Share

Bab 5

Penulis: Vyra Fame
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-07 11:34:02

KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN

BAB 5

Melihat Lila yang seperti orang kesetanan membuat nyali Bu Widya dan Sinta menciut, mau tidak mau mereka terpaksa pergi meninggalkan rumah Lila.

"Awas kau Lila, akan aku balas kau nanti," ancam Sinta sembari berlalu bersama Bu Widya.

"Huh, tiap hari ada saja ulah mereka, sebelum berpisah mereka menghinaku, bahkan saat tahu kebenarannya mereka pun masih menghinaku, mengganggu ketenangan hidupku saja!" gerutu Lila.

"Pak, pokoknya nanti kalau mereka datang lagi dan mengacau, langsung saja siram mereka! Kalau perlu pakai air panas sekalian biar kapok!" titah Lila pada Pak Maman.

"Waduh, kalau sama air panas saya gak berani, Bu."

"Ya terserah Bapak lah mau siram pakai apa, yang terpenting mereka gak buat ribut di sini, pusing saya dengarnya."

"Oke, Bu, siap laksanakan."

Setelahnya Lila pun kembali ke dalam rumahnya.

Sementara itu Sinta dan Bu Widya pulang ke rumah dalam keadaan basah kuyup karena disiram oleh Lila tadi.

"Lho, Bu, Kak, kok kalian basah-basahan begini? Emangnya habis hujan?" tanya Mirza saat mendapati Ibu dan Kakaknya pulang dalam kondisi sangat berantakan.

"Ini semua gara-gara istri tak tau dirimu itu, kita ngomong baik-baik malah disiram," gerutu Sinta.

"Kok bi ...." Saat Mirza kembali hendak bertanya tiba-tiba ucapannya terhenti karena ada seseorang yang datang.

"Mas Mirza, maafkan aku, Mas," ucap seseorang itu sembari menangis yang tak lain adalah Riana. Lantas Riana bersimpuh di kaki Mirza, sementara itu Mirza masih diam membisu menatap Riana malas.

"Mas, aku mohon maafkan aku, Mas, dengan cara apalagi agar kamu mau memaafkanku, Mas?" hiba Riana.

"Heh kamu! Perempuan jal*ng! Mau apa kamu kesini ha!" sentak Bu Widya.

"Bu, maafkan Riana, Bu, sungguh Riana tidak bermaksud mengkhianati Mas Mirza, Bu, Riana hanya terhasut oleh rayuan Mas Rian. Riana janji, Bu, akan melakukan apa saja untuk mendapatkan maaf kalian."

"Benar kamu akan melakukan apa saja?" tanya Mirza pada Riana.

"Iya, Mas, apa pun itu akan aku lakukan."

"Baik aku akan memaafkanmu."

"Terimakasih, Mas," ucap Riana dengan mata berbinar, sementara Bu Widya dan Sinta melotot mendengar ucapan Mirza.

"Apa-apaan kamu Mirza! Dia sudah menghianatimu!" sentak Sinta.

"Kak sudah gak apa," ucap Mirza sembari mengedipkan satu mata pada Sinta dan Bu Widya, Sinta yang mengerti pun langsung terdiam.

"Sudah sana kamu bereskan baju-baju kamu, tapi di kamar belakang ya, soalnya hanya itu kamar yang tersisa. Semuanya sudah penuh," titah Mirza pada Riana.

"Iya, Mas, gak papa, yaudah aku masuk ke dalam dulu ya, terimakasih Mas kamu mau memaafkanku."

"Iya, udah sana kamu istirahat dulu, sudah malam, besok pagi mau ada yang aku sampaikan padamu."

"Baik, Mas." Setelahnya Riana pun berlalu dari hadapan Mirza, Sinta dan Bu widya menuju kamar yang ditunjuk oleh Mirza.

"Mirza, apa maksud kamu kembali menerima dia?" Berondong Bu Widya saat Riana sudah tidak terlihat.

"Bu dengerin aku, kita bisa manfaatin Riana, Bu, apa Ibu lupa kalau aku sekarang udah gak kerja lagi, otomatis aku gak punya penghasilan lagi, nah, Riana itulah nanti yang akan menghasilkan uang untuk kita."

"Caranya?"

"Kita jual dia."

"Maksud kamu?"

"Ya, dia kan udah jadi jal*ng tuh, ya sekalian aja mau aku jual sama teman-teman aku. Apalagi dia kan cantik pasti laku mahal, jadi gak perlu lagi lah aku kerja capek-capek, apalagi restaurant sudah dikuasai Lila."

"Tapi Mir, masa hasil jual diri kita makan, sama aja uang haram, Mir," protes Bu Widya.

"Alah, Bu, kalau perut sudah lapar gak ada lagi istilah uang halal atau haram, sekarang Mirza tanya emangnya Ibu sama Kak Sinta punya uang untuk biaya hidup kita ke depannya?"

Bu Widya dan Sinta menggeleng bersamaan.

"Nah, itu, dan aku juga udah gak bisa lagi berikan kalian uang banyak seperti biasanya. Jadi Riana itu lah yang harus menafkahi kita selanjutnya. Ya anggap saja itu balas budi dia pada kita atau itu sebagai bentuk permintaan maaf dia sama kita."

"Kalau dia gak mau gimana?"

"Ibu sama Kakak tenang saja, aku lebih tau Riana itu gimana."

"Alah, tau apaan, nyatanya kamu ketipu sama dia kan? Dia ternyata berkhianat sama si Rian."

"Ya kalau itu pengecualian, awalnya aku memang kecewa, tapi setelah aku pikir-pikir, gak ada salahnya juga, dia pasti bermanfaat untuk hidup kita ke depannya."

"Yaudah terserah kamu, pokoknya kalau ada apa-apa Kakak gak mau ikut campur."

"Kak Sinta tenang aja, aku jamin aman."

Dan mereka pun larut dalam obrolan mereka hingga malam.

*******

"Riana, bangun, aku mau bicara sama kamu!" ucap Mirza pada Riana yang masih berbaring di ranjangnya.

"Mas, kamu mau bicara apa?"

"Kamu serius mau lakuin apa pun untuk aku maafin?"

"Iya, Mas, apa.pun akan aku lakukan untuk dapatkan maaf darimu."

"Oke, dengarkan baik-baik, sebenarnya aku sangat berat untuk memaafkan perbuatanmu. Tapi ya sudahlah, setiap orang pasti pernah punya salah dan khilaf. Kali ini aku berikan kamu kesempatan tapi dengan syarat, apa kamu mau menyetujui syarat yang kuberikan?"

"Iya Mas, aku mau."

"Pertama, kamu harus bangun lebih pagi, dan bereskan seluruh rumah ini dari mulai mencuci semua pakaian orang satu rumah, menyapu mengepel, dan masak, gimana? Sanggup?"

"Iya, Mas, aku sanggup."

"Yang kedua, kamu harus bekerja dan menafkahi kami semua, karena yang kamu lihat, aku tidak lagi bekerja dan menghasilkan uang, gimana?"

"Tapi aku mau kerja apa, Mas, aku tidak pernah bekerja sebelumnya."

"Soal itu kamu serahkan sama, Mas, tugasmu hanya berdandan cantik dan pakaian seksi."

"Tapi kerja apa Mas? Kantoran?"

"Memangnya ada gitu kerja kantoran yang menerima lulusan sma kayak kamu, lagian mau gaji berapa kamu kalau hanya kerja kantoran. Untuk makan kita berdua saja tidak akan cukup."

"Terus kerja apa?"

"Kerjamu hanya melayani para pria hidung belang di atas kasur, dari situ kamu akan mendapatkan uang yang sangat banyak. Karena aku akan mematok tarif untukmu sekali kencan tiga hingga lima juta tergantung si tamu." Sontak Riana membelalakkan mata karena terkejut dengan ucapan Mirza.

"Ma, maksud, Mas, mas mau jual aku?"

"Ya … kurang lebih begitu, gimana? Itu juga kalau mau, kalau tidak ya silahkan angkat kaki dari sini, semua keputusan tergantung kamu."

"Ba-baik, Mas, akan aku lakukan apa yang Mas minta," ucap Riana pada akhirnya. Riana menggigit bibirnya menahan rasa perih di dada, ini semua karena kesalahannya, andai saja ia tak berkhianat mungkin ia dan Mirza masih hidup enak bersama Lila.

"Bagus, jawaban itulah yang aku suka darimu," ucap Mirza sembari tersenyum puas.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 75

    "Oh iya, Ibu sampai lupa soal itu, karena kebetulan orangtua Rian juga sudah gak ada jadi harusnya memang Desi yang dapat.""Nah alasan kenapa gak dari kemarin-kemarin mereka berikan ini sama kalian, karena mereka mengira Kak Desi juga ikut meninggal dalam musibah kebakaran itu, sementara mereka taunya kalau orangtua Rian pun sudah tidak ada.""Lalu bagaimana bisa kamu tahu dan yakin jika dana itu akan diberikan pada kami sebagai wakil dari Kak Desi? ""Sebelumnya aku memang ke kantor Mas Rian, dan memperbincangkan masalah ini, dan alhamdulilahnya ternyata mereka juga mencari keluarga dari Mas Rian, yah jadi mereka minta aku sampaikan ke kalian masalah ini, jadi besok kalian bisa ke kantor mas Rian untuk mengurus masalah ini. ""Tapi Lila, surat nikah, kartu keluarga dan dokumen lainnya kan ikut terbakar di rumah Kak Desi. ""Kalian tenang saja. Kan mereka pasti menyimpan datanya

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 74

    Sinta dan Bu Widya saling tatap mendengar ucapan Lila."Kalau Ibu tidak keliling bagaimana kami mau makan Lila, penghasilan kami hanya dari berkeliling itu.""Ibu tenang saja, kami sudah menyiapkan warung untuk Ibu dan juga Sinta berjualan, letak warungnya di ruko depan sana, di sana lebih strategis tempatnya, jadi kalian bisa berjualan sekalian tinggal disana, nanti kalian tambah saja di menu jualan kalian, seperti gorengan, berbagai macam es, dan menu sarapan lainnya, dan kurasa pasti laku karena ruko yang ku pilih tempatnya selain strategis juga ramai. " jelas Lila."Ya Allah Lila, terimakasih banyak, Ibu dan Sinta sangat berhutang budi pada kalian, sekali lagi terimakasih. " Riana, Lila, Sinta dan juga Bu Widya pun saling berpelukan."Assalamualaikum, " ucap Lila memberikan salam saat berada di muka pintu warung mantan mertuanya.Sudah Tiga bulan, Bu Widya d

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 73

    "Iya boleh, silahkan.""Ibu ayo bangun, ngobrolnya didalam saja, gak enak juga diliat tetangga. "Dan benar saja, sudah ada beberapa tetangga yang melihat Bu Widya bersimpuh di kaki Lila dengan tatapan heran.Lila, Azka, Riana, Bu Widya dan juga Sinta akhirnya masuk kedalam rumah mungil itu."Maaf sebelumnya kenalkan ini Mas Azka, dia suamiku, kami baru saja menikah Tiga bulan yang lalu, dan tentunya kalian pasti heran kami bisa tau tempat tinggal kalian dan kedatangan kami yang secara tiba-tiba."Sinta dan Bu Widya masih terdiam, menyimak apa yang diucapkan oleh Lila."Sebetulnya sudah lama aku ingin menemui kalian, tapi sayang aku baru tau kalian disini setelah aku mencari-cari info tentang kalian, dan aku turut prihatin atas apa yang terjadi pada Kak Desi dan juga Rian. "Sinta dan Bu Widya saling bertatapan, ya, mere

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 72

    "Bukankah itu sudah tugas kita pada sesamanya untuk saling memaafkan, Tuhan saja maha pemaaf, lalu apalah hak ku yang hanya seorang hambanya untuk tidak memaafkan kesalahan mereka, o iya Mas, boleh aku minta sesuatu padamu? ""Boleh dong sayang, katakan saja apa yang kamu inginkan. ""Tolong cari tahu tentang keadaan keluarga mantan suamiku, soalnya aku punya firasat yang tidak mengenakkan, bisa gak Mas? ""Bisa dong, apa sih yang gak buat kamu. ""Makasih ya Mas. ""Iya sama-sama sayang, secepatnya aku akan kasih kamu kabar. Sekarang kita turun yuk gak enak sudah di tunggu Mama sama Papa dibawah. ""Yaudah yuk Mas. "Lila dan Azka pun beranjak dari tempatnya dan menuju dimana Mama dan Papa mereka berada.****Dua bulan berlalu setelah Lila meminta tolong pada suaminya untuk mencari tahu keb

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 71

    Setelah berhasil lepas, beberapa orang langsung menyergap Desi dan mengikatnya, Desi meronta meminta untuk dilepaskan.Cacian dan makian tak henti-hentinya ia lontarkan terutama pada Lila, dendam dan benci yang teramat dalam membuat Desi kehilangan setengah dari kewarasannya.Setelah petugas datang akhirnya Desi pum di bawa untuk diamankan."Kamu gak papa sayang? ""Alhamdulilah enggak Mas, aku gak pernah nyangka jika Kak Desi kehidupannya akan menjadi seperti ini, setelah resmi bercerai dari adiknya aku sama sekali gak pernah berhubungan dengan mereka," ucap Lila dengan wajah sendu meskipun Desi dan keluarganya pernah menyakitinya tapi betapa Lila tidak tega jika harus melihat kondisi mantan iparnya menjadi seperti itu."Ya Sudah mungkin itu karma atas perbuatan jahat mereka padamu, mending sekarang kita pulang, Mama dan Papa sudah menunggu kita dirumah."

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 70

    "Gak tau sayang mungkin saja ada perbaikan jalan, coba biar Mas aku cek dulu ke depan sana. ""Aku ikut Mas, ""Kamu disini aja, nanti capek lho, ke depan sana jauh. ""Gak papa, aku malas nunggu sendirian di mobil.""Yasudah ayo, tapi mobilnya aku parkirin dulu di depan situ ya," ucap Azka sembari menunjuk halaman luas di depannya."Iya tapi izin dulu sama pemiliknya. ""Oke. "Setelah Azka dan Lil memarkirkan mobil mereka, keduanya pun berjalan untuk melihat apa penyebab kemacetan sore itu."Kalian semua bren*sek, gak ada yang bisa merebut hati suamiku selain aku! Cuma aku yang bisa memiliki nya cuma aku, hahahahaha! "Samar-samar Lila dan Azka mendengar suara caci maki keributan di depan sana."Ada apa sih Mas? ""Gak tau, coba kita ta

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 69

    "Bu, Sinta mohon jangan larang Sinta, Sinta mau berbakti sama Ibu walaupun gak seberapa, ya Bu jangan larang Sinta. ""Ya Sudah terserah kamu saja, tapi Ibu gak mau kamu terlalu capek. ""Iya Ibu tenang saja, insyaallah aku gak akan kenapa-napa. " lalu Sinta dan Bu Widya pun saling berpelukan.*****"Orang gila, orang gila, orang gila, " suara sorak anak-anak mengiringi langkah kaki Desi yang terseok."Aku bukan orang gila! Pergi kalian! " hardik Desi menatap murka pada segerombolan anak-anak itu."Orang gilanya ngamuk woi, kabuuurrrrr!" seru segerombolan anak-anak itu melarikan diri.Empat bulan setelah kejadian kebakaran itu Desi harus merelakan sebelah kakinya diamputasi, karena kaki Desi yang tertimpa bara dari kayu rangka atap rumah Desi tidak bisa diselamatkan lagi. Ditambah lagi Desi harus kehi

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 68

    Sinta dan Bu Widya memang sebenarnya terpaksa berbelanja di warung Bu Sanah, karena hanya warung Bu Sanah yang mau menjual eceran pada mereka, sedangkan warung lain jika membeli beras minimal Satu kilo tidak boleh kurang sedangkan uang Bu Widya dari hasil berjualan nasi pecel dan gorengan tidak mencukupinya.Setelah menerima uang dari Bu Widya. Sinta pun berlalu dan menuju warung Bu Sanah untuk membeli beras dan seperempat telur."Bu beli beras sekilo sama telur seperempat, " ucap Sinta saat dirinya sampai di warung Bu sanah."Tumben beli banyak Sin, biasanya juga beras setengah kilo sama telur sebiji doang, " ujar Bu Sanah dengan bibir tersungging sinis."Iya Bu, alhamdulillah Ibu saya jualannya hari ini sedang laris jadi bisa bawa pulang uang yang lumayan. ""Makanya Sin, jadi perempuan itu kudu cekatan, kudu mandiri kudi bisa kerja, jangan ngandelin ora

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 67

    "Bagaimana saksi, sah? " tanya penghulu pada para saksi."Sah. ""Sah. ""Sah. ""Sah. ""Alhamdulilah, " ucap semua para tamu undangan.Setelahnya Lila pum mencium takzim tangan Azka yang kini sudah menjadi suaminya.Ya, hari ini adalah hari pernikahan antara Azka dan juga Lila, Azka merasa sangat beruntung bisa mendapatkan wanita mandiri, kuat, cantik dan sederhana seperti Lila, tidak seperti kebanyakan para wanita yang sebelum-sebelumnya yang mengejarnya.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status