran deh, tuh lihat dipojokkan," tunjuk Riska pada benda kecil yang terpasang di langit-langit pojok lift. "Kasih lihat giginya dulu, Om!" perintah Riska. Yang lebih mencengang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status