Share

Bab 21

Aku dan Adrian masuk ke dalam kamar kami masing-masing. Rasanya sedih sekali. Sudah membayangkan pergi jalan-jalan dan membeli baju baru, tiba-tiba harus gak jadi. Padahal … Om Dirga begitu yakin awalnya akan mengajak kami. Namun, entah kenapa dia tak datang. Ibu sudah menelponnya, tapi tidak juga diangkatnya. Jujur, aku kecewa.

Kulihat Ibu duduk dan mengotak-atik HP-nya. Aku menoleh ke arah Adrian, tapi rupanya dia tengah berjinjit dan mengintip layar gawai yang Ibu pegang. Aku menyenggol lengannya, tapi dia memberikan isyarat agar aku diam. Ditempelkannya telunjuk pada bibirnya.

“Kenapa?” tanyaku tanpa suara. Hanya gerakan bibir yang untungnya bisa dia baca.

“Kita gak usah pergi,” tukas Adrian lagi. Dia pun sama, hanya gerakan mulut tanpa suara.

“Kenapa, sih?” Sama-sama hanya gerakan mulut jua. Adrian hanya menggeleng dan menyilangkan lengan di depan dadanya. Aku paham, pasti ada hal yang membuat Adrian sudah menyimpulkan. Akhirnya aku mengangguk saja dan menautkan jempol serta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Apa yang terjadi dengan om Dirga dan siapakah orang yang selalu mengawasi dari dalam mobil
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status