Home / Rumah Tangga / KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR / MENGIRIM KARANGAN BUNGA KE KAMPUS

Share

KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR
KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR
Author: Izz Rustya

MENGIRIM KARANGAN BUNGA KE KAMPUS

Author: Izz Rustya
last update Last Updated: 2024-04-08 05:11:05

SELAMAT WISUDA ANITA SANJAYA, ATAS KEBERHASILANNYA MEREBUT SUAMI ORANG.

PERCUMA SEKOLAH TINGGI, KALAU UJUNGNYA CUMA DAPAT GELAR PELAKOR.

TTD Istri sah pacarmu!

***

[ Ini Suami kamu kan?! ]

Delin mengirimkan sebuah foto yang memperlihatkan suamiku sedang merangkul seorang wanita berpakaian seksi di Mall.

Baju crop top warna krem, dipadukan dengan celana jeans pendek warna biru muda. Rambutnya panjang berwarna pirang. Itu jelas suamiku. Foto yang diambil itu terlihat sangat epic, di mana suamiku sedang menoleh ke arah wanitanya sambil tersenyum semringah. Pria itu terlihat sangat bahagia. Wajahnya cerah, berbeda 180 derajat ketika ada di rumah. Jangankan tersenyum lebar seperti di foto ini, bahkan sikapnya sangat dingin padaku. kalau meminta jatah saja dia memperlakukanku dengan acuh tak acuh, layaknya aku ini sebuah patung yang tak memiliki perasaan.

Dadaku bergemuruh penuh emosi.

"Mas Romi?!" Tanganku mengepal kuat.

Mataku memanas, otakku terasa mendidih melihatnya. Bagaimana tidak! Barusan dia bilang padaku tak bisa mengantar ke rumah sakit karena ada meeting penting. Tapi dia sempat untuk pergi belanja dengan seorang perempuan. Aku tahu itu karena di tangan kiri dan kanan, wanita itu memegang barang belanjaan. Beberapa papper bag bahkan dari merk ternama yang sudah dapat dipastikan harganya sangat fantastis.

[ Dari mana kamu dapat kan foto ini? ] balasku.

[Tidak penting kamu tahu aku mendapatkannya dari mana, yang harus kamu tahu adalah, suamimu sudah berselingkuh di belakangmu selama ini.

Apa kamu akan diam saja setelah dibodohi selama ini?!

Lihat! dia senang-senang di belakangmu, bahkan dia tak peduli dengan keadaan anaknya, meski sedang dirawat di rumah sakit! ] Ucapannya memang menyakitkan, tapi itu memang sebuah kenyataan.

Dadaku kembang kempis menahan amarah. Saat ini aku sedang menemani anaknya yang dirawat di rumah sakit, tapi dia malah senang-senang dengan wanita lain. Teganya kamu, Mas! Aku remas baju ini dengan kuat, karena tak tahu lagi harus melampiaskan dengan cara apa. saat ini, dikondisi seperti ini. Air mataku luruh berjatuhan. foto itu seolah sudah menempel di mataku dan tak bisa menghilang.

Tak sabar dengan pesan teks, aku lantas menelpon temanku itu.

Tanganku sampai gemetar saat menghubunginya. Tidak, Mitha, kamu harus kuat. Kamu gak boleh lemah. Kamu gak boleh cengeng!

Aku mencecar Delin saat wanita itu mengangkat panggilanku.

"Siapa dia?!" tanyaku to the point.

"Dia seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi.

Dan, sebentar lagi akan wisuda," sahutnya di sebrang sana.

"Terima kasih informasinya, aku hargai kebaikan kamu."

Setelah mengucapkan kata-kata itu, aku menutup panggilan. Rasanya aku belum sanggup terlalu banyak berbicara. Aku masih sangat syok.

Delin, dia adalah sepupuku sekaligus teman gadis itu. Dia tak sengaja melihat kedua bajingan itu.

Akhirnya kami memutuskan untuk bertemu di kantin rumah sakit demi membahas pelakor itu. Aku tak terima diselingkuhi seperti ini.

Selagi Aura tidur, aku minta pada Bik Asih untuk menjaganya. Sementara aku akan menemui Delin.

"Bik, titip Aura sebentar ya, saya mau beli kopi dulu," ucapku.

"Baik, Nyonya," sahut wanita yang telah setia mengabdi pada keluargaku selama berpuluh-puluh tahun itu.

Kaki ini melangkah dengan gontai keluar ruangan. Rasanya, aku masih tak percaya, kalau pernikahan kami akan dirusak oleh orang ketiga. selama ini aku selalu percaya pada Mas Romi. tapi, apa yang dia lakukan di belakangku. Dia sudah menodai pernikahan ini.

Aku duduk di pojok dengan pikiran mengawang. Kilasan pertemuan kami yang singkat lantas menjadi sorotan. Hanya dalam kurun waktu dua bulan. Pria itu melamarku.

Kuakui, dia memang tampan dan berkharisma. Pahatan wajahnya yang sempurna, akan membuat siapapun tergila-gila. Namun, bukan itu alasan utama yang membuatku terpesona, tapi karena ia sangat rajin dalam beribadah. Dia adalah sosok pria idaman bagi para wanita. Dan Dan aku berharap, ia akan menjadi imam yang baik baik dalam keluarga. tapi nyatanya, aku sudah salah besar dalam menilainya.

Padahal, aku mencintainya tanpa pamrih. Cintaku tulus tanpa melihat status sosialnya. Dan Ayah pun tidak keberatan saat tahu pria yang aku cintai hanyalah seorang staff karyawan di kantornya. hingga akhirnya kami resmi menikah. bahkan biaya pernikahan itu, Ayah yang menanggung sepenuhnya.

Dulu, Mas Romi hanya seorang karyawan biasa, sampai akhirnya Almarhum Ayah mengangkat ia menjadi direktur untuk menggantikannya. seharusnya aku, tapi Ayah melarangku menjadi wanita karir.

Ayah percayakan segala urusan perusahaan pada pria itu, agar aku bisa fokus menjaga Aura. Anak kami yang saat ini berusia lima tahun. Namun, aku tak menyangka kepercayaan itu telah disia-siakan. Mas Romi seperti kacang yang lupa pada kulitnya. Dia pasti sudah tak ingat, darimana ia berasal. Haruskah aku kembali menendangnya dan menjadikannya tikus got di jalanan?

Aku sungguh tak habis pikir.

Sebaik-baiknya manusia, memang jadi lupa diri kalau sudah berurusan dengan uang. Padahal, itu bukan milik pribadinya. Itu adalah milikku. Dia hanya diberi kepercayaan oleh Ayah untuk mengelolanya.

"Mitha!

Hei, Mbak Mitha?!"

Aku terkejut saat Delin memegang pundakku.

"Delin! kamu bikin, Mbak kaget tahu gak!" sentakku pada wanita berrambut pendek itu.

"Maaf, Mbak, abisnya kamu, aku panggil gak nyaut-nyaut.

Gimana kabar, Aura?" tanya gadis berlesung pipi itu sambil menjatuhkan bobotnya di kursi, tepat di hadapanku.

"Alhamdulillah, kesehatannya semakin membaik," sahutku.

"Syukurlah. Aku khawatir banget pas denger Aura tiba-tiba pingsan," ujarnya lalu menghela napas dalam-dalam.

Aku langsung memberondongnya dengan pertanyaan yang sedari tadi menggema di pikiranku.

"Delin, katakan sama Mbak, siapa wanita itu?!"

"Namanya Anita, Mbak.

Aku juga syok saat mengetahui sugar dadynya itu adalah suami kamu. Selama ini dia memang selalu bercerita padaku, kalau dia punya sugar daddy. Tapi aku juga tidak terlalu menanggapinya. Kukira dia cuma bercanda, karena aku tahu, dia bukan anak orang miskin. Kehidupannya sama seperti kita, bergelimang harta.

Sampai akhirnya, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri."

Aku mengusap wajah dengan kasar.

"Kamu yang sabar ya, Mbak." Delin menggenggam jemariku, untuk menyalurkan kekuatan.

"Ya, pasti. Aku harus kuat demi Aura," jawabku menatap mata itu sambil mengusap air mata yang tiba-tiba luruh membasahi pipi.

"Mbak, please, jangan tangisi lelaki bajingan seperti dia!"

Aku mengangguk cepat.

"Berikan aku semua informasi tentang wanita itu, Del. Jangan ada yang terlewatkan sedikitpun.

Aku akan memberinya perhitungan.

Dia harus membayar perbuatannya yang sudah berani mengganggu suami orang!"

"Tentu, Mbak. Tapi, apa yang akan kamu lakukan?"

"Sini!" Aku membisikkan beberapa rencanaku ke depannya.

Delin mengangguk mantap. Ia bilang siap membantuku.

Setelahnya, kami berdua ke ruangan Aura. karena Delin ke sini, sekaligus untuk menengok putriku.

Aku melihat anakku, pilu rasanya hatiku, anaknya saja tidak mendapatkan tempat di hatinya. Apalagi aku?

Beberapa minggu kemudian ....

Hari ini, adalah wisuda gadis itu. Suamiku pasti akan datang ke sana.

Aku sudah menyiapkan kejutan spesial untuk mereka berdua.

Pagi-pagi sekali. Aku mengirim dua karangan bunga ke kampusnya yang bertuliskan.

SELAMAT ATAS KELULUSAN PELAKOR, YANG TELAH MEREBUT SUAMI ORANG.

ORANG TUA CAPEK-CAPEK BIAYAIN SEKOLAH BIAR PINTAR.

BUKANNYA PINTAR, EH MALAH JADI PELAKOR!

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Tak Bisa Cuci Piring

    42Wanita itu sangat sakit hati. Dadanya bagai dicucuk beribu belati. Definisi sakit tapi tak berdarah. Ingin mengobati, tapi luka di dalam hati tak bisa terlihat. Andai bisa, ia sudah melakukannya.Dia baru menyadari, kalau Romi itu merasa sedang menggauli mantan istri, bukan dirinya sendiri.Netranya memanas, sedetik kemudian mulai berkabut lalu menjadi bongkahan air mata. yang meleleh, membasahi kedua pipi tirusnya."Tega sekali kamu, Mas!" Bahunya berguncang hebat, tanda ia menangis tersedu-sedu dengan kedua tangan menangkup wajahnya.Nampaknya karena saking lelah, Romi sama sekali tidak sadar, apalagi mendengar isakannya. malah sekarang mulai terdengar dengkuran halus dari mukutnya. Menyadari hal itu, Anita tampak makin kesal dan menangis sesenggukan.Entah kenapa, Anita merasa seperti menjadi seorang pengemis, yang ingin pria itu sadar, meminta maaf, memeluk lalu mengajak tidur bersama.Namun, tak mungkin sekali! pikirnya.Anita membaringkan tubuh, membelakangi Romi. Ia masih m

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Pengaruh Obat Kuat

    Farah berjalan menghampiri Anita yang gelagatnya terlihat mencurigakan.Seraya menyunggingkan senyum, wanita berusia 40 tahunan itu berceloteh, hingga membuat Anita yang tengah dilanda emosi, nampak tersentak kaget."Duh pengantin baru!Lagi ngapain di dapur?""Eh, Mbak Farah.Ini, aku lagi ngambil air minum.Aku haus," sahutnya malu-malu. Segera ia sembunyikan botol obat di belakang pinggangnya."Apaan tuh, yang kamu sembunyiin?" tanyanya kepo, matanya nampak melirik, mencoba menggali apa yang telah disembunyikan adik iparnya.Namun, wanita itu tidak bisa melihat dengan jelas, tapi ia bisa menyimpulkan kalau itu adalah botol obat."B--bukan apa-apa kok, Mbak Farah sendiri kok belum tidur?" tanya Nita sekedar basa- basi. ia memang harus mengambil hati semua orang yang ada di rumah ini agar hubungannya dengan Romi didukung, agar tidak ada orang yang memihak mantan istri suaminya.Dia hanya belum tahu, kalau orang-orang yang ia anggap sebagai penolong hubungannya dengan sang suami, justr

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Malam Pertama 2

    Malam pertama yang dingin.Sampai acara usai, pria itu tetap tak mengindahkan istrinya. Tak ia pedulikan ocehan Anita. bahkan setiap celotehan yang keluar dari mulutnya hanya ditanggapi dengan 'ya' atau 'tidak'.Padahal, sebelum menikah Romi selalu memuji kecantikan wanita berambut panjang tersebut. Tapi kini, setelah menjadi istrinya, dan mengetahui kalau Mitha sekarang kehidupannya jauh melesat tinggi.Pria itu pun merasa tidak berselera pada Anita, terutama setelah melihat wajah Mitha yang cantik luar biasa. Bibir warna ombre itu nampak menggairahkan, bak apel merah segar yang baru dipetik dari pohonnya.Semua kata-kata cinta, seolah menguap begitu saja. Entah kemana janji yang telah ia ucapkan barusan, janji sebagai seorang suami yang harus tanggungjawab tentu bukan hanya terhadap lahir tapi juga batinnya.Mungkin memang benar kata orang. Biasanya, sesuatu yang belum dimiliki itu terlihat menarik, tapi jika sudah didapatkan seperti biasa saja. Begitu juga dengan pernikahan.Sebe

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Malam Pertama

    Sembari mengambil gelas kaki berisi minuman berwarna merah cerah, pria itu tampak asyik mencondongkan bagian kepalanya, mencuri dengar obrolan para konglomerat yang sedang berkumpul mengerubungi Puspa dan Mitha, bak gerombolan semut yang sedang merebungi gula. Telinganya serasa berdengang mendengar mereka yang berebut ingin menjodohkan Mitha dengan para anak lelakinya.Rasa panas menjalari hati dan pikirannya. Ya, pria itu diserang rasa cemburu dan panik, takut kalau Mitha akan menerima salah satu pinangan dari mereka."Dasar para tua bangka tidak berguna!Materialistis sekali mereka!" desisnya mengumpat dengan tangan yang mengepal kuat."Mau-mau aja menjodohkan anak lelaki mereka dengan janda beranak satu!Kaya nggak ada gadis saja di dunia ini!Lihat saja, Mitha pasti akan kembali kepelukanku!Aku akan menjadi lebih kaya lagi, lebih dari yang dulu. Kali ini, aku tidak akan pernah menyia-nyiakan Mitha. Aku sadar sekarang, hanya dialah yang mampu menggetarkan hatiku. Tidak wanita lain

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Makin Tergoda

    Anita dan ibunya melotot, hendak keluar dari kelopaknya. Keduanya sangat terkejut. seolah merasa ini adalah mimpi buruk. "Ini gila!Bukannya wanita itu sudah jatuh miskin? kenapa tiba-tiba dia punya Ibu yang merupakan atasan Ayah?" batinnya dalam hati."Cepat, kalian minta maaf sekarang juga!"Keduanya saling melempar pandangan.Wanita itu kesal lalu pergi sembari menghentakkan kakinya dan menarik Romi untuk duduk di atas pelaminan.Istri Manaf tampak bingung dengan kejadian tak terduga ini. Wanita itu langsung meminta maaf pada Mitha. Setelah itu, dia membawa suaminya pergi untuk meminta penjelasan.Hilyaa cs yang sedari tadi menyimak obrolan mereka juga tak kalah terkejut.Tidak menyangka kalau Mitha anak konglomerat, bahkan putri dari atasan suaminya di kantor."Jadi, yang dikatakan Melda itu benar, kalau wanita itu rupanya adalah anak angkat, bahkan Ibu kandungnya jauh lebih kaya daripada Ayahnya dulu. Ini benar-benar luar biasa!"Dalam pikirannya, wanita itu mengira kalau Mitha

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Menyesal

    "Asal kamu tahu saja, Mita adalah putri kandung saya, yang sudah hilang selama lebih dari 20 tahun!""Apa?!" Semua orang nampak terkejut dan terhenyak mendengar pernyataan Puspa barusan.Apalagi yang datang kebanyakan adalah tamu-tamu penting perusahaan.Kini semua mata tertuju pada Puspa. Mereka memasang telinga lebar-lebar. "A--apa, maksud Nyonya dengan mengatakan dia adalah ...."Belum sempat pria itu melanjutkan perkataannya, Puspa langsung menyela.Wanita yang rambutnya disanggul rapi itu, sungguh tidak terima anaknya direndahkan di depan matanya langsung."Bukankah penjelasan saya barusan jelas?! Mitha adalah putri kandung saya!Tolong jaga ucapan dan sikap Anda padanya!Atau saya bisa memecat Anda sekarang juga!"Wanita itu tidak main-main dengan ancamannya, karena Pak Manaf sudah melukai hatinya. Di hadapannya, di depan semua orang, pria botak itu berani menghardik Mitha di depan matanya sendiri.Pria berkepala plontos itu terhenyak. Tangannya gemetar ketakutan, dia langsung

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Syok Berat 2

    Anita melayangkan tamparan di depan semua orang. Mereka terkejut, apalagi Mitha.Dada wanita itu tampak kembang kempis menatap suaminya.Namun, pria itu tampak tak peduli, malah mengusap tamparan itu sembari tetap tersenyum ke arah Mitha.Wanita itu tersenyum puas kemenangan."Itu karena aku punya suami seperti kamu, Mas.Sekarang aku sudah bebas dari kamu. Aku merasa jadi diriku yang sebenarnya.Dan untuk kamu Anita, sekarang giliran kamu merasakan neraka yang dulu pernah aku rasakan!" bisiknya lalu menerbitkan seringai.Tentu saja wanita itu marah. Dia ingin mendorong Mitha, tapi gegas dihalau oleh Satria. Mereka datang bak pasangan suami istri saat ini. Satria juga sangat tampan dengan stelan jas berwarna hitam.Dia tak terlihat seperti seorang pengawal."Kamu itu, cuma pengawal! Jangan ikut campur ya!" bentak Anita menunjuknya."Nona, sebaiknya Anda jaga tempramen. Bukankah ini adalah waktu yang paling bersejarah untuk kalian?"Satria tampak santai menanggapi kemarahan Anita."Das

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Shok Berat

    30 menit sebelum kedatangan Mitha."Ajib bener si Romi! Cerai dari istrinya dah nikah lagi sama cewek yang bahenol, kaya lagi," celetuk temannya yang bernama Simon."Apa rahasianya, Rom?Kok gampang banget dapat penggantinya!" seloroh Rendy."Eh, emang lho kagak tahu, kalau si Romi itu pejantan tangguh!" sahut Arman.Semua orang pun tertawa.Pria itu tersenyum lebar mendengar pujian demi pujian yang dilayangkan teman-temannya."Eh, gue kasih tahu ya. Gampang banget buat cari penggantinya.Yang penting kalian tuh gak usah setia-setia amat ama satu cewek!" usulnya seraya menepis angin.Ketiganya saling melempar pandangan.Mereka adalah teman lama Romi, dan belum tahu desas-desus yang terjadi."Dah ah, gue permisi dulu ya. Masih banyak tamu undangan yang butuh salaman.Kalian nikmati saja jamuan yang ada," serunya pamit kembali menemani sang istri."Siap deh, Bos Romi pesonanya memang gak ada mati."Setelah kepergian pria itu.Seorang teman lagi yang baru datang senyum-senyum mendengar

  • KARANGAN BUNGA UNTUK PELAKOR   Perubahan Drastis 2

    "Aku ingin, secepatnya menikah dengan Mas Romi," ungkapnya.Mereka tidak merasa terkejut karena memang pernikahan itu diundur beberapa waktu lalu."Kalau begitu, suruh Romi datang ke sini," ucap Ayah, yang langsung diangguki Ibu."Tapi masalahnya, dia tidak punya uang sama sekali, Yah," ungkapnya menunduk."Apa?!" Ayah dan Ibu tampak melotot dengan pernyataan Anita."Anita, Ayah peringatkan sama kamu.Kamu benar-benar yakin ingin menikahi pria itu?!Dia itu selain duda, juga mantan narapidana, bahkan sekarang dia tidak punya pekerjaan, dan untuk menikahi kamu dia tidak mau mengeluarkan uang sepeserpun!kamu yakin bisa menjalani rumah tangga yang bahagia dengan lelaki seperti itu?!"Gadis itu merengut. Tak terima karena Ayah menjelek-jelekan Romi. Meski sebenarnya, sudut hatinya yang lain juga mengadari, membenarkan perkataan Ayah barusan. "Ayah, sebenarnya Mas Romi itu adalah pria yang sangat baik. Cuman keadaan saja yang memang sedang tidak berpihak padanya.""Baik bagaimana, Dia di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status