Share

KENDLEYRA - Awal

Malam sudah pergi berganti menjadi pagi. Cahaya sinar rembulan sudah terganti oleh sinar mentari. Sinar mentari terus naik bersamaan dengan waktu yang terus bertambah.

Seorang cowok sekarang sedang tertidur dengan cukup nyenyak di atas tempat tidurnya. Tidak ada tanda-tanda kalau orang itu akan bangun, karena dirinya memang masih nyaman di alam tidurnya.

“Bangun,” ucap seorang perempuan dengan nada yang terdengar cukup lembut.

“Hm.” Orang yang dibangunkannya tidak bangun, tapi hanya menggeliat dengan mata yang masih terpejam.

“Bangun,” ulang perempuan itu.

“Emh.” Orang itu masih merasakan yang namanya mengantuk, makanya dia tidak langsung keluar dari alam tidurnya, meski beberapa kali sudah dibangunkan.

“Bangun sayang, ini Mamah.” Orang yang sedari tadi membangunkan dirinya ternyata orang yang berstatus sebagai Mamahnya.

Cowok itu akhirnya keluar dari alam tidurnya. Dia terdiam bengong sambil melirik ke arah sekitar. Di kamarnya sekarang tidak ada siapa pun.

Apa yang semula dia rasakan itu hanya ada di alam mimpinya, bukan di alam kenyataannya. Kenyataannya sangat jauh berbeda, karena sekarang dirinya tengah tidur sendirian di sebuah Apartemen.

“Argh!”

Cowok itu merasa begitu kesal saat tahu bahwa semua itu hanyalah mimpi. Dia benar-benar sangat tidak suka akan hal itu. Dia mengacak-ngacak rambutnya. Dia pusing sama kehidupannya yang seperti ini.

Cowok itu langsung turun dari tempat tidurnya. Cowok itu kemudian melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi. Sekarang dirinya berniat untuk membersihkan tubuhnya. Dia juga ingin menetralkan perasaannya.

*******

Seorang gadis tengah merapikan rambutnya yang hitam berkilau serta panjang. Dia sekarang sudah menggunakan seragam sekolahnya.

Atas kemeja putih dengan sebuah blazer coklat susu sebagai outerwear-nya serta rok dengan motif square warna sama dengan blazernya sudah terpasang rapi di tubuhnya.

Bola mata yang cukup indah dengan bulu mata yang berjejer dengan lentik serta alis yang berbentuk cukup rapi, pipi yang sedikit chubby serta hidung minimalis yang membuat wajah perempuan ini terlihat begitu cantik dengan bibir berwarna merah muda, meski tanpa ada balutan lip matte. Bibirnya merona alami.

Dia menyemprotkan beberapa kali eu deu parfume ke pergelangan tangannya dan juga ke beberapa bagian pakaiannya. Dia menghirup wangi parfume miliknya yang dia rasa wanginya begitu enak untuk dinikmati.

Setelah dia selesai merapikan dirinya, dia melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya. Gadis itu terus melangkahkan kakinya dengan langkah yang begitu teratur.

Gadis itu bukan mengatur langkah kakinya saat berjalan, tapi dirinya memang sudah terbiasa berjalan dengan langkah yang seperti itu.

Gadis yang mempunyai tinggi badan sekitar 160 cm dengan wajah yang terlihat imut, body yang begitu menawan dan juga kulit yang terlihat begitu mulus ini bernama Leyvira. Lebih lengkapnya Leyvira Arstella.

“Mah, Pah aku pamit ya.” Leyvira langsung berpamitan saat dirinya sudah berada di depan kedua orang tuanya yang sekarang sedang duduk di kursi meja makan.

“Gak mau sarapan dulu?” tanya perempuan yang sekarang sedang berhadapan dengan sebuah piring yang berisikan makanan di depannya. Perempuan itu adalah Mamah dari Leyvira, yaitu Bella Mawarni.

Leyvira menggelengkan kepalanya. “Enggak,” jawab Leyvira. Leyvira memang tidak mempunyai niatan untuk sarapan pagi ini. Selera makan Leyvira sedang hilang.

“Papah juga mau langsung pergi sekarang Mah,” ucap seorang lelaki yang duduk di kursi single meja makan ini. Orang itu adalah Papahnya Leyvira, Hendra Hermawan.

Bella sedikit mengernyitkan keningnya. “Lho ini kan masih pagi?” tanya Bella. Bella cukup tanda tanya kenapa suaminya berangkat sekarang, padahal hari masih sangat pagi.

“Ada urusan di kantor.” Hendra menjawab dengan nada yang terdengar cukup datar.

“Ya sudah Mah, Pah aku pamit.” Leyvira kemudian menyalami tangan Papah dan juga Mamahnya yang tak lama kemudian langsung melangkahkan kakinya keluar dari Rumah ini.

Leyvira tidak mau lebih lama lagi berada di Rumahnya pagi ini, karena Leyvira tidak mau kalau sampai pagi ini dirinya harus mendengar sebuah pertengkaran yang terjadi antara Mamahnya dan juga Papahnya.

Leyvira sangat tidak menginginkan hal itu, maka dari itu Leyvira langsung buru-buru pergi. Leyvira dengan santai melajukan mobilnya keluar dari pekarangan Rumahnya.

Leyvira membuka kaca pintu mobilnya yang membuat dirinya bisa menikmati sejuknya udara pagi ini. Leyvira begitu santai menikmati perjalanan menuju ke Sekolahnya.

*****

Sebuah mobil sport berwarna hitam masuk ke pekarangan Rumah yang bercat warna krem. Seorang cowok bertubuh tinggi dengan hidung yang mancung, rambut yang acak-acakan keluar dari mobil itu.

Cowok itu melangkahkan kakinya langsung masuk ke Rumah itu. Di dalam Rumah ada seseorang yang sedang duduk tak jauh dari arah pintu.

Cowok yang sekarang hanya menggunakan kaos hitam polos sebagai atasannya serta bawahan celana jeans itu berjalan ke arah di mana cowok itu berada.

Cowok itu menyalami orang yang berstatus sebagai Papahnya dengan cukup sopan, tapi dengan ekspresi muka yang cukup biasa saja. Papahnya memperhatikan cowok itu dengan tatapan yang cukup serius.

“Kamu habis dari mana?” tanya Papah cowok itu yang bernama Jefri.

“Bukan urusan Papah,” jawab cowok itu dengan nada yang cukup datar.

Dia menjawab seperti ini, sebab dirinya sudah melihat ekspresi orang yang berstatus sebagai Papahnya itu bertanya bukan sebab peduli, tapi sebab ingin tahu apa alasan yang membuat dirinya baru pulang ke Rumahnya.

“Kamu masih pagi sudah buat saya darah tinggi?!” tanya Jefri yang mulai menaikkan nada bicara. Jefri cukup kesal sama jawaban yang baru saja anaknya keluarkan.

“Terserah,” jawab cowok itu dengan nada yang terdengar begitu acuh.

Jefri memperhatikan anaknya yang sekarang tengah melangkahkan kakinya menjauh dari tempat di mana dirinya berada. Jefri semakin kesal sama tingkah anaknya.

Cowok itu punya alasan tersendiri kenapa sekarang dirinya menjadi bersikap seperti ini, padahal dia sedang berhadapan dengan Papahnya sendiri.

Sesampainya di kamar, cowok itu langsung mengganti pakaiannya. Cowok itu sudah mandi dan sekarang dia sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Cowok itu dengan santai menggunakan jam tangannya.

Saat sedang memperhatikan jam tangannya, dia menyadari kalau sekarang waktu sudah siang, tapi dirinya sama sekali tidak memedulikan hal itu.

Dia berjalan keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah berganti menjadi seragam dan sebuah tas yang sudah berada di pundaknya.

Cowok itu berjalan ke arah seorang perempuan yang sekarang

“Kamu baru mau pergi ke sekolah sekarang? Gak puas kamu tidur?”

“Terserah,” jawab cowok itu dengan begitu acuh.

Cowok itu menjawab dengan begitu acuh, sebab dirinya ingin menertawakan dirinya sendiri. Kenapa ingin menertawakan dirinya sendiri?

Iya sebab barusan Mamahnya menanyakan apakah dirinya tidak puas tertidur, padahal dirinya baru saja kembali ke Rumah ini.

Di Rumah ini dirinya merasa tidak ada orang yang memedulikan dirinya. Cowok itu terus melangkahkan kakinya keluar dari Rumahnya. Dia langsung melajukan mobilnya ke arah SMA-nya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status