Share

Part 4

Author: Ai Sheeka
last update Last Updated: 2024-02-17 14:07:42

"Maaf Honey," lirih Tian tanpa membuka mata, menggenggam tangan sang istri yang masih duduk di sisinya, deru napasnya sudah mulai beraturan.

"Aku takut kamu pergi, seperti dia yang dulu pergi meninggalkanku. Bahkan aku tidak diberi kesempatan untuk melihat anakku sendiri. Aku sudah mengubur dalam semua tentangnya. Baru aku ingin memulai semuanya denganmu, dia malah muncul di kehidupanku lagi." Tian mengungkapkan isi hatinya, setakut itu ditinggalkan oleh Ressa dan calon anaknya.

Ressa membawa membawa tangannya mengusap rambut sang suami. Selemah itu dia kalau Tian sudah mengeluarkan kata-kata manisnya.

"Jika kamu sangat takut kehilanganku, maka aku sangat takut kamu kembali pada kehidupanmu yang dulu, Tian. Ingin aku mempercayaimu, tapi lagi-lagi dunia mengecohku, aku tidak berdaya, aku bisa apa."

Lelaki itu membuka mata lalu tersenyum membelai pipi istrinya. "Kalau kamu ingin pergi, pergilah sekarang, mumpung aku berubah pikiran. Aku menyayangimu, Ressa, titip anakku."

Setelah merenung beberapa saat, Tian mengalah. Dia tidak bisa egois menahan dan membuat Ressa terluka bersamanya.

"Aku tidak ingin menjadi seperti perempuan yang meninggalkanmu. Aku ingin tetap di sini menjadi tawananmu. Biarlah aku menjadi perempuan bodoh karena sudah memilih tinggal bersama lelaki buaya ini."

Tian terkekeh kecil mendengar ucapan Ressa. Ia bangun lalu memeluknya erat. "Terima kasih masih mau bertahan bersamaku, Honey."

Ressa hanya mengangguk kecil, menyadari kebodohannya karena memiliki hati yang lemah dan malah bertahan dengan alasan agar janin di dalam kandungannya memiliki ayah. Boleh kan kalau dia egois ingin mempertahankan ayah dari bayinya.

"Boleh gak kalau aku ingin bertemu dengan putriku," izin Tian penuh harap.

Selama beberapa saat Ressa terdiam, tidak langsung menjawab. Jujur saja, ada perasaan takut kalau Tian akhirnya kembali jatuh cinta pada Aruna.

"Kamu mau lihat?" Tian membuka menu galeri di ponselnya lalu menunjukkan pada sang istri.

Ressa meringis dalam hati saat melihat foto yang terpampang di layar ponsel Tian. Entah sudah berapa lama foto itu tersimpan disana.

"Dia sudah lama ingin bertemu denganmu Tian," wanita itu tersenyum menyembunyikan segala rasa sakit yang menghujam dadanya.

Flashback on

"Kenapa kamu kasih nama Deandra?" Tanya Ressa penasaran pada bayi mungil yang sekarang ada di hadapannya.

"Biar mirip sama ayahnya, aku berharap suatu hari nanti dia bisa menyayangi ayahnya tanpa kebencian. Karena ini bukan salah ayahnya," jawab Aruna dengan bangga.

"Lalu kenapa harus pergi Aru, kalau dia siap bertanggung jawab?" Ressa gemas pada kakaknya ini.

"Aku tidak ingin hidup bersama orang yang tidak pernah aku cintai Ressa. Bagiku itu sangat mengerikan, hidup penuh dengan kepura-puraan. Quote cinta hadir karena terbiasa itu adalah bullshit."

Ressa hanya bisa menghela napas panjang, tidak mengerti dengan pemikiran Aruna.

Flashback off

"Kamu kenal mereka?"

Pertanyaan Tian menyadarkan Ressa dari lamunannya. "Kenal, aku yang merawat dan menemani Aru sampai melahirkan."

Perempuan itu menggigit bibir bawahnya, bagaimana dia menjelaskan pada Tian tentang siapa Aruna. Dan bagaimana kalau suaminya sering bertemu Aruna nanti, apakah benih-benih cinta itu akan bersemi kembali.

"Kamu tahu selama ini mereka ada di mana?" Tanya Tian antusias. Dia seperti terjebak pada lingkaran setan. Apa sebenarnya hubungan Ressa dengan Aruna, kenapa mereka sedekat itu. Ressa hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Kamu tahu tujuannya kembali ke sini?"

Kembali Ressa menganggukkan kepala, dialah yang menyarankan Aruna untuk untuk pulang agar bisa mempertemukan Dea dengan ayahnya. Walau sampai sekarang Aruna tidak pernah mau mengungkap identitas lelaki yang ternyata suaminya.

"Apa?" desak Tian, dia sudah tidak sabar ingin tahu apa tujuan Aruna muncul kembali. Sedang selama belasan tahun perempuan itu menghilang seperti ditelan bumi.

"Mencari ayahnya Dea," lirih Ressa. Hatinya terasa semakin sakit ketika Tian begitu menggebu-gebu ingin mengetahui tujuan Aruna kembali.

"Aruna siapa kamu, Ressa?" Tian sedikit emosi dengan jawaban singkat istrinya yang tidak mau menjelaskan secara rinci. Kenapa dia jadi marah pada istrinya yang tidak tahu apa-apa.

"Kakakku," jawab Ressa dengan kepala tertunduk.

Apa? Jadi dia memiliki anak dari saudara istrinya. Tian memijat pelipis pening.

"Kalau kamu ketemu Aru, gak perlu bilang aku ini istrimu. Aku akan hadir di sana sebagai adik Aru nanti," ujar Ressa mencicit.

"Itu pemikiran bodoh, Ressa. Bagaimana kalau ayah ibumu tahu akulah ayah dari anak itu. Kamu akan mereka anggap merebut aku dari Aru."

"Tidak apa, kamu bebas memilih antara aku atau Aru. Temui Dea, dia sangat merindukanmu." Ressa menepuk lembut punggung suaminya. Kemungkinan terburuknya dia harus melepaskan Tian, karena Aruna tahunya ayah Dea belum menikah.

Tian mengecup puncak kepala Ressa sangat lama untuk menenangkan jiwanya. Tangan kanannya mengelus perut sang istri. "Maafin ayah sudah membuat kacau seperti ini, Sayang."

Ressa mengelus lembut pipi Tian di tengah kebimbangan hatinya. Dia memang tahu cerita versi Aruna bagaimana Deandra terlahir ke dunia tanpa ayah. Ia tidak bisa menyalahkan Tian. Bahkan mungkin Tian lah orang yang paling terluka saat itu hingga sekarang, karena cintanya tak terbalas.

Tapi bagaimana nasibnya nanti kalau cinta Tian bersemi kembali. Ia dan anaknya pasti akan tersisih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 52C (TAMAT)

    "Haid," jawabnya pelan."Oh, ayo Mommy temani ganti di kamarmu."Deandra mengangguk kecil. Aruna paham, putrinya itu baru kedatangan tamu pertama kali tidak memiliki persiapan apapun."Mas, aku temani Dea ke kamar dulu." Ijin Aruna, setelah mengambil stok pembalut di lemarinya.Denis mengangguk, setelah ibu dan anak itu pergi ia menghela napas panjang. Mereka harus memperhatikan Deandra lebih ekstra lagi. Ia takut Azmi tiba-tiba datang menemui Dea lagi dan melakukan hal yang di luar batas."Mommy, perutku sakit." Rengek Dea setelah keluar dari kamar mandi. Ia langsung berbaring di tempat tidur."Mommy ambilkan obat pereda nyeri ya Sayang." Baginya mungkin hal seperti itu sudah biasa setiap tamu bulanan datang. Tapi tidak untuk gadis yang baru menginjak remaja itu."Dea kenapa Ru?" Tanya Tian yang melihat Aruna terburu-buru keluar dari kamar putrinya."Sakit perut Mas karena baru pertama haid," jawab Aruna cepat."Haid?" Tian melongo, putri kecilnya sudah haid. Itu artinya Dea bukan ana

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 52B

    "Mulutnya, gak dikasih saringan!!" Seru Denis geram pada perempuan yang baru brojol itu. Salah-salah itu akan menjadi pemicu perdebatan diantara dengan Tian."Aku bukan kelapa yang harus disaring dulu untuk mendapatkan santannya Denis.""Terserah kau saja, asal kau bahagia." Gumam Denis jengkel."Kenapa jadi sewot sih, cukup ibu hamil yang sensitif. Bapaknya jangan!" Oceh Ressa semakin menjadi-jadi, seperti tidak baru selesai melahirkan."Urus istrimu itu Tian, bikin kesal aja!" Gerutu Denis keluar dari kamar."Hei, aku adik iparmu jangan semena-mena!" Teriak Ressa.Denis mengendikkan bahu tetap pergi dari kamar Tian."Sayang, mulutnya baru dijahit loh, masih bisa nyinyir aja." Tegur Tian dengan kekehan."Maass, kamu gak jelas!""Kalian semua yang gak jelas. Dea jadi pusing!!" Gumam Deandra melerai perdebatan unfaedah itu. Sebenarnya apa yang mereka permasalahkan. Hanya candaan Daddy yang tertukarkan. Kenapa Daddy-nya yang satu itu jadi sewot.***"Kenapa jadi sewot sih, Ressa cuma be

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 52A

    "Daddy, Mommy sakit apa?" Sambut Deandra.Denis baru pulang memeriksa Aruna sesuai saran sang ibu mertua. Pria itu membawa Dea duduk terlebih dahulu sebelum memberitahunya. Ia khawatir anak gadisnya ini merasa terabaikan."Mommy hamil Sayang, Dea gak papa." Ucap Denis pelan menggenggam tangan putrinya."Dea gak papa, malahan senang mau punya adik lagi." Jawab Dea dengan senyuman ceria. Aruna menghela napas lega. Tadi sangat khawatir saat dokter memberitahu kalau dia positif hamil. Ia tidak ingin putrinya itu merasa terasingkan dan dibeda-bedakan kasih sayang saat memiliki anak dari Denis. Mereka sangat menjaga perasaan Deandra."Makasih Sayang, Daddy tetap sayang sama Dea kok." Denis memeluk Dea seraya mengusap punggungnya hangat."I know Daddy," jawabnya dengan senyuman manis. Sekarang ia di kelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayanginya. Hal yang hanya di dapatkannya dari sang ibu selama dua belas tahun ini.Suara bel mengalihkan atensi tiga orang itu, Aruna bergegas membuka

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 51B

    "Kita berpelukannya nanti lagi ya Sayang, Mommy yang sedang butuh Dea sekarang." Tian mengusap puncak kepala anak gadisnya."Bye Daddy, jagain Buba dan adek." Ucap Dea sebelum pergi mengikuti sang nenek dan pengawal ayahnya."Of course, Honey." Tian mengacungkan jempolnya dengan senyuman menawan.***"Hei kenapa menangis?" Aruna menepuk pipi putrinya lembut. Setelah sampai rumah tadi ia langsung ketiduran. Bangun-bangun Dea sudah menangis di sampingnya."Mommy kenapa sakit?" Tanya Deandra pelan."Cuma kecapean Sayang, udah jangan nangis ah. Lihat, kamu diketawain Daddy." Tunjuk Aruna pada sang suami yang senyam senyum sendiri."Daddy emang nakal," Dea memanyunkan bibir cemberut seraya menyeka air mata. Nasib punya ayah dua-duanya usil ya begini."Daddy salah terus deh, kan Daddy gak nyubit kamu kenapa jadi dibilang nakal." Denis sangat gemas dengan putri sambungnya ini, mengunyel-unyel di pipi."Nih buktinya Daddy nakal!!""Daddy sayang sama kamu bukan nakal," Denis terkekeh geli. "M

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 51A

    Denis menggiring istrinya ke kamar mandi. Aruna langsung mengeluarkan isi perutnya di sana. Lelaki itu hanya bisa membantu memijat di tengkuk."Bu, aku bawa Aru pulang dulu ya." Ijin Denis sambil menahan tubuh Aruna yang lemas keluar dari kamar mandi."Iya, kalian hati-hati. Istirahat aja di rumah," sahut Rina menatap putrinya yang sudah pucat."Mommy kenapa?" Tanya Dea khawatir. "Mommy cuma gak tahan nyium baut rumah sakit Sayang, Dea temani Daddy jaga Buba ya." Jawab Aruna sangat pelan."Mommy jangan lupa minum obat," Dea mengingatkan."Iya Sayang," sahutnya dengan anggukan kecil. "Kenapa bau obatnya sampai mobil Mas?" Rengek Aruna di dalam mobil sambil memegangi perutnya yang bergejolak lagi."Gak ada bau obat di mobil ini Sayang," Denis memberikan kresek pada Aruna untuk memudahkan saat muntah lagi."Tapi bau banget, aku tambah pusing. Tolong matiin AC-nya." Denis menurut saja mematikan AC dan membuka kaca mobil sudah seperti diangkot sedia kresek dan AC alami."Tahan sebentar S

  • KEPONAKANKU ANAK DARI SUAMIKU    Part 50C

    Sedang di dalam ruang bersalin Tian mengomel pada Ressa. Pasalnya sang istri itu berjalan bolak-balik di hadapannya. "Sayang, aku pusing lihat kamu mondar-mandir." "Ini biar dedek tau jalan keluar Mas," ujar Ressa. Pembukaannya belum lengkap, Jadi masih menunggu waktunya melahirkan."Sini aku aja yang nunjukin jalan keluarnya Sayang, aku lebih hapal." Sahut Tian, membuat perawat yang berjaga di ruangan itu tersenyum geli."Mas ngomong apaan sih, bikin malu aja." Ucap perempuan yang mau melahirkan itu ketus."Marah-marah terus, ayo tiduran aja nanti kakimu capek." Ressa tetap saja mondar-mandir. Karena tidak mempan dengan ucapan. Tian membuat istrinya itu berhenti mondar-mandir dengan memeluknya."Kamu ini bisa bikin dedek lama keluar loh, Mas.""Enggak, dedek pintar sama Daddy. Sayang cepat keluar ya, jangan bikin Mommy kesakitan." Bisik Tian di perut Ressa. Tidak berapa lama setelah itu Ressa mengeluh perutnya sangat sakit.Bayi yang ada dalam perut Ressa itu patuh pada Tian. Kelua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status