Share

Maya Oh Maya (2)

Setelah keduanya bersiap kini Boy kembali dibuat heran dengan penampilan istrinya itu. Memang sih Maya memakai pakaian yang ada di lemari namun itu kan pakaian yang digunakan dirumah, apa Maya gak bisa membedakannya ya? Udah gitu gak ada polesan make up, semakin menambah keprihatinan bagi Boy. 

"Istri pengusaha penampilannya kok begini sih nanti jadi bahan gunjingan karyawan kantor, ganti baju sana," suruh Boy dan Maya dibuat kebingungan. 

"Dimana salahnya? Ini kan pakaian yang ada di lemari, seusai apa yang anda suruh," tanya Maya heran. 

"Salahnya karena kamu pakai baju santai, itu baju untuk dirumah, yang untuk acara formal ada di bagian ujung kanan," ucap Boy memberitahu. 

"Saya sudah membuka lemari itu namun semuanya terlalu mewah jika saya gunakan, gak pantas pak," tolak Maya sungkan. 

"Astaga memang itu penampilan yang seharusnya melekat di dirimu," ucap Boy. 

"Tapi pak.." jawab Maya hampir menolak namun tiba-tiba Maya teringat perkataan Handoko yang menyuruhnya untuk patuh pada suaminya karena berkat suaminya kini kehidupan keluarganya lebih baik. 

"Baiklah saya akan ganti, namun maaf Pak saya gak pandai bersolek, jadi saya gak tau musti dandan yang bagaimana," ucap Maya menunduk malu. 

"Bilang daritadi.. Tunggu dikamar nanti ada stylish yang datang," ucap Boy lalu memanggil stylish ternama. 

Setelah stylish datang dan Boy menunggu kurang lebih 2 jam tak membuatnya merasa sia-sia.. Kini Maya sudah disulap menjadi wanita berkelas yang sangat cantik dan menawan. Boy sampai dibuat tak berkedip dengan penampilan istrinya itu, stylish yang melihatnya hanya bisa senyum-senyum sendiri karena baru kali ini dia tau seorang Boy Yudhistira sampai terkesima dengan seorang wanita biasa. 

Memang sih Maya sudah memiliki paras yang ayu dan menawan apalagi kulitnya yang putih bersih bahkan kemerahan, makanya tak membutuhkan waktu lama bagi stylish untuk merenovasi Maya menjadi wanita dambaan Boy Yudhistira. 

"Ehem ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama," sindir stylish yang langsung membuat Boy kembali bersikap dingin. 

"Kamu ngomong apa? Masih mau kerja kan?" tanya Boy ketus. 

"Pastinya dong bos.. Tugas saya sudah selesai ya jadi sekarang boleh dong saya balik?" tanya stylish menghindar dari tatapan tajam Boy. 

"Yasudah sana pulang tapi setiap pagi dijam yang sama kamu datang kesini dan buat istriku seperti ini, untuk bayarannya setelah ini akan saya transfer," ucap Boy. 

"Siap bos.. Kalau gini kan tambah cakep, ya kan nyonya?" tanya stylish pada Maya dan yang diajak bicara hanya tersenyum saja. Senyum yang semakin membuat penampilannya sempurna. 

Daripada Boy terlihat beneran terkesima dengan Maya lebih baik ia mengajak untuk sarapan setelah itu pergi ke kantor. 

"Kenapa diam saja? Ayo sarapan?" ajak Boy lalu berjalan menuju meja makan. Lagi-lagi Boy dibuat heran dengan istrinya kenapa belum juga ikut turun, akhirnya Boy kembali menghampiri dan alangkah terkejutnya melihat Maya masih berada di posisi yang sama. 

"Maya Syaqilla kenapa malah diam mematung? Kamu gak lapar?" tanya Boy kesal dan lagi-lagi Maya hanya diam sembari menunduk. Merasa ada yang janggal akhirnya Boy menghampiri. 

"Kenapa? Katakan?" tanya Boy. 

"Maaf Pak saya ingin sekali turun namun.. namun Sa..saya gak bisa pakai heels," ucap Maya terbata akibat takut. 

"Kenapa gak bilang dari tadi? Kamu harus belajar bagaimana menggunakan heels," tanya Boy penuh penekanan dan Maya hanya menunduk sambil meremas pelan ujung gaunnya. 

"Sudahlah hari ini pakai saja sepatu yang buat kamu nyaman, waktu kita mepet," ucap Boy dan Maya langsung melepas heels lalu berlari ke walk in closet untuk memilih sendiri sandalnya. 

Setelah dirasa nyaman kini Maya menghampiri suaminya yang sudah bersiap di meja makan. 

"Kok belum sarapan pak?" tanya Maya sembari duduk. 

"Nungguin kamu," jawab Boy ketus dan Maya merasa tak enak hati. 

"Maaf ya pak gara-gara saya jadinya pagi ini kacau," jawab Maya sedih. 

"Sudahlah lain kalau kalau gak bisa atau gak tau itu bilang, sekarang sarapan dan setelah itu berangkat ke kantor," perintah Boy lalu Maya menurut saja. Lagi-lagi Maya membuat geram suaminya karena menu sarapan hari ini terasa asing bagi Maya. Ia tidak terbiasa sarapan tanpa nasi. 

"Kenapa gak dimakan? Gak suka?" tanya Boy dan Maya mengangguk, merasa Maya terlalu merepotkan Boy refleks membanting garpu dan pisau ke piringnya. 

"Kamu bisanya itu apa?" tanya Boy penuh penekanan. 

"Sa..Saya terbiasa sarapan pakai nasi," jawab Maya hampir menangis. 

"Kali ini dirubah, makanlah makanan yang sehat dan penuh gizi, jangan apa-apa sama nasi," perintah Boy dan Maya hanya menunduk saja. 

"Masih mau sarapan gak?" tanya Boy.

"Sa..saya gak bisa makan itu," jawab Maya lirih. 

"Ah sudahlah nafsu makan saya langsung hilang, sudah kita langsung ke kantor.. Saya harap disana kamu jangan membuat onar," gertak Boy dan Maya mengangguk. 

Setibanya di kantor banyak karyawan yang menyapa mereka dan hanya Maya saja yang membalas dengan senyuman dan anggukan kepala. Boy yang melihat respon dari Maya seketika langsung suka, ia tidak memposisikan dirinya sebagai nyonya besar Boy Yudhistira yang angkuh, melainkan sebaliknya.. Ia tetap rendah hati dan murah senyum. 

"Setidaknya pagi ini ada hal yang menyenangkan darinya," batin Boy yang masih tetap menggandeng tangan Maya sampai ke ruang kerjanya. 

Kedatangan Maya pagi hari ini menjadi trending topik di kantornya karena mereka terlihat sangat serasi apalagi istrinya sangat ramah. Banyak yang suka pada Maya ketimbang mantan kekasih bosnya dulu yang sangat angkuh dan judes. 

"Eh udah tau istrinya pak bos belum? Hari ini ikut ke kantor loh apalagi tadi pak bos gandeng tangannya erat banget seperti takut lepas," ucap karyawan. 

"Tau tapi hanya sekilas saja," jawab karyawan yang lain. 

"Ah sayang sekali.. Ini kan momen langka, wajah istrinya pak bos cantik banget loh," puji karyawan lain. 

"Iyalah namanya istri bos ya pasti cantik," timpal pegawai yang lain. 

"Ini cantiknya beda.. Kelihatan cantik alami nyatanya warna kulitnya saja putih kemerahan," timpal pegawai yang lain dan Handoko sedari tadi menyimak gosip karyawan bosnya itu. 

"Ehem.. Ehem.. Mau tetap kerja apa kena tegur bos besar nih?" gertak Handoko yang mengejutkan para karyawan dan setelah itu memilih membubarkan diri. 

"Ck..Ck.. Ck.. masih pagi kok udah gosip," gumam Handoko heran. 

Di ruangan Boy, Mayan hanya diam saja dikursi panjang suaminya sembari menunggu perintah namun sayangnya sang suami terlalu fokus bekerja sampai Maya merasa dilupakan. Merasa jenuh akhirnya Maya keluar ruangan untuk mencari angin. 

"Pak saya izin keluar sebentar ya, suntuk," ucap Maya hati-hati. 

"Hmm.." jawab Boy tanpa mendengarkan dengan benar apa perkataan Maya. 

Merasa mendapat persetujuan akhirnya Maya keluar ruangan dan menaiki lift, disana ia tak sengaja menabrak seorang pria berjas hitam yang kebetulan juga ingin menaiki lift yang sama. 

"Eh maaf mas maaf gak sengaja," ucap Maya sembari melepaskan diri dari dekapan pria asing itu. 

"Ya gak papa mbak, btw gak ada yang luka kan?" tanya pria itu memastikan dan Maya hanya menggeleng saja setelah itu menunduk. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status