Share

Bab 27

Author: Mutiara Sukma
last update Last Updated: 2025-01-21 18:02:07

Akhirnya, Rani pun manut. Semua barang sudah di packing. Aku sendiri mencari dana dengan menjual beberapa perabot milik Mama dan perhiasan Rani sewaktu gadis. Ua-ng lima juta ini cukup sampai aku berhasil menjalankan misi ini. Rasanya tak sulit.

Hari ini Mama berangkat terlebih dahulu menaiki bus menuju kampung Mama di daerah Jawa sana. Rani akan menyusul setelah aku mendapatkan apa yang harus Rani bawa nanti.

"Hati-hati, Ar. Jangan gegabah. Mama harap kamu berhasil. Kita mendapatkan u-ang juga dapat meng-ikat Tari agar tidak macam macam lagi."

Aku mengangguk cepat. Tari ternyata benar sudah punya sebuah restoran. Dan dia juga sukses menjadi seorang penulis berpenghasilan ratusan juta. Tak menyangka selama ini Dia menyembunyikan semuanya dariku. Dan saat aku salah melangkah, dia mengeluarkan powernya yang luar biasa.

"Mas, aku takut." Lirih Rani begitu bus yang ditumpangi Mama mulai berjalan menjauh

"Tenang, Dek. Kamu akan menjadi Ratu yang sesungguhnya. Aku pastikan kamu tak akan ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Imah Sitiso
arnes nyulik anaknya sendiri demi mendapatkan rumah dan uang dari tari...huuuh dapat jeruji besi ia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 28

    "Kan beli coklat." Sahutku kencang karena suaraku yang terbawa angin."Kenapa harus jauh jauh, Pa. Di Indo-maret depan aja. Bik asih sering ngajak Ammar kesana." Aku tak tau harus menjawab apa, hanya diam, tetap fokus membawa motor ke terminal dimana Rani sudah menunggu."Ammar beli coklat yang banyak dulu, ya. Nanti ikut Tante Rani ke rumah Oma," Aku sampai di sebuah minimarket tak jauh dari terminal."Ga mau, Pa. Oma kan galak. Ammar ga mau!" Suaranya mulai bergetar hendak menangis."Eh, ga jadi. Ke rumah Tante Rani aja, ya. Nanti Mama dan adik-adik dan papa akan menyusul. Oke?" Ammar menatapku. Beberapa coklat sudah ditangannya. Untung tadi Rani mau meminjamkan ua-ng padaku sebelum berangkat tadi."Pa, Ammar mau pulang aja." Rengeknya."Sabar, Sayang. Ammar mau lihat-lihat binatang kan? Nanti Tante Rani akan mengajak Ammar jalan-jalan sampai Ammar puas."Ammar diam aja. Dengan seplastik coklat dan berbagai makanan ditangannya, aku kira dia akan diam selama di bus nanti. Dari kejauh

    Last Updated : 2025-01-23
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 29

    Mau tak mau aku menjual beberapa perabotan Mama demi menyambung hidup. Bu Imah ibunya Rani mulai curiga jika kepergian Rani ke kampung Mama bukan karena mau menjual tanah milik Mama, tapi ada sesuatu."Kalau kalian orang kaya yang mau jual tanah, kenapa kamu sampai menj-ual barang-barang milik ibumu, Arsen?" Tanyanya."Buk, jual tanah ga seperti jual kacang. Butuh proses di nota-ris. Proses balik nama, banyak pokoknya." Ujarku beralasan. Walau alasan ga jelas."Halah! Buruan bilang pada Mama kamu cepat balik ke sini."Aku mengernyitkan dahi. Lah, buat apa?"Udah lama nih, ga makan makanan enak." Lanjutnya membuatku tak menyangka. Duh, mertua bener bener ga ada akhlak.Tepat seminggu, Aku mulai pusing. Rani juga sudah mengeluh terus. Karena Ammar rewel dan nangis terus. Akhirnya, nekat aku kembali ke rumah Tari. Banyak orang disana. Kesempatanku untuk cari muka."Ada apa, Bu?" Tanyaku setelah masuk ke dalam rumah dan melihat tari sedang menangis. Tubuhnya terlihat lebih kurus sekarang

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 30

    "Rusak Mas, aku belum sempat benerin."Aku kembali merangkul kepala istri tuaku itu. Tentu saja saat ini menjadi hari kemenangan bagiku. Selain memastikan apa yang aku lakukan waktu itu aman. Aku juga kembali mendapatkan perhatian dari Tari."Sabar, Dek. Kita usahakan lagi untuk mencari sampai Ammar ditemukan. Aku akan meminta bantuan teman temanku.""Halah, emang punya teman?" Ketus Mas Fatan.Aku tetap diam. Menanggapi Mas Fatan bisa bisa rencanaku gagal."Kamu sekarang tinggal dimana, Mas?" Tari mengangkat kepala menatapku."Sementara aku tinggal di rumah Mama sendiri. Aku menceraikan Rani. Aku sadar aku khilaf selama ini padamu dan anak-anak. Tak pantas aku menduakan kamu sementara kita punya anak-anak yang membutuhkan kita berdua." Tangan putih Tari kucium pelan. Brak!Pintu dibanting kasar. Serentak aku dan Tari menoleh. Ternyata dokter Zio yang pergi dengan kesal. Aku tersenyum puas meski tak kutampakin."Sabar sayang, kita hadapi kita bersama ya. Aku janji akan bertanggungjaw

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 31

    Gawat, pasti keberangkatan Rani di terminal terekam cctv. Tapi, Rani kan memakai kerudung dan masker, Ammar pun dia pakai kan hal yang sama. Kerudung kecil berwarna merah jambu yang entah dimana dia dapat. Yang pasti saat ini jantungku berdetak lebih cepat. Takut juga Tari mengenali Rani."Tapi, gambar di layar cctv itu tak begitu jelas karena perempuannya memakai kerudung. Dan anaknya juga memakai jilbab. Tapi, aku ingat betul sendal yang dia pakai, itu sendal Ammar, qMas. Aku sendiri yang membelinya, dan Ammar sangat suka." Ujar Tari, suaranya bergetar lagi. Tapi, aku merasa lega. Hanya sendal rupanya."Sayang, yang mempunyai sendal seperti itu kan ga hanya Ammar. Tapi, pasti banyak yang pakai, karena di buat di pabrik dengan modal dan bentuk yang sama." Sanggahku."Iya sih, tapi entah kenapa fellingku itu Ammar. Polisi sedang menyelidiki dua orang itu. Bantu doa ya, Mas."Aku mengangguk cepat. Dan hendak memeluk Istriku itu. Tapi, dia memberi kode agar jangan mendekat. Aku menghela

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 32

    "Penculiknya udah ketemu, Mas? tanyaku antusias. Gimana tidak? Jika benar ditemukan, aku juga akan kena akibatnya."Belum, Mas. Tapi, ada yang melihat anak mirip Ammar di Surabaya. Rencananya aku akan kesana memastikan."Degh!Gawat, persembunyian Rani diketahui."Eh, Mama kamu kan lagi di Surabaya kan, Mas?"sentak Tari."Hah, eh iya ... Iya Mama disana. Tapi, Mama ga bilang apa apa?" Sahutku sedikit gugup."Kenapa kamu pucat gitu, Ar? Seharusnya kamu senang dong anak kamu hampir ditemukan." Tanya Mas Fatan menyelidik."Anu, Mas. Saya hanya kaget bisa sejauh itu. Jarak jakarta ke Surabaya kan ga main-main, lumayan jauh." Aku beralasan."Kalau deket dekat, bukan pencu-likan namanya." Cetus Mas Fatan. "Eh iya, ya, Mas. Jadi kapan rencananya kamu berangkat, sayang. Aku boleh ikut ya?" Tari menggeleng. "Aku mau minta tolong kamu jaga anak-anak di rumah, Mas.""Tapi ..." "Aku mohon kerjasamanya. Aku ga mungkin bawa Abrar dan Alif kesana.""Abrar ditinggal? Kamu yakin?" Tanyaku dengan s

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 33

    Aku menghela napas panjang. Bisa gi-la nih aku lama lama. Mau protes, tapi ga berani. Mas Fatan sudah kelewatan menjadikan aku babu dirumahku sendiri, eh maksudnya di rumah Tari. Ternyata, rumah ini sudah dialihkan ibunya untuk istriku, menang banyak jika aku bersabar sebentar. Setelah urusanku selesai, aku kan benar benar menjadi suami dan ayah yang baik untuk anak anak."Mas, Abrar sudah tidur, susunya juga sudah saya siapkan. Saya nitip ya, Mas." Ujarku bak seorang pemba-ntu yang ijin pada majikannya."Ya! Jangan lama-lama. Kalau Abrar nangis bisa repot aku nanti. Ini laporan harus segera kelar."Aku hanya mengangguk. Entah apa pekerjaannya sekarang. Tak ada keterbukaan informasi padahal aku ini masih keluarga disini, masih adik iparnya. Tapi, serasa orang lain yang sedang mengharapkan gaji."Lama banget sih, Pa! Sampai ga ada orang lagi, mana panas lagi. Mama ga pernah telat kalau jemput. Padahal dulu bawa bawa adek pake motor." Protes Alif begitu aku sampai. Sekolah sudah hampir

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 34

    Rasa lapar langsung menguap begitu saja. Aku bergegas menghampiri Mas Fatan dengan badan rasanya panas dingin. Bik asih yang tadi membereskan dapur juga ikut mendekat. Wajahnya sumringah. Jelas beda dengan wajahku yang mungkin sudah pucat pasi saat ini, tapi berusaha aku sembunyikan."Gimana, Om? Dek Ammar sudah ditemukan?" Tanya Alif yang sedari tadi juga menyimak Om nya menerima telepon. Kemungkinan dari Tari."Belum, tapi polisi sudah menemukan tempat persembunyian penculik itu." "Be-bener Mas, Ammar di culik?" Tanyaku gugup. Mas Fatan langsung menoleh."Iya! Pencu-liknya bersembunyi tak jauh dari rumah ibumu. Apa jangan jangan ada hubungannya?" Mata itu menatapku penuh selidik."Ga ... Ga mungkin lah, Mas. Masa mama saya mencu-lik cucunya sendiri." Sanggahku meski agak terbata-bata.Tak lama Elzio datang ditangannya ada bungkusan dengan merek sebuah restoran yang terkenal enak masakannya. Tentu saja restoran milik Tari."Kita makan makan dulu. Eh, Bik Asih, bibik kan baru sampai

    Last Updated : 2025-01-24
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 35

    "Mas, polisi mengetahui keberadaan aku dan anakmu. Aku telah di dalam kereta, tak tau harus kemana.""Ammar gimana? Dia aman?" Bisikku."Tenang, dia aman. Mamamu juga aman. Aku hanya butuh uang lebih banyak lagi, Mas. Kamu harus segera kirim." Suaranya terdengar cemas."Oke oke. Aku akan segera menjual perhiasan yang tersisa ini nanti aku akan transfer u4ng nya."Aku tak punya pilihan lagi. Kalung dan beberapa perhiasan Tari yang kuambil dilemari satu satunya harapan. Tanpa kata aku menuju pasar menjual kalung itu dan segera mengirimkan hasil penjualannya pada Rani.Lumayan kalung dan beberapa cincin milik Tari itu laku 20juta. Semua aku kirim pada Rani. Aku yakin dia bisa menyelesaikan semuanya.Malam menjelang, aku gelisah karena Rani belum juga mengabarkan dimana posisinya saat ini. Ponsel mama pun tak aktif. Aku mencoba menanyakan kabar Tari, tapi tak dijawab.Paginya, kakinya terasa tak menapak. Badan limbung begitu membaca pesan dari Tari.[Mamamu ditemukan dalam keadaan terikat

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 23

    “Apakah ayah mau menerima donor dari anak yang tak berguna seperti aku?" Deg.Nadhif terbelalak. Semua orang terhenyak. ---Mobil sewaan berhenti di depan pagar rumah besar yang dulu pernah menjadi ladang luka bagi Naira dan Wildan. Tak ada yang berubah. Pohon mangga di halaman depan masih berdiri kokoh, tapi Naira merasa seluruh rumah ini sudah menjadi tempat asing baginya.Wildan turun lebih dulu, membuka pintu belakang. Gio terlelap di kursi bayi. Naira memeluk anak itu, lalu memandangi rumah yang pernah ia tinggalkan.Wildan menatap istrinya. “Kamu siap?”Naira menarik napas. “Nggak juga. Tapi kita sudah sampai.”Pintu pagar terbuka. Alisa muncul dengan mata sembab.“Kak… akhirnya datang juga…” ucapnya pelan.Naira hanya mengangguk. Aleeya muncul dari balik pintu, menyusul dengan pelukan singkat yang terasa canggung. Rumah itu hening. Lalu dari dalam terdengar suara langkah tergesa.Tari berdiri di ambang pintu. Wajahnya pucat, mata sembab, dan tubuhnya lebih kurus dari terakhir

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 22

    Suasana rumah sakit pagi itu terasa lebih dingin dari biasanya. Di ruang tunggu yang dipenuhi aroma obat dan bunyi sepatu suster yang lalu-lalang, Nayla duduk memeluk tas kecilnya. Alif mondar-mandir di depan ruang dokter spesialis hematologi, dia tak mau Tari, ibunya kelelahan. Aleeya sibuk membuka-buka berkas pemeriksaan. Alisa duduk di pojok, menggenggam tangan papanya yang tampak kelelahan setelah menjalani pemeriksaan lengkap."Ayah perlu istirahat, ya?" tanya Alisa lirih.Nadhif mengangguk. "Ayah cuma… pusing sedikit. Nggak usah panik, ya."Tapi semua tahu itu bukan sekadar pusing. Wajahnya pucat, suara napasnya tersengal, dan sejak kemarin malam ia muntah dua kali tanpa sebab jelas. Bahkan air putih terasa getir di lidahnya.Tak lama, dokter keluar."Keluarga Bapak Nadhif?"Alif berdiri. Tari dan Nayla menyusul. Mereka masuk ke ruang konsultasi.Dokter muda itu membuka map tebal. “Saya akan sampaikan dengan jujur. Bapak Nadhif mengalami gangguan sumsum tulang yang menyebabkan s

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 21

    Nayla menatap ibu mertuanya itu. Lalu tiba-tiba berkata, “Kalau yang bunda butuh bukan kekuatan, tapi bahu buat bersandar… aku di sini,Bun.”Tangis Tari pecah. Dalam diam, rasa yang lama tercekat akhirnya menemukan jalan keluar.**Dan dari jauh… di kota kecil yang mulai mereka sebut rumah baru, Naira menatap langit malam sambil mendekap Gio yang mulai demam ringan lagi.Wildan memeluk dari belakang. “Kapan-kapan… kita pulang ya?”Naira tersenyum lirih. “Kalau Tuhan izinkan. Tapi sekarang, kita rawat luka kita dulu. Sampai semuanya kuat.”Dan di tengah ketidakpastian, mereka mulai belajar satu hal: keluarga bukan hanya soal bersama dalam tawa… tapi juga tetap tinggal di saat dunia hancur perlahan.—Tiga bulan setelah malam itu.Angin sore menyapu dedaunan di halaman rumah kecil di pinggir kota. Bukan kota besar, tapi cukup tenang. Udara bersih, suara motor jarang, dan langit masih menampakkan warna jingga saat senja tiba.Di teras rumah kecil itulah, Gio sedang bermain balok sambil s

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 20

    Dua bulan berlalu sejak Wildan berdiri di depan kontrakan dengan wajah kuyup dan tangan gemetar. Banyak hal telah berubah sejak malam itu.Naira memutuskan untuk memaafkan. Tidak dengan gegabah, tapi perlahan. Ia izinkan Wildan masuk lagi ke dalam hidupnya—bukan karena lelah, tapi karena Gio. Dan mungkin… karena hatinya pun masih menyimpan sisa cinta yang belum benar-benar mati.Wildan bekerja di toko bangunan setiap hari, katanya mau mandiri. Tak ingin berdiri dibalik bayang-bayang Sang Ayah yang seorang produser film. Gajinya tidak besar, tapi cukup untuk membayar kontrakan baru yang sedikit lebih layak, lebih terang, dan punya halaman kecil. Setiap pagi, ia membantu memandikan anaknya, memberi makan, dan membaca buku dongeng meski dengan suara sumbunya yang sering membuat Naira tertawa geli.Dan Tari? Dia membiarkan anaknya pergi. Tidak dengan marah, tidak dengan air mata, tapi dengan restu.Hari itu, mereka berkumpul di depan rumah Tari. Dua koper besar, satu tas gendong, dan Gio

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 19

    Alif menghela napas panjang. “Kita semua ikut keputusan itu, Sayang. Tapi kalau Naira sekarang makin keras kepala, ya mungkin karena selama ini kita terlalu nahan dia hidup sesuai versi kita.”Nayla menunduk. “Tapi Gio… aku cuma takut dia tumbuh tanpa stabilitas.”“Aku bisa urus pendidikan Gio kalau Naira masih belum siap. Tapi bunda juga harus bisa nerima kenyataan—Naira bukan anak kecil lagi.”Nayla menatap anak sulungnya, dan untuk pertama kalinya, dia merasa sangat tua. Sangat kalah oleh waktu.**Malam itu, Naira duduk sendirian di dapur. Gio sudah tidur. Winda belum pulang. Di depannya, secangkir teh yang sudah dingin.Ia membuka WhatsApp. Mengetik pesan untuk Aleeya.> Leeya… kalau aku titip Gio beberapa hari, kamu mau jagain?Pesan belum dikirim. Tapi matanya sudah basah.Karena ternyata… jadi ibu tidak sekadar melahirkan. Tapi juga berani memilih—bahkan saat hatinya sedang hancur.---Flashback...Lima tahun yang lalu…Langit sore itu mendung. Di dalam rumah Nayla, suasana ja

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 18

    Hari ketiga sejak perdebatan itu. Nayla masih duduk di meja makan dengan wajah pucat. Nasi di piring tak tersentuh. Pikiran terus menerawang—ke kontrakan sempit itu, ke cucu kecil yang tidur tanpa kelambu, dan ke anak perempuan yang dulu ia peluk erat setiap malam… kini menjauh seakan Nayla adalah musuh."Dia nggak jawab telepon sama sekali, Bunda," ujar Aleeya lirih sambil duduk di seberang. "Tapi aku tahu dia masih buka WhatsApp. Ada statusnya semalam."Nayla menatap anak bungsunya dengan mata sayu. “Status apa?”Aleeya membuka ponselnya. Menunjukkan tulisan yang menggantung di story Naira:> “Kadang… yang bikin hancur bukan orang lain, tapi keluarga yang menganggap dirinya paling benar.”Dada Nayla terasa sesak. Matanya memanas. Tapi dia mencoba tetap tegar di hadapan anaknya."Aku cuma pengen dia sadar… bukan nyalahin aku."Aleeya berdiri dan memeluk ibunya dari belakang. “Naira cuma belum bisa ngeliat niat baik Bunda. Tapi aku yakin, dia sayang sama Gio. Dia nggak akan egois sela

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 17

    Sudah seminggu Naira menghilang.Bukan hanya keluar dari grup keluarga, tapi juga tak bisa dihubungi siapa pun. Nomor lamanya mati. Bahkan akun media sosialnya sudah tak aktif.Mama sering termenung di dapur, Nayla makin sering melamun saat masak, dan aku sendiri... merasa seperti kehilangan arah. Ada bagian dari kami yang hilang, dan rasanya tidak ada yang benar-benar tahu harus bagaimana.Sampai suatu sore, ponsel Nayla berdering.Nomor tidak dikenal.“Halo."Hening sejenak, lalu terdengar suara yang sangat dikenalnya.“Hai, Kak Nay... ini aku, Naira.”Nayla langsung berdiri dari sofa. “Ya Allah, Na! Kamu ke mana aja? Kita semua khawatir—”“Jangan dulu panik. Aku baik-baik aja... cuma butuh waktu sendiri. Aku lagi tinggal di rumah temen, namanya Mbak Winda. Dia banyak bantu aku.”“Temen? Siapa? Aku bisa ke sana?”“Jangan, Nay. Aku belum siap ketemu kalian. Belum sekarang. Tapi... aku mau ngobrol. Lewat telepon aja.”Dan sejak hari itu, Nayla bicara dengan Naira setiap malam.Namun,

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 16

    Nayla menatap adiknya, mencoba tetap tenang. “Dia pernah nyakitin kamu?”Kania menggigit bibir. Menahan air mata. Lalu mengangguk pelan.“Sekali. Tapi dia bilang cuma karena emosi. Dan aku... aku diem. Karena aku pikir aku layak dapet itu.”“GAK ADA YANG LAYAK DIPUKUL, KANIA!” Nayla membentak sampai semua orang di café menoleh.Kania menunduk makin dalam, menangis pelan.“Gue... cuma pengen dicintai, Nay... gue capek disalahin terus, capek jadi bayangan lo. Jadi anak yang selalu kurang dibanding lo... makanya waktu Reynald datang dan bilang dia nerima gue apa adanya... gue percaya. Tapi ternyata... dia nerima gue cuma karena pengin harta warisan keluarga lo!”Nayla menggenggam tangan Kania erat.“Kamu gak sendiri. Kalau dia nyakitin kamu lagi, gue bakal berdiri di depan lo.”Kania memeluk Nayla sambil menangis. Tangis yang lama ia tahan. Tangis seorang kakak yang baru sadar, selama ini ia mencintai laki-laki yang salah... dan membenci saudara yang paling peduli padanya.Tapi mereka be

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 15

    Kania duduk di pojok kamar, masih dengan mata sembab. Sudah dua hari sejak malam panjang itu. Pelukan Nayla memang melegakan, tapi luka lama tetap tak bisa sembuh dalam semalam.Suaminya, Reynald, mengetuk pintu lalu masuk tanpa menunggu jawaban. Membawa segelas teh hangat yang katanya “bikin hati adem.”“Sayang... kamu belum makan dari pagi. Mau aku suapin?” tanyanya lembut.Kania hanya menggeleng, menunduk. Reynald menarik kursi dan duduk di depan istrinya, lalu meletakkan teh di meja kecil.“Kamu mikirin malam itu, ya? Yang soal Nayla?”Kania mendesah, matanya menatap kosong. “Aku bingung, Ren... aku lega karena akhirnya jujur, tapi aku juga takut. Takut semua orang beneran ninggalin aku.”Reynald tersenyum. “Gak akan. Aku di sini. Aku suami kamu. Satu-satunya yang kamu bisa andalin.”Tapi tatapan matanya berkata lain. Ada sorot licik di sana. Hanya sedetik. Tapi cukup jelas.Reynald bukan suami ideal. Dia manis saat dibutuhkan. Tapi keras kepala dan manipulatif di belakang. Kania

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status