Share

Pov Kanaya

Ada yang berbeda pagi ini kala aku terbangun dari tidurku. Mengerjapkan mata sesaat mengumpulkan sisa kesadaran yang masih tertinggal di alam mimpi. Hari ini, hari ke 2 setelah surat kepemilikan semua aset Mama beralih menjadi namaku. Masih seperti mimpi akhirnya aku berada di titik sekarang ini.

Segala lara yang aku rasakan sedari aku bayi merah kembali menari-nari di pelupuk mata.

Dering ponsel di sela bantal mengalihkan perhatianku. Bik Rum, wanita hebatku.

"Ya, Bik!" jawabku setelah menyandarkan punggung pada sandaran ranjang.

"Neng, Naya! Bibik sudah sampai. Sekarang teh lagi jalan ketemu Mamah," suara cempreng nan khas itu berhasil membuat senyumku kian lebar.

"Siapa yang jemput, Bik?"

"Den Arkan, Neng!" girangnya.

Tak terasa, mata ini berkabut mendengar suara riangnya. Ya, telah hampir 30 tahun beliau meninggalkan kota ini. Untuk merawat bayi merah yang ia pungut dari tong sampah, yang bahkan tali pusarnyapun masih menempel di perutnya. Dan bayi merah itu adalah aku.

Deng
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status