Share

Bab 22

“Bu, mobil yang kemarin itu ada lagi, loh!” Aku masuk dan mendekati Ibu yang tengah duduk dengan Nek Wasti---istri Kakek Anom.

“Ya, itu kan jalan umum, Cha.” Ibu menjawab santai.

Dih, Ibu tuh. Kadang gemes. Kenapa coba gak ada takut-takutnya. Jelas-jelas mobil itu aneh. Masa tiap jam segini berhenti di sana. Namun karena Ibu cuek saja, akhirnya aku tak memaksa. Aku akan bicara pada Adrian saja. Biar dia dan teman-temannya menangkap sang pelaku segera.

Warung makan Ibu biasanya baru akan tutup jam sembilan malam. Ibu akan sudah mengusirku semenjak adzan maghrib berkumandang. Dia akan menyuruhku untuk belajar.

Kini di ruang tengah rumah kami yang sempit, beralaskan tikar yang digelar. Aku dan Adrian tengah tepekur dengan buku masing-masing di tangan.

“Ian, Kamu masih banyak gak PR-nya?” Aku bicara sambil melirik sekilas pada Adrian. Dia tengah membaca buku sambil tiduran telentang.

“Udah kelar dari tadi, kok. Kenapa?”

“Kakak lagi mau ngajak kamu menjalankan misi.” Aku bicara samb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aenun S
mbi icha ini yg disukai genta itu ya......
goodnovel comment avatar
LarasatiEndang PoenyanyaPithy Arjoenaneglendang
pk dirga kmn ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status