"Di rumah Selly." Jawabku. "Bagaimana kalau mereka kembali lagi?" tanya Selly padaku, "Aku takut! Mereka sangat kuat!""Kenapa tak kita undang ke tempat kita saja?" tanya Dara pada kedua temannya, "Di sana aman. Lagipula kalau kita bersama bisa lebih kuat!""Kalau mereka tak keberatan." Jawab si Harimau dingin. "Yah, aku senang dapat teman lagi!" imbuh si Kuda jalanan. "Aku ingin mencari dan menyelidiki mereka!" jawabku bersikeras, "Mereka yang menyerang dan membunuh teman-temanku!""Tapi tampaknya kau yang dihajar habis-habisan!" sahut si Harimau jalanan, "Mau mati menyusul teman-temanmu?!"Aku mendesah kesal. Dara lalu menenangkan suasana dengan merangkul pundakku dan berkata, "Dendam bisa kau selesaikan nanti! Yang penting sekarang cari tempat berlindung dulu sambil menyelidiki mereka!""Yah, aku juga penasaran dengan kelompok Kerbau Merah itu!" imbuh si Kuda jalanan. "Mungkin kita bisa membantunya menyelidiki gerombolan itu?!" tanya Dara pada dua temannya, "Ya kan? Kelompok k
Makanan terasa lezat. Oseng-oseng sayuran yang lama tak kumakan."Enak kan, masakan Selly?" tanya Dara, "Dia pinter banget masak!""Ah, kami berdua kok yang masak!" balas Selly."Jadi ceritakan," lanjut Dara, "Bagaimana kalian bisa sampai dikejar orang-orang itu?"Dan aku pun menceritakan apa yang telah kualami. Begitu juga dengan Selly yang mengisahkan perjalanan hidupnya hingga bertemu denganku."Wah, wah, jika sampai membuat kalang kabut perusahaan aplikasi, berarti orang-orang itu patut diperhitungkan." Komentar Dara."Entah perusahaan sudah mengambil langkah atau belum," lanjutku, "Kemarin mereka menarik para superhero ke kantor untuk sementara.""Coba lihat," ujar si Kuda mengecek ponsel, "aplikasi kalian banyak menutup sementara layanan beberapa superhero. Tapi masih ada yang bisa dipesan. Hanya sedikit.""Menarik," sahut si Harimau, "akhirnya sistem superhero online bisa kalang kabut juga!""Yah, kami tak pernah suka sistem itu," lanjut Dara, "kenapa jadi superhero wajib ikut
"Novel online?" tanya Selly. "Yah," jawab Dara, "lumayan! Baru booming akhir-akhir ini. Kutulis tentang kisah superhero romantis. Mungkin suatu saat bisa kutulis pertemuan kita ini. Haha!" "Wah, hebat!" puji Selly, "Baru kali ini kutahu ada seorang superhero sekaligus novelis!" "Yah, harus ada yang bisa mengabadikan kisah kami ini, Selly! Siapa tahu ada yang terinspirasi! Atau diangkat menjadi film! Haha, kira-kira siapa ya artis yang cocok memerankanku? Bunga Sutena?! Haha!" Sosok Dara memang cantik, bertubuh semampai, dan berambut panjang. Gayanya kalem, lembut, namun agak centil dan anggun. Barangkali Bunga Sutena memang cocok memerankan dirinya. "Itu akan sangat bagus!" balas Selly, "Bagaimana dengan yang lain?" "Aku kadang membuatkan website untuk perorangan atau perusahaan," jawab si Kuda, "Uangnya lumayan, apalagi untuk website yang aman! Aku juga bisa meretas berbagai sistem. Termasuk sistem perbankan dan mengambil uangnya. Tapi tak kulakukan. Kan aku superhero! Haha!" "
"Kau sudah ditakdirkan untuk mewarisi kekuatan keris-keris leluhurmu, lanjut kakek. Mereka menghilang menjadi kekuatan yang menyatu dengan dirimu!" "Wah, hebat!" puji Dara, "Benar-benar layak diangkat menjadi novel dan film! Lalu bagaimana?" "Kakekku bilang jika semua keris itu adalah warisan turun temurun dari leluhur kami," lanjutku, "Setiap generasi memiliki sebuah keris dengan kekuatan masing-masing. Jumlah keris kakekku ada tujuh. Menjadi warisan tujuh generasi leluhurku. Ia bilang, generasi sekarang, orang mulai tak menghargai keris. Membuat jaman jadi semakin kacau! Kau harus memelihara kekuatan keris-keris ini, katanya." "Semua itu terjadi saat aku masih kelas satu SMP," lanjutku, "Tak lama kemudian, kakek meninggal dunia. Paman-paman dan bibi pun saling berebut warisan. Karena aku dituduh mencuri keris, maka keluargaku hanya disisakan sedikit sawah yang letaknya paling jauh. Dengan penghasilan tak seberapa, orangtuaku bertani untuk menghidupi kami." "Di dekat sawah kami,
"Bagus, Kris!" puji Dara menepuk pundakku, "Kau hebat!""Yah, kita bisa jadi tim yang kuat!" imbuh si Kuda, "Dengan kekuatan kerismu itu, kau tahan peluru?!" "Sepertinya begitu!" jawabku. "Hebat!" puji Dara lagi, "tidak ada di antara kami yang tahan peluru. Kami hanya sebisa mungkin menghindari tembakan!""Si Harimau pernah tertembak," tambah si Kuda, "tapi ia sembuh dengan cepat.""Untung kau belum pernah tertembak," sahut si Harimau, "barangkali tak sembuh-sembuh!""Yah, yah, beginilah tim yang hebat!" balas si Kuda, "saling menghina!"Dan begitulah, hari-hariku dihabiskan bersama mereka menjadi superhero jalanan. Kadang si Kuda memantau dari laptop dan ponselnya. Mencoba mengetahui kejahatan lewat internet. Kami pun menyelamatkan beberapa korban kejahatan lain. Salah-satunya kasus perampokan yang lain. Perampokan sepeda motor. Kami mengejar penjahatnya dan dapat kami lumpuhkan. Berbagai kejahatan lain pun juga berhasil kami gagalkan. Tingkat kriminal semakin meningkat saja. Ke
Ciuman kami berlanjut semakin hangat. Cukup lama aku tak menikmati kecantikan Selly. Ia pun memelukku dengan erat. Bibir dan kehangatannya terasa begitu nikmat. Melegakan ketegangan pikiran selama ini. Mulai kuraba-raba dada besarnya. Dada yang membuatku terlena dan jatuh cinta. Ia tak menolak dan seolah mempersembahkannya padaku. Besarnya kira-kira sama dengan milik Dara atau Anginia, teman superhero dari aplikasi itu. Ah, entah bagaimana keadaan Anginia dan teman-teman di aplikasi dulu. Apakah mereka sudah sembuh? Mungkin harus kuhubungi mereka. Tapi nomor mereka tersimpan di ponsel lama. Telah diambil kembali oleh perusahaan.Barangkali nomor-nomor itu tersimpan di email-ku. Aku belum mengeceknya. Mungkin nanti kuperiksa. Aku ingin tahu keadaan mereka. Sementara ini, biarlah kuredakan kegundahan dengan menikmati kehangatan dan kasih sayang Selly. Pakaiannya kulepaskan satu per satu. Rupanya ia juga kangen dengan sentuhanku. Kami berpindah ke ruangannya. Ruangan khusus perempuan.
"Sudahlah, Samsul!" sela Dara, "Jadi superhero jalanan adalah pilihan kita. Kau tak bisa paksakan pada orang lain!" "Huh!" balas Samsul merengut. "Aku tahu," ujarku, "ini masa yang sulit dan membingungkan. Aku harap ada regulasi yang lebih bagus untuk mengatur superhero. Dan mengatur rakyat.""Wah, calon DPR, nih!" gurau si Kuda. "Jangan skeptis, teman-teman!" dukung Dara padaku, "Barangkali Kris memang bisa merubah jaman! Aku bisa melihat potensinya untuk merubah masa depan!""Yah, dia memiliki keris dari berbagai generasi!" sahut si Kuda, "Pernah terpikir untuk memiliki kerismu sendiri, Kris? Aku bisa mencarikannya online untukmu!""Ah, kau ini, Andi!" balas Dara, "Korban jaman pula! Apa-apa serba online! Keris pusaka sejati kurasa takkan bisa ditemukan online.""Tapi, sudahlah," lanjutnya, "jangan bahas macam-macam! Selly, tetaplah di sini. Kami membutuhkanmu. Dan kami sama sekali tak menganggap kau sebagai beban. Kau kan bagian dari keluarga.""Yah, aku tahu, tapi..." jawab Sell
Untung ojek online segera datang. Aku segera meluncur ke lokasi. Terjadi perampokan sebuah bank. Pelaku menyandera orang-orang di dalam. Polisi sudah bersiap mengepung. Terlihat beberapa mobil polisi memblokade area depan bank. Para personil pun sudah bersiap dengan senjata mengacung. Batas polisi dipasang dan masyarakat berkerumun dari beberapa jarak. Salah satu dari polisi berseru dengan megaphone, "Perhatian, kalian yang di dalam! Menyerahlah! Tempat ini sudah kami kepung! Bebaskan para sandera!"Tak terdengar jawaban ataupun balasan dari dalam. "Jika kalian tak menyerah, kami akan menyerang ke dalam!" lanjut polisi yang kuduga adalah seorang komandan. "Di mana kalian?" tanyaku pada teman-teman lewat radio yang terpasang di telinga seperti earphone. "Aku ada di atas gedung sebelah!" jawab Dara. "Aku di samping kiri gedung!" jawab si Harimau, "Sembunyi di antara kerumunan.""Aku di kafe seberang gedung," jawab si Kuda."Aku di belakang polisi," balasku, "Dari mana kau tahu ka