Share

Bab 6

Penulis: Vyra Fame
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-07 11:36:37

Siang itu Lila tengah memanjakan dirinya dengan berbelanja karena sudah cukup lama dirinya tidak bersenang-senang, terlebih lagi semenjak Bu Widya dan Kakak iparnya Sinta menumpang di rumahnya.

Mereka merasa menjadi nyonya di rumah itu, jangankan melihat Lila shopping. Bahkan, hanya sekedar melihat Lila berbelanja bulanan saja, Bu Widya sudah mencaci makinya dengan berkata kalau Lila sudah terlalu boros dalam memakai uang Mirza.

Bukan maksud Lila tidak ingin memberitahu pada mereka perihal harta yang mereka kira adalah milik Mirza, hanya saja setiap kali Lila ingin memberitahukan itu. Selalu saja Mirza melarangnya dengan alasan tidak mau membuat Ibu kecewa, akhirnya, sebagai istri yang patuh dan akan menjaga aib suami, Lila pun menyetujuinya.

Namun, sayang, pengorbanan Lila justru menjadi racun baginya, kebaikan dan kepatuhan Lila Mirza gunakan untuk berhianat. Terlebih lagi pada saat Riana datang kerumah Lila dan mengaku sebagai saudara jauh dari keluarga Bu Widya.

Awalnya Lila memang percaya jika Riana adalah saudara dari Bu Widya, yah, itu memang benar, Riana adalah anak dari adik sepupu Bu Widya, hingga pada saat Lila terbangun di tengah malam Lila yang kehausan berniat mengambil minum di dapur. Tapi begitu sampai di depan pintu kamar Riana, karena kebetulan jika ingin ke dapur harus melewati kamar yang digunakan Riana

Lila mendengar suara yang tidak asing, apalagi kalau bukan suara desahan orang yang sedang melakukan aktivitas ranjang.

Lila cukup terkejut karena setahu dia, Rina belum menikah, Lila merasa marah karena Riana sudah berani memasukkan laki-laki di rumahnya.

Hingga akhirnya Lila nekat untuk membuka pintu kamar Riana dan ternyata tidak dikunci, bagai tertusuk seribu anak panah di dadanya, saat Lila menyaksikan dua anak manusia yang tengah bergulat di atas ranjang.

Ya, dia adalah Riana dan suaminya, sangking asiknya mereka menikmati permainan itu. Hingga mereka tidak menyadari jika Lila sudah merekam aktifitas merek berdua, setelah dirasa cukup, Lila menghentikan rekamannya.

Lila lantas memanggil Mirza, seketika itu juga aktivitas antara Mirza dan Riana terhenti, cukup terkejut saat Mirza mendapati istrinya sudah berdiri di dekatnya.

Awalnya Lila memang sangat marah, tapi logikanya berkata bahwa itu akan sia-sia. Hingga pada akhirnya Lila berkata pada Mirza bahwa Mirza harus menikahi Riana, jika setiap istri yang melihat suaminya tengah bermain gila akan mengamuk, Lila justru meminta suaminya agar menikahi Riana. Awalnya Mirza dan Riana cukup terkejut dengan titah Lila, tapi pada akhirnya mereka berdua senang karena ternyata Lika tidak marah, terlebih lagi Riana, dia merasa sangat begitu mudah masuk ke dalam rumah tangga Mirza.

Mereka tidak mengetahui jika otak Lila sudah berputar sedemikian rupa untuk membalas mereka dengan cara yang halus, halus tapi menyakitkan.

Aktifitas Lila terhenti karena gawainya berdering, Lila pun mengangkat ponsel yang ada di tasnya sembar duduk di kursi yang disediakan oleh toko.

"Ya hallo," sapa Lila.

….

"Apa?! Baiklah saya akan segera ke sana."

Setelahnya Lila menutup ponselnya dan kembali memasukkan ke dalam tasnya.

"Huh, mengganggu kesenanganku saja, kenapa sih mereka gak bisa sehari saja membuat hidupku tenang, terpaksa deh aku harus kesana."

Lila bergegas menyudahi kegiatan belanjanya, setelah membayar barang belanjaannya, Lila bergegas menuju parkiran dan melesat menuju restoran miliknya.

****

Karena jalanan tidak terlalu macet maka mobil Lila hanya dalam waktu sepuluh menit saja sudah sampai di parkiran restoran miliknya.

Begitu masuk ke dalam restaurant, benar saja jika telah terjadi keributan di dalam resto.

"Apa yang kalian lakukan!" hardik Lila pada si pembuat onar tersebut.

"Maaf, Bu, kami sudah memperingati tapi mereka tetap ngotot ingin minta dilayani secara spesial bahkan minta gratis, Bu, mereka bilang katanya Ibu mertua dan Kakak ipar nya Ibu jadi mereka ingin dibedakan," terang salah satu karyawan pada Lila.

"Oh jadi kalian minta di bedakan ya, sini, aku tau caranya yang baik untuk membedakan kalian," ucap Lila sembari tersenyum manis.

"Aldo! Tolong ambilkan makanan yang tadi mereka pesan, saya yang akan membayar dan melayaninya," titah Lila pada karyawannya yang lain.

"Nah, dengerin tuh bos kalian, aku sudah bilang aku ini Ibu mertua bos kalian, tapi kalian ngeyel! Lihat saja habis ini saya akan menyuruh bos kalian memecat kalian," ucap Bu Widya pongah. Sementara beberapa karyawan yang tadi sempat bersitegang dengan Bu Widya dan Sinta pun pucat, mereka takut jika apa yang diucapkan Bu Widya benar, maka mereka harus bersiap-siap kehilangan pekerjaan mereka.

Tidak berapa lama Aldo kembali dengan membawa nampan di tangannya, nampan yang sudah berisi makanan dan minuman yang dipesan oleh Bu Widya dan Sinta tadi.

"Jadi kalian mau dilayani spesial kan sama pemilik restaurant ini?" ucap Lila mendekati Bu Widya dan Sinta sembari memegang nampang di tangannya.

"Iya dong, biar gimanapun kami ini masih mertua dan ipar kamu, jadi kamu itu wajib melayani kami dengan baik," jawab Sinta masih dengan keangkuhannya.

"Baik, ini silahkan kalian menikmati!" ucap Lila dan seketika itu juga tiba-tiba Lila mengguyurkan makanan dan minuman itu ke tubuh Sinta dan Bu Widya.

"Lilaaaaaa! Apa-apaan kau ini ha!" hardik Sinta.

"Lila! Kenapa kamu siram kami! Dasar menantu tak tau diri!" hardik Bu Widya.

"Yang tak tau diri itu kalian! Seenaknya saja membuat kekacauan disini! Kalian pikir ini rumah makan nenek moyang kalian! Kalau mau makan ya bayar!"

"Dasar mantu tak berguna, kamu ini masih istrinya Mirza! Dapat hasil dari merampas milik Mirza saja kau sudah sombong, kembalikan harta anakku!"

"Hahahahaha, harta anakmu kau bilang? Hey Ibu Widya yang terhormat, anakmu itu datang padaku dalam keadaan miskin! Semua yang kami miliki yang kau akui sebagai milik anakmu itu adalah hasil kerja kerasku!"

"Alah, kami gak percaya! Mana buktinya kalau ini hasil kerja kerasmu?" sela Sinta.

"Aisyah! Kamu karyawan terlama, karyawan yang bekerja dari awal restoran ini buka dan orang kepercayaan saya, coba kamu katakan dari tahun berapa restoran ini dibuka!" ucap Lila pada Aisyah yang berdiri di belakangnya.

"Tahun 2014, Bu," jawab Aisyah.

"Kalian dengar! Restoran ini berdiri tahun 2014, sementara aku menikah dengan Mas Mirza tahun 2016. Jadi sudah terbukti jika ini punyaku, dulu aku ketemu sama Mas Mirza, dia hanya seorang OB di perusahaan yang ada di seberang restoran ini. Saat itu Mas Mirza mendapat perintah dari bosnya untuk memesankan makan siang untuk para karyawan yang ada di sana," ucap Lila sembari menunjuk gedung tinggi yang ada di seberang restoran miliknya.

"Dari situlah aku dan Mas Mirza kenal dan akhirnya kami menikah, bahkan rumah dan kendaraan itu juga aku beli sebelum menikah dengan Mas Mirza. Rumah itu aku beli tahun 2015, sementara kendaraan yang kupakai dan yang dua lagi itu pun sama tahun 2016 awal aku membelinya, sementara 2016 akhir aku dan Mas Mirza baru menikah, jadi mana yang kalian maksud itu adalah milik Mas Mirza?"

"Ya tapi, kayak mobil yang dipakai Mirza dan dua cabang restaurant barumu kan baru saja kalian punya setahun belakangan ini," ucap Sinta.

"Ya, kamu benar, Kak, kalian tidak usah khawatir, nanti di pengadilan aku tetap akan memberikan hak Mas Mirza karena aku bukan orang yang serakah. Aku akan memberikan hak Mas Mirza berupa gaji, jadi bukan harta gono-gini, karena sumber kedua cabang restaurant dan kendaraan yang dipakai Mas Mirza juga murni dari uangku, bukan uangnya Mas Mirza. Jadi aku hanya akan memberikan gaji pada Mas Mirza selama dia mengelola restaurant, itu pun juga harus dipotong uang nafkah untukku karena sampai detik ini Mas Mirza masih berkewajiban menafkahiku."

"Ya gak bisa gitu dong, kalau Mirza hanya diberi uang gaji dan itu pun harus dipotong untuk uang nafkahmu lalu Mirza dapat apa!" sentak Bu Widya.

"Ya itu bukan urusanku, pokoknya aku akan memberikan hak Mas Mirza, begitu juga Mas Mirza harus memberikan hakku, jadi kita adil! Sudah sana kalian pergi saja, lihat penampilan kalian sudah persis orang gila!"

"Ini semua karenamu Lila! Kami tidak terima! Awas saja kau akan kami balas!"

"Sudahlah, Bu, hati-hati nanti darah tinggi kumat. Anwar! panggilkan security, dan usir mereka, aku tidak mau melihat mereka ada di sini lagi, lama-lama bisa kabur pelanggan restoran jika mereka ke sini terus," ucap Lila seraya pergi meninggalkan Bu Widya, Sinta dan semua karyawannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eli Mirza
hhh mantan kere aja belagu lu mir...bgoss hajar smua klrga benalu ckckck..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 75

    "Oh iya, Ibu sampai lupa soal itu, karena kebetulan orangtua Rian juga sudah gak ada jadi harusnya memang Desi yang dapat.""Nah alasan kenapa gak dari kemarin-kemarin mereka berikan ini sama kalian, karena mereka mengira Kak Desi juga ikut meninggal dalam musibah kebakaran itu, sementara mereka taunya kalau orangtua Rian pun sudah tidak ada.""Lalu bagaimana bisa kamu tahu dan yakin jika dana itu akan diberikan pada kami sebagai wakil dari Kak Desi? ""Sebelumnya aku memang ke kantor Mas Rian, dan memperbincangkan masalah ini, dan alhamdulilahnya ternyata mereka juga mencari keluarga dari Mas Rian, yah jadi mereka minta aku sampaikan ke kalian masalah ini, jadi besok kalian bisa ke kantor mas Rian untuk mengurus masalah ini. ""Tapi Lila, surat nikah, kartu keluarga dan dokumen lainnya kan ikut terbakar di rumah Kak Desi. ""Kalian tenang saja. Kan mereka pasti menyimpan datanya

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 74

    Sinta dan Bu Widya saling tatap mendengar ucapan Lila."Kalau Ibu tidak keliling bagaimana kami mau makan Lila, penghasilan kami hanya dari berkeliling itu.""Ibu tenang saja, kami sudah menyiapkan warung untuk Ibu dan juga Sinta berjualan, letak warungnya di ruko depan sana, di sana lebih strategis tempatnya, jadi kalian bisa berjualan sekalian tinggal disana, nanti kalian tambah saja di menu jualan kalian, seperti gorengan, berbagai macam es, dan menu sarapan lainnya, dan kurasa pasti laku karena ruko yang ku pilih tempatnya selain strategis juga ramai. " jelas Lila."Ya Allah Lila, terimakasih banyak, Ibu dan Sinta sangat berhutang budi pada kalian, sekali lagi terimakasih. " Riana, Lila, Sinta dan juga Bu Widya pun saling berpelukan."Assalamualaikum, " ucap Lila memberikan salam saat berada di muka pintu warung mantan mertuanya.Sudah Tiga bulan, Bu Widya d

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 73

    "Iya boleh, silahkan.""Ibu ayo bangun, ngobrolnya didalam saja, gak enak juga diliat tetangga. "Dan benar saja, sudah ada beberapa tetangga yang melihat Bu Widya bersimpuh di kaki Lila dengan tatapan heran.Lila, Azka, Riana, Bu Widya dan juga Sinta akhirnya masuk kedalam rumah mungil itu."Maaf sebelumnya kenalkan ini Mas Azka, dia suamiku, kami baru saja menikah Tiga bulan yang lalu, dan tentunya kalian pasti heran kami bisa tau tempat tinggal kalian dan kedatangan kami yang secara tiba-tiba."Sinta dan Bu Widya masih terdiam, menyimak apa yang diucapkan oleh Lila."Sebetulnya sudah lama aku ingin menemui kalian, tapi sayang aku baru tau kalian disini setelah aku mencari-cari info tentang kalian, dan aku turut prihatin atas apa yang terjadi pada Kak Desi dan juga Rian. "Sinta dan Bu Widya saling bertatapan, ya, mere

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 72

    "Bukankah itu sudah tugas kita pada sesamanya untuk saling memaafkan, Tuhan saja maha pemaaf, lalu apalah hak ku yang hanya seorang hambanya untuk tidak memaafkan kesalahan mereka, o iya Mas, boleh aku minta sesuatu padamu? ""Boleh dong sayang, katakan saja apa yang kamu inginkan. ""Tolong cari tahu tentang keadaan keluarga mantan suamiku, soalnya aku punya firasat yang tidak mengenakkan, bisa gak Mas? ""Bisa dong, apa sih yang gak buat kamu. ""Makasih ya Mas. ""Iya sama-sama sayang, secepatnya aku akan kasih kamu kabar. Sekarang kita turun yuk gak enak sudah di tunggu Mama sama Papa dibawah. ""Yaudah yuk Mas. "Lila dan Azka pun beranjak dari tempatnya dan menuju dimana Mama dan Papa mereka berada.****Dua bulan berlalu setelah Lila meminta tolong pada suaminya untuk mencari tahu keb

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 71

    Setelah berhasil lepas, beberapa orang langsung menyergap Desi dan mengikatnya, Desi meronta meminta untuk dilepaskan.Cacian dan makian tak henti-hentinya ia lontarkan terutama pada Lila, dendam dan benci yang teramat dalam membuat Desi kehilangan setengah dari kewarasannya.Setelah petugas datang akhirnya Desi pum di bawa untuk diamankan."Kamu gak papa sayang? ""Alhamdulilah enggak Mas, aku gak pernah nyangka jika Kak Desi kehidupannya akan menjadi seperti ini, setelah resmi bercerai dari adiknya aku sama sekali gak pernah berhubungan dengan mereka," ucap Lila dengan wajah sendu meskipun Desi dan keluarganya pernah menyakitinya tapi betapa Lila tidak tega jika harus melihat kondisi mantan iparnya menjadi seperti itu."Ya Sudah mungkin itu karma atas perbuatan jahat mereka padamu, mending sekarang kita pulang, Mama dan Papa sudah menunggu kita dirumah."

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 70

    "Gak tau sayang mungkin saja ada perbaikan jalan, coba biar Mas aku cek dulu ke depan sana. ""Aku ikut Mas, ""Kamu disini aja, nanti capek lho, ke depan sana jauh. ""Gak papa, aku malas nunggu sendirian di mobil.""Yasudah ayo, tapi mobilnya aku parkirin dulu di depan situ ya," ucap Azka sembari menunjuk halaman luas di depannya."Iya tapi izin dulu sama pemiliknya. ""Oke. "Setelah Azka dan Lil memarkirkan mobil mereka, keduanya pun berjalan untuk melihat apa penyebab kemacetan sore itu."Kalian semua bren*sek, gak ada yang bisa merebut hati suamiku selain aku! Cuma aku yang bisa memiliki nya cuma aku, hahahahaha! "Samar-samar Lila dan Azka mendengar suara caci maki keributan di depan sana."Ada apa sih Mas? ""Gak tau, coba kita ta

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 69

    "Bu, Sinta mohon jangan larang Sinta, Sinta mau berbakti sama Ibu walaupun gak seberapa, ya Bu jangan larang Sinta. ""Ya Sudah terserah kamu saja, tapi Ibu gak mau kamu terlalu capek. ""Iya Ibu tenang saja, insyaallah aku gak akan kenapa-napa. " lalu Sinta dan Bu Widya pun saling berpelukan.*****"Orang gila, orang gila, orang gila, " suara sorak anak-anak mengiringi langkah kaki Desi yang terseok."Aku bukan orang gila! Pergi kalian! " hardik Desi menatap murka pada segerombolan anak-anak itu."Orang gilanya ngamuk woi, kabuuurrrrr!" seru segerombolan anak-anak itu melarikan diri.Empat bulan setelah kejadian kebakaran itu Desi harus merelakan sebelah kakinya diamputasi, karena kaki Desi yang tertimpa bara dari kayu rangka atap rumah Desi tidak bisa diselamatkan lagi. Ditambah lagi Desi harus kehi

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 68

    Sinta dan Bu Widya memang sebenarnya terpaksa berbelanja di warung Bu Sanah, karena hanya warung Bu Sanah yang mau menjual eceran pada mereka, sedangkan warung lain jika membeli beras minimal Satu kilo tidak boleh kurang sedangkan uang Bu Widya dari hasil berjualan nasi pecel dan gorengan tidak mencukupinya.Setelah menerima uang dari Bu Widya. Sinta pun berlalu dan menuju warung Bu Sanah untuk membeli beras dan seperempat telur."Bu beli beras sekilo sama telur seperempat, " ucap Sinta saat dirinya sampai di warung Bu sanah."Tumben beli banyak Sin, biasanya juga beras setengah kilo sama telur sebiji doang, " ujar Bu Sanah dengan bibir tersungging sinis."Iya Bu, alhamdulillah Ibu saya jualannya hari ini sedang laris jadi bisa bawa pulang uang yang lumayan. ""Makanya Sin, jadi perempuan itu kudu cekatan, kudu mandiri kudi bisa kerja, jangan ngandelin ora

  • KEJUTAN DI HARI PERNIKAHAN   Bab 67

    "Bagaimana saksi, sah? " tanya penghulu pada para saksi."Sah. ""Sah. ""Sah. ""Sah. ""Alhamdulilah, " ucap semua para tamu undangan.Setelahnya Lila pum mencium takzim tangan Azka yang kini sudah menjadi suaminya.Ya, hari ini adalah hari pernikahan antara Azka dan juga Lila, Azka merasa sangat beruntung bisa mendapatkan wanita mandiri, kuat, cantik dan sederhana seperti Lila, tidak seperti kebanyakan para wanita yang sebelum-sebelumnya yang mengejarnya.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status