19"Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?"Entahlah, aku sungguh tidak tahu harus ke mana lagi mencari jalan keluarnya, aku tidak mau perusahaanku gulung tikar, Fel."Padahal aku bisa saja minta bantuan Om Burhan. Namun, aku gak yakin dia mau membantu. Masalahnya perusahaan dia pjn sedang mengalami kendala keuangan. Terlebih lagi, aku juga gak mau punya urusaa hutang piutang dengan keluarga."Gimana ya.Gimana dong?" Wanita itu berpikir keras. I bahkan menyangga satu kepalanya dengan tanhan kanan, sedang tangan lainnya ia letakkan di meja. Jari telunjuk itu tampak mengetuk-ngetuk meja."Ahhh, aku punya ide?" paparnya."Apa, apa idenya?" sahutku bersemangat."Gini aja deh, bagaimana kalau kawin kontrak dengan sepupuku.Tak hanya perusahaanmu yang terselamatkan. Kamu juga bisa membalas dendam pada mantan suamimu itu!""Apa?!Apa maksud kamu, Fel?" tanyaku dengan dahi mengernyit."Aku tahu kamu pasti kaget dengan ideku. Tapi, cuma ini yang bisa aku lakukan.Jadi, sepupuku sedang menc
20Terdengar kerusuhan di depan sana."Hei, Mitha!Keluar kamu! Jangan sembunyi! cepat keluar! Berani-beraninya kamu melakukan ini sama Romi! Dasar wanita sundal kau!"Aku gegas mengintipnya dari bilik jendela. Membuka sedikit gorden, melihat keluar. Mereka semua wajahnya benar-benar memerah karena amarah.Bukan hanya Mas Romi saja yang aku masukkan ke penjara, tapi Bimo juga, aku tidak terima uangku dihabiskan untuk judi online."Dasar wanita yang tidak tahu malu!Anakku yang sudah membantu kamu mengurus perusahaan, tapi berani-beraninya kamu memasukkan dia ke penjara. Mitha keluar kamu!Kalau bukan karena Romi! Perusahaanmu sudah bangkrut sejak dulu!Kau pikir anakku robot! harus selalu membuatnya maju! Setelah bangkrut kau menyalahkannya! Menceraikan dia bahkan kau tega memasukannya ke penjara!Dasar istri durhaka!""Cepat cabut laporanmu itu!Keluarkan Romi dan juga suamiku dari penjara!Seenaknya saja kau melakukan ini!Setidaknya hargai perjuangan mereka kalau kau memang manu
21Wanita paruh baya itu menatapku nyalang, rahangnya tampak bergemerutuk. Dia pasti sangat murka sekarang.Sesaat kemudian mereka membelah kerumunan warga."Huuuuu!" Para warga yang bersimpati padaku, menyoraki mereka. bahkan di antaranya mendorong-dorong tubuh itu.Ketiganya lari terbirit-birit. Katanya berani, tapi baru segitu aja udah kabur."Aduh! Ma, tungguin aku!" Vira yang terjatuh merengek minta tolong.Tapi sepertinya wanita paruh baya itu terlalu takut untuk membantu anaknya sendiri."Farah, bantuan itu adikmu!""Duh, kenapa sih pakai acara jatuh segala?! Ayo, cepetan! sebelum polisi datang!"Farah berbalik untuk menyelamatkan adiknya. Para warga tertawa melihat mereka lari tunggang-langgang menuju ke mobil.Entah bagaimana ceritanya, Mama mertua malah jatuh ke got sebelum bisa masuk ke dalam mobil."Aaaa!" Wanita itu menjerit histeris.Nyonya Hilya yang terhormat itu menangis sejadi-jadinya. Mereka benar-benar jadi bahan tontonan yang lucu hari ini. Banyak orang yang mem
22"Bu Melda, bagaimana kalau kita secepatnya bertemu?""Tentu, Bu Mitha. Saya juga ada sesuatu yang ingin disampaikan.""Benarkah?"Tentang apa?Hal penting apa yang ingin Ibu sampaikan pada saya?Apa ini tentang suami saya? Mas Romi sekarang sudah saya penjarakan, Bu!" cecarku menjelaskan."Benarkah? Jadi, Bu Mitha, sudah mengetahui semua kebusukan Pak Romi?""Betul sekali, Bu.Ibu tidak perlu menghawatirkan saya tentang pak Romi lagi, sekarang pria itu tidak bisa lagi mengganggu kehidupan saya dan Aura.""Syukurlah, saya bisa bernapas lega sekarang.Tapi, bukan hanya itu yang ingin saya sampaikan, Bu," sahutnya."Kalau bukan itu, lalu apa?""Saya katakan nanti kalau sudah ketemu ya.""Baiklah kalau begitu. Kapan kita bisa ketemu? Kalau bisa, sekarang juga saya ingin ketemu sama Bu Melda." Aku sedikit memaksa. soalnya aku penasaran. Dan aku juga takut kalau dinanti-nanti pertemuan kami akan semakin terundur, atau mungkin ada halangan."Boleh kalau begitu.""Syukurlah, tolong kirim
23Begitu aku turun dari mobil dan hendak memasuki halaman. Aku melihat seorang wanita sosialita sedang berbicara dengan tiga orang, dan mereka semua adalah orang yang aku kenal. Mereka adalah Anita dan kedua orang tuanya. Ada hubungan apa mereka dengannya?Tidak mungkin! Apa takdir sedang mempermainkan aku?!Diri ini segera bersembunyi di balik pohon palm yang menjulang tinggi.Jangan sampai mereka melihatku ada di sini. Tapi, sedang apa Anita dan keluarganya ada di sini? Kenapa mereka keluar dari rumah itu?Itu artinya mereka sudah saling kenal satu sama lain? atau justru mereka ada hubungan sodara?Aku semakin tak mengerti dengan alur kehidupan ini. Kukira semuanya sudah berakhir sampai di sini dan aku bisa hidup dengan tenang bersama Aura setelah keretakan rumah tangga serta menghempas jauh-jauh keluarga benalu dari hidupku.Kenapa bisa kebetulan seperti ini? Apa mungkin Bu Melda bohong sama aku? Apa iya, ada permainan di balik permainan? Aku jadi pusing sendiri.Mereka lalu masu
24"Menurut info yang saya dapat dari asisten rumah tangga yang bekerja di sana, Tuan Romi dibebaskan dengan uang jaminan, Nyonya."Wanita itu mengusap wajah dengan kasar. Ia terlihat sangat gusar. "Benar-benar keterlaluan!Itu artinya dia juga berani membayar denda atas kerugian yang aku alami. Namun, tetap saja, pada akhirnya harta itu akan dibagi dua!Arghhh! kesal sekali rasanya.Bagaimana ini, dasar gila!Ya, benar, hanya orang gila yang bisa mengeluarkan orang jahat dari penjara!"Wanita itu kalut. Kepalanya makin terasa berputar kini."Siapa yang telah mengeluarkan penjahat itu dari penjara, Bik?!""E-mm, P--pacarnya, Nyonya," sahut Bik Asih dengan nada melemah.Ia takut sang Nyonya akan marah lalu hilang kendali."Sudah kuduga!"Wanita itu menggebrak meja dengan kencang, hal itu membuat assisten rumah tangganya terlonjak kaget. Dia bahkan tidak berani menatap, hanya bisa menunduk sambil memilin baju."Bagaimana ini Nyonya, apa yang akan kamu lakukan sekarang? Bibik takut Tuan
25Obrolan mereka terdengar hangat dan menyenangkan dengan diselingi canda tawa.Romi merasa bahagia mendapatkan wanita seperti Anita, bukan hanya cantik tapi juga seorang dokter. Kaya dan berpendidikan pastinya.Hilya dan anak-anaknya sahut menyahut memuji wanita berambut panjang tersebut.Asisten rumah tangga di rumah itu memberitahukan semuanya pada Mitha, bahkan secara diam-diam merekam suara mereka yang sedang menjelek-jelekan dirinya. Dia tidak dibayar, asisten rumah tangga itu hanya bersimpati pada Mitha. karena dirinya selalu dikucilkan. "Katakan terima kasih sama dia. Mulai sekarang, kita tidak perlu informasi apa-apa lagi," ujar Mitha. Bik Asih mengangguk. Ia setuju, karena ingin juga Sang Nyonya lebih fokus pada kehidupannya.Mitha berusaha tenang dan tidak terkecoh. Ia ingin lebih fokus untuk membuka usaha baru ketimbang memupuk rasa iri dengki.Kebetulan, wanita itu pernah mengikuti kursus membuat kue. Dia memutuskan untuk membuka toko kue saja, meskipun kecil-kecilan,
26"Duuuutttt!" Suara angin kentut nampak nyaring terdengar. Bukan cuma berbunyi, tapi berbau juga. Sontak saja hal ini membuat orang-orang di sekitar merasa terganggu."Ih, Mas Romi! Kamu jorok banget sih! Bau tahu!" Wanita itu tampak kesal sembari mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidung.Begitu pun orang-orang di sekitar, mereka tampak menutup hidung karena kebauan."Maaf, Sayang. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba perutku sakit." Setelah mengatakan itu, Romi tidak bisa lagi menahan diri kemudian ia lari mencari toilet sambil menahan bokongnya dengan tangan.Anita meringis melihat kelakuan calon suaminya yang memalukan.Dia berdecak kesal. "Ihhh, Mas Romi keterlaluan banget deh!Benar-benar bikin malu!" Wanita itu nampak cemberut, apalagi saat ini orang-orang di sekeliling menatapnya dengan tajam.Dengan terpaksa ia menangkupkan kedua tangannya sebagai permintaan maaf."Maaf ya, maaf kecelakaan darurat!" ungkapnya dengan wajah yang sudah memerah seperti kepiting rebus karena menah