Share

Bab 16

Qiera

Semilir angin sayup-sayup menerpa wajahku yang berdiri di balkon tepat di depan kamar. Ada rasa yang tidak biasa menyeruak begitu saja. Entah itu rindu kepada anak-anak atau memang aku sedang resah.

Jika yang kurasakan kini memang rindu kepada anak-anak, tentu saja itu sangat wajar. Terlebih di sini aku sudah tinggal beberapa hari hanya untuk menjalankan misi demi kebahagiaan buah hati.

Meski sebenarnya bisa saja bagiku untuk pergi tanpa pamit, tapi tidak mungkin aku bisa melakukan hal itu. Bagaimanapun Mas Yasa adalah suamiku dan aku harus pergi dengan izinnya.

Ingin rasanya aku melakukan hal itu sama seperti kebanyakan wanita, tapi nuraniku menolaknya. Bahkan hatiku tercabik ketika teringat keinginan itu.

Dari enam tahun lalu, aku memang selalu ingin duduk di sini sambil menikmati indahnya malam, dan sejuknya angin yang berhembus. Namun, kesibukan membuatku lupa segalanya. Termasuk kebahagiaanku sendiri.

"Qiera!"

Terdengar suara Mas Yasa memanggil lirih, tapi entah ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status