Share

38. Siapa Lelaki Itu?

Author: ReyNotes
last update Huling Na-update: 2025-08-19 19:36:14

Setelah perjalanan panjang sekaligus kemenangan yang membanggakan, Bianca akhirnya pulang bersama Blue dan Grey. Begitu sampai di rumah, kedua anak lelaki itu langsung berlari ke ruang keluarga di mana Billy sudah menunggu.

“Papa Billy! Papa Billy!” seru Grey sambil setengah berlari, setengah melompat. Billy yag sudah menunggu membuka tangan lebar-lebar dan memeluk keponakannya sekaligus.

Blue menyusul dengan wajah penuh semangat. “Papa, kamu harus denger cerita kami! Pertandingannya seru banget!”

Lagi-lagi, Billy dan Windy menyiapkan pesta kecil untuk Blue dan Grey. Keduanya selalu senang mendapat perhatian besar dari om dan tantenya.

Sambil makan, Blue dan Grey bersahutan bercerita.

Sesekali, Billy melirik Bianca yang tampak lebih pendiam. Adiknya itu memilih sibuk membereskan barang bawaannya dan si kembar.

“Bi, makan dulu, yuk,” ajak Billy.

“Nanti saja, Bil-Bil. Aku langsung kerja, ya. Terima kasih pesta penyambutannya untuk Blue dan Grey.” Bianca tersenyum pada sang kakak dan ka
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Jennifer Karisoh
ternyata opanya..lanjut lagi dong
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
wah kakek ternyata, lanjut kk
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   39. Pertemuan

    Pertemuan itu sebenarnya terasa janggal bagi Bianca. Sejak perceraiannya dengan Geo, ia berhasil memutuskan hubungan dengan keluarga besar itu.Namun, ketika Atrick memintanya bertemu, ia tidak bisa lagi menghindar. Apalagi, saat pemberian hadiah pada si kembar, mereka telah saling berbalas tatapan.Atrick menatap Bianca lama sebelum membuka suara. Suaranya dalam, agak serak, namun penuh wibawa.“Bianca… kami mencarimu ke mana-mana.”“Aku sudah bebas dan berhak pergi ke mana saja.”“Kamu membawa benih Geo.”“Geo tidak peduli.” Bianca berucap dengan nada bergetar.Atrick terdiam. Ia juga salah telah membiarkan perceraian dan kepergian Bianca. Hanya saja, keluarga Willson tidak mengira Bianca pintar menyembunyikan diri.“Paling tidak, setelah anak-anak itu lahir, kamu mengabari kami.”Bianca menegakkan punggungnya, menjaga nada suaranya tetap tenang. “Aku memilih menjauh, Uncle. Menurutku itu yang terbaik… untuk semua pihak.”Atrick menghela napas panjang. “Mungkin. Tapi keluargaku masi

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   38. Siapa Lelaki Itu?

    Setelah perjalanan panjang sekaligus kemenangan yang membanggakan, Bianca akhirnya pulang bersama Blue dan Grey. Begitu sampai di rumah, kedua anak lelaki itu langsung berlari ke ruang keluarga di mana Billy sudah menunggu. “Papa Billy! Papa Billy!” seru Grey sambil setengah berlari, setengah melompat. Billy yag sudah menunggu membuka tangan lebar-lebar dan memeluk keponakannya sekaligus.Blue menyusul dengan wajah penuh semangat. “Papa, kamu harus denger cerita kami! Pertandingannya seru banget!”Lagi-lagi, Billy dan Windy menyiapkan pesta kecil untuk Blue dan Grey. Keduanya selalu senang mendapat perhatian besar dari om dan tantenya.Sambil makan, Blue dan Grey bersahutan bercerita.Sesekali, Billy melirik Bianca yang tampak lebih pendiam. Adiknya itu memilih sibuk membereskan barang bawaannya dan si kembar.“Bi, makan dulu, yuk,” ajak Billy.“Nanti saja, Bil-Bil. Aku langsung kerja, ya. Terima kasih pesta penyambutannya untuk Blue dan Grey.” Bianca tersenyum pada sang kakak dan ka

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   37. Lelaki Itu Lagi

    Bianca menurut. Ia membiarkan anak-anak memilih tempat sesuai keinginan mereka."Di sini aja, Mom." Blue berucap sambil duduk.Bianca menatap sekeliling. "Pemandangannya lebih bagus tempat duduk tadi, lho.""Nggak papa. Kita butuh tempat sepi untuk belajar." Grey beralasan.Kedua alis Bianca terangkat sedikit. "Belajar?"Kepala Blue dan Grey mengangguk-angguk keras. Mereka lalu mendiskusikan strategi untuk mengikuti lomba.Padahal keduanya mengikuti lomba yang berbeda. Blue akan bertanding kecepatan berhitung dan mengingat angka sementara Grey akan mengikuti kejuaraan rubik bentuk.Lagipula, saat tanding, biasanya si kembar jarang berlatih. Mereka sangat santai karena menguasai kompetisi yang diikuti."Mommy, kasih aku soal." Blue meminta pada Bianca."Mommy, acak rubik aku dulu, aku mau lihat kecepatanku menyelesaikannya." Grey memberikan rubik bentuk piramidanya.Bianca menurut. Ia mengacak warna pada rubik dan meletakkannya di depan Grey. Lalu memasang stopwatch.Setelah itu ia mem

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   36. Penasaran

    Blue dan Grey sudah mengundi siapa yang duduk di dekat jendela. Saat berangkat Blue, nanti saat pulang giliran Grey.Dengan tertib keduanya mengikuti aturan berada di dalam pesawat. Pramugari memberikan permainan catur untuk mengurangi kebosanan.Tapi, si kembar tidak tertarik. Padahal biasanya mereka selalu antusias mempelajari hal baru.Blue hanya meletakkan pion-pion sesuka hatinya. Grey mengikuti sambil mengerutkan kening.Keduanya masih memikirkan pertemuan dengan lelaki misterius di bandara. Mereka melirik sang mommy yang sedang sibuk membaca."Blue, kita cerita sama Mommy aja kita tadi ketemu lelaki yang mirip sama kita." Grey berbisik.Kepala Blue menggeleng. "Kita sudah janji pada Mommy untuk tidak menanyakan tentang Daddy. Kita harus menepati janji.""Benar juga." Grey memberengut. "Tapi, aku penasaran."Tiba-tiba, mata Blue berbinar. Grey langsung tau saudara kembarnya memiliki ide cemerlang."Kita janjinya sama Mommy. Tapi tidak dengan Papa Billy." Blue berbisik.Grey meng

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   35. Sorry, We Don't Talk to Stranger

    Amara mundur tiga langkah mendengar pertanyaan Geo.“Maksudmu? Kamu tidak ingat?”Geo terkesiap sejenak. Selama ini ia berhasil menyembunyikan fakta bahwa ingatannya belum pulih seratus persen.“Aku hanya... ingin tau versimu.” Geo melipat kedua tangan di perut dan menatap santai.Amara menatapnya tajam, seolah mencoba membaca pikirannya.“Sayang, aku sudah mengatakannya padamu.”Jantung Geo berdegup cepat. Ia tak boleh membuat Amara tahu bahwa ingatannya belum sepenuhnya pulih. Kalau Amara tahu, mungkin ia akan memanfaatkan celah itu.Dengan senyum tipis, Geo menggeleng.“Tidak, aku tidak ingat. Bukankah setelah itu aku kecelakaan dan koma?”Namun Amara tetap menatapnya curiga. Matanya berkaca-kaca, seperti menyimpan sesuatu yang besar.“Kamu seharusnya melupakan semua itu, Geo. Apa gunanya mengungkit pertengkaran lama? Yang penting sekarang kita bersama, kan?”Geo diam. Ada getaran aneh di dadanya—antara keyakinan bahwa Amara menyembunyikan sesuatu, dan rasa frustrasi karena kepinga

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   34. Pernikahan Suram

    Sejak hari pernikahannya dengan Amara, Geo diam-diam menyimpan harapan: bahwa sebagian ingatannya yang hilang akan kembali perlahan. Ia ingin sekali bisa merasakan lagi potongan memori hangat, terutama saat-saat bersama Amara yang dulu katanya penuh cinta.Namun kenyataan pahit menamparnya. Dua tahun berlalu, dan tetap saja kosong. Tak ada seberkas ingatan pun yang kembali.Jika pun ada, hanyalah fragmen samar-samar, tapi anehnya, tidak pernah benar-benar tentang Amara.Geo sering duduk sendirian di ruang kerjanya, menatap foto pernikahan mereka yang terpajang di dinding. Wajahnya muram.“Kenapa… aku merasa ada yang hilang, tapi bukan sama dia?” gumamnya lirih.Kehidupan rumah tangga mereka pun jauh dari kata bahagia. Amara berusaha bersikap sebagai istri yang baik, selalu tampak sabar di depan Geo. Namun di balik senyumnya, ada kegelisahan besar. Karena ia sadar, pernikahan itu sendiri sebenarnya lahir dari sebuah perjanjian.Semua ini hanyalah syarat. Syarat yang dulu diberikan oleh

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status