Share

Bab 55

Di asrama, Idawati sudah menungguku. Sepertinya dia masih terkaget-kaget dengan kejadian kemarin. Hanya saja, aku mencoba bersikap biasa.

“Sudah sampai, Da?” Aku berbasa-basi.

“Sha, sorry, ya!” Idawati mendekat dan menatapku. Bukannya menjawab pertanyaanku, tapi dia malah membuka topik baru.

“Untuk?” tanyaku lagi.

“Aku gak tahu, Ibu tiriku ternyata Ibu kandung adikmu.”

“Oh, itu … sudah, gak apa-apa.”

“Gak enak saja, Sha.”

“Semua orang punya masa lalu, Da. Kita mana boleh menghakiminya.”

“Iya, Sha.”

Ketukan pada pintu kamar kami membuat obrolanku dengan Ida terhenti. Rifani yang datang. Seperti biasa, wajahnya muram.

“Sini, cerita!” Aku menepuk tempat kosong di sampingku.

Rifani berhambur, tapi bukannya bercerita. Dia malah menangis. Aku dan Idawati saling bertukar pandang. Kami bertiga cukup dekat karena bagaimanapun memiliki latar belakang keluarga yang sama. Sama-sama bermasalah.

Aku dan Idawati hanya duduk diam membiarkan dia menyelesaikan tangisnya. Kadang, tak semua hal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
kelas 9 bukannya setara kelas 3 SMP ya thor? apa di sekolah inter beda? kan SD 6 kelas, SMP 3 kelas, jd SMA itu kelas 10, 11 dan 12?
goodnovel comment avatar
Yuyun Yuningsih
ah si ica mah pisebeleun. sakitu bageur na eta pa dirga, anger we di api lain ku hate sorangan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status