SIDE OF SALSHA
Tubuhku bergetar…
Rasanya aku ingin menjerit sekeras mungkin, seluruh tubuhku terasa sakit dan kaku, suster dan dokter itu hanya menusuk tubuhku dengan jarum suntik yang tajam, mereka menyangka aku sakit.
Bukan hanya mereka yang memegangi tubuhku yang berontak, tetapi dua manusia yang ku kenal dengan baik ikut serta memegangi tubuhku dengan erat membuat tubuhku semakin sakit.
“Aku…gak sakit…aaaghhh,”
Aku mencoba mengeluarkan suaraku dengan keras, aku sangat berharap mereka mengerti da
SIDE OF NEVANDRA Aku terbangun dengan tubuh yang tertutup selimut tebal, kepalaku tidak lagi terasa sakit. Ini aneh, seingatku semalam aku terjatuh dan terbentur dengan cukup keras, tetapi pagi ini badanku terasa ringan. aku lihat kaca jendela yang tertutup gorden putih yang tipis, di luar masih gelap. “Huh,” aku bangkit dan bersandar pada kepala ranjang, melirik jam di atas nakas. Masih jam empat pagi, tak sengaja mataku tertuju pada bantal disampingku, mawar putih itu tergeletak tepat di atas bantal itu, aku meneguk salivaku dengan susah payah saat aku merasakan bulu kudukku meremang, dengan keberanian yang hampir menciut aku meraih mawar putih i
SIDE OF SALSHA Tubuhku bergetar… Rasanya aku ingin menjerit sekeras mungkin, seluruh tubuhku terasa sakit dan kaku, suster dan dokter itu hanya menusuk tubuhku dengan jarum suntik yang tajam, mereka menyangka aku sakit. Bukan hanya mereka yang memegangi tubuhku yang berontak, tetapi dua manusia yang ku kenal dengan baik ikut serta memegangi tubuhku dengan erat membuat tubuhku semakin sakit. “Aku…gak sakit…aaaghhh,” Aku mencoba mengeluarkan suaraku dengan keras, aku sangat berharap mereka mengerti da
SIDE OF NEVANDRASinar matahari yang menembus dari celah-celah jendela kamarku sedikit mengusik, perlahan aku mencoba membuka kedua mataku, keningku sedikit berkerut, rasa pening langsung menyergap kepalaku membuat mataku terpejam lagi."Shhh", desisku pelan.Bukan hanya kepalaku yang pening, tetapi rasanya semua badanku terasa sakit, aku mencoba menggerakan badanku, tetapi rasanya sangat lemas seperti tak bertulang.Aku mencoba mengingat apa yang terjadi padaku semalam.Kreeek…Lamunanku terganggu dengan kehadiran ibu ke kamarku."Van, sudah bangun?", Ibu menghampiri dan membantuku untuk duduk bersandar.Walau badanku terasa sakit tetapi aku memaksakan diri."Apa yang terjadi Bu?", tanyaku bingung.Aku melirik jam di nakas meja, sudah jam empat sore, aku tidak sekolah dan baru bangun dari tidur.
SIDE OF ANDIRAPagi ini kelasku sangat berisik dengan berbagai gosip yang dibicarakan teman-teman dikelasku.Mulai dari kejadian jari Alvino yang membiru karena bercanda hal yang tidak wajar tentang kamar mandi angker itu, Salsha yang masuk rumah sakit akibat percobaan bunuh diri, Nevan yang tidak masuk sekolah karena mendadak sakit, sampai Toni yang hadir kembali ke sekolah ini.Diantara gosip-gosip itu tentu saja yang menarik perhatianku adalah kehadiran Toni, jujur saja aku merasa lega saat mendengar Toni akan dikeluarkan dari sekolah ini, tetapi entah kenapa seperti ada yang mengganjal dihatiku.Terlebih saat dia mendatangiku dan meminta maaf atas semua perlakuan dia padaku."Gue mau minta maaf sama loe"."Hah", Aku terperangah menatap dirinya yang sedang menghisap sebatang rokok."Loe termasuk perempuan hebat, bi
SIDE OF TONIDengan langkah tegas yang terkesan sombong, aku menapaki lantai sekolah lagi.Sejak kejadian dimana aku menampar kekasihku itu, aku tidak lagi datang ke sekolah, aku tahu tindakan itu akan berpengaruh besar untukku disekolah ini."Itu, Toni kan"."Eh, lihat dia datang lagi ke sekolah".Dengan satu lirikan mata yang mematikan, aku berhasil menutup mulut mereka yang berbisik-bisik dibelakangku.Langkahku terhenti didepan ruang kepala sekolah, walaupun disekolah ini aku terkesan sebagai siswa yang brutal dan nakal, tetapi aku masih memiliki rasa sopan santun untuk mengetuk pintu sebelum masuk. ///"Ayahmu, sudah datang ke sekolah dan berbicara dengan Bapak".Pak Arif, kapala seko
SIDE OF NEVANDRAMalam ini aku benar-benar ingin sendirian, rasanya kejadian yang kualami semakin membuat pikiranku terasa kosong.Berkali-kali suara Ibuku memanggil dari balik pintu kamar, tetapi aku seperti tidak memiliki tenaga untuk menjawab, jawaban terakhirku hanya pamit tidur.Aku masih memandangi mawar putih yang layu ditanganku, Aldo bilang mawar ini mengeluarkan bau busuk, tetapi aku tidak bisa mencium bau itu.Siapa pemberi mawar ini, benarkah hanya sekedar siswa iseng, aku tidak sempat bertanya pada gadis pemilik wajah dingin itu, karena Alvino mengalami sesuatu yang aneh.Kejadian-kejadian janggal itu membuatku frustasi memikirkannya. Membuatku sulit tertidur. ///"Apa ini ada hubungannya dengan candaan kita tadi pag