Share

Bab 3. Keguguran

KETIKA SUAMIKU MENIKAH LAGI

PART 3

"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya Mas Angga yang tiba-tiba sudah datang.

"Istrimu ini, lihat belanjaannya, terlalu boros. Bisa nya cuma menghambur-hamburkan uang saja,"

"Kamu belanja? Pakai uang siapa?" Tanya Mas Angga.

"Bukannya kamu yang memberi ya ngga?" Mama mertua nampak kebingungan dengan pertanyaan yang dilontarkan anaknya kepadaku itu.

"Bukan Ma, mana mungkin Angga memberi uang banyak pada Ella,"

"Ini uang hasil kerja keras ku selama ini, yang intinya aku bukan jual diri, ini uang halal."

Setelah berkata seperti itu, aku melangkah pergi.

🌺🌺🌺

"El," Mas Angga duduk disampingku.

"Kenapa?" Mataku tak mengalihkan pandangan, tetap pada layar handphone.

"Kamu kerja apa?"

"Bukan urusanmu," ketusku.

"Kamu istriku, sudah seharusnya aku tahu apa yang menjadi rutinitas mu dan kesemuanya tentang mu," 

"Sejak kapan kamu menganggapku istri? Bukannya aku hanya sampah yang sengaja dipungut ke rumah ini?" Aku memberanikan menatap matanya.

Mas Angga terlihat gelagapan. Lalu menolehkan pandangannya ke arah lain.

"Ya sudah, kalau tidak mau kasih tahu. Karena kamu sudah bekerja, maka aku akan stop nafkah ku untuk kamu," ucapnya lagi.

"Terserah, Mas! Aku nggak peduli."

Ku punggungi dia dan langsung ku tinggal tidur.

🌺🌺🌺🌺

Samar-samar aku mendengar Mama mertua mengatakan kalau Jena keguguran dan hari ini dia akan berangkat ke rumah sakit untuk menengoknya.

"Aku ada meeting, Ma! Nanti saja kalau sudah selesai aku kesana menyusul," ucap Mas Angga.

"Ya sudah, jangan sampai nggak nyusul lho, dia pasti sangat membutuhkanmu."

Mas Angga mengangguk, lalu balik badan menuju ke arahku. Dia nampak kaget dengan kehadiranku dan penampilanku yang sedikit berbeda.

"Kamu...mau kemana?" Dia menatapku lama.

"Kerja," jawab ku acuh.

"Sendiri?"

"Iya, mau sama siapa lagi kalau nggak sendiri,"

"Aku antar?"

"Nggak perlu."

Aku tetap melangkahkan kaki ku menjauhinya. Sepertinya dia masih menatapku. 

Kenapa dengan lelaki itu? Bukannya dia sangat mencintai mantan nya itu, bahkan nyaris mempunyai anak.

🌺🌺🌺🌺

"Ella!" Teriak mama mertua.

Dengan rasa malas, ku hampiri beliau di dapur.

"Ada apa?" Tanyaku.

"Ini kamu masak semua, ingat ya, jangan dikasih udang,"

"Enggak, aku mau keluar, ada janji sama teman,"

Enak saja mau menjadikan ku pembantu di rumah ini.

"Hey, kamu jangan ngelawan ya? Nanti keluarga Jena akan datang, kalau bukan kamu, siapa lagi yang akan memasak?" Tanyanya 

"Itu kan tamu mama, bukan tamu aku. Ya mama sendiri lah yang masak,"

"Kamu disini numpang, harusnya kamu nurut sama aku,"

"Aku memang numpang, Ma! Tapi aku bukan pembantu. Silahkan Mama masak sendiri semua ini, aku mau jalan sama teman aku."

Saat akan melangkah pergi, Mama mendorongku kuat, aku terjerembab jatuh.

Perutku, terasa sangat sakit, darah keluar dari jalan lahir. 

"Ma, tolong aku," setelah mengatakan itu, aku sudah tak sadarkan diri.

🌺🌺🌺

Sebuah usapan lembut membangunkan ku dari tidurku, ah tepatnya bukan tidur, tetapi aku pingsan.

"Kamu sabar, ya Nak!" Ucap ibuku yang sudah berada disampingku.

"Ibu? Ibu kesini? Sama siapa?"

"Ibu sendiri, pengennya nengok kamu, tapi saat datang, ibu mendengar kamu beradu mulut dengan mertuamu. Karena salam ibu tidak jawab, ibu langsung masuk begitu saja. Saat ibu melihatmu, kamu sudah berlumuran darah, disitu ada mertuamu dan juga suamimu, tapi kenapa mereka tak menolong mu? Apa yang terjadi, Nak?" Tanya ibu.

"Bagaimana dengan kandunganku, Bu?" Tak ku jawab pertanyaan beliau.

"Kamu sabar, kamu yang ikhlas. Anakmu tidak bisa tertolong," jawab Ibu sambil menangis.

Aku menangis sejadinya, aku nggak percaya kalau anakku telah tiada.

"Ini semua ulah mereka, Bu! Anakku meninggal karena mereka." Aku menangis dalam pelukan ibu.

🌺🌺🌺🌺

KETIKA SUAMIKU MENIKAH LAGI 

bab 5

Mama mertua. Selamanya aku tidak akan pernah membiarkan hidup mu tenang.

"Makan dulu ya sayang," pinta Ibuku sekaligus membuyarkan lamunanku.

Ya, selama aku dirawat, tak sekalipun Mas Angga datang untuk menjenguk. Hanya Ibu, yang selalu setia menemani.

"Kapan Ella diperbolehkan pulang, Bu?"

"Nanti ketika Dokter sudah datang dan memeriksa keadaanmu,"

Aku pun memakan bubur yang disodorkan oleh ibu.

"Nanti ibu antar pulangnya, ibu ingin sebuah kejelasan dari suami mu. Kalau dia sudah tidak menginginkanmu, harusnya dia mengembalikan pada ibu secara baik-baik, bukan begini caranya," ucap ibu.

Aku hanya mengangguk, tak bisa membalas ucapan ibu.

🌺🌺🌺🌺

"Masih berani pulang kesini kamu?" ucap wanita itu, wanita yang sudah menghancurkan rumah tanggaku. Hari ini aku sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setelah tiga hari dirawat.

"Ini rumah suamiku, kenapa aku nggak boleh pulang kesini? Kamu yang hanya orang lain kenapa bisa ada disini?" Aku balik menatapnya.

"Aku calon nyonya di rumah ini," ucapnya dengan nada sinis.

"Masih calon kan? Kamu belum menjadi nyonya. Nyonya di rumah ini masih aku, Ella, istrinya Angga bukan kamu,"

"Kamu! Berani kamu sama aku? Belum tahu aku ini siapa?"

"Aku nggak perlu tahu siapa kamu! Karena bagiku, kamu hanyalah seorang perempuan yang suka barang bekas milik orang lain. Kamu adalah seorang pelakor, perempuan rendahan."

Wanita mengangkat tangannya dan hendak menamparku, tapi dengan cepat aku cekal pergelangan tangannya.

"Kamu nggak usah sok jagoan. Kamu salah lawan hey pelakor," ucapku sambil menepuk pipinya pelan. Lalu ku langkahkan kakiku untuk menuju kamar, tapi sepertinya perempuan itu tidak punya rasa jera, dia hendak menjegal kaki ku. Dengan reflek aku bisa menghindarinya, dan balik badan.

PLAK!!! Satu tamparan keras mendarat di pipi mulusnya.

"Kamu jangan pernah main-main sama aku, atau kamu akan tahu akibatnya." Ku lanjutkan kaki ku menuju kamar.

Ibu tidak ku ajak ke rumah, dia ku titipkan pada Nadin, dan ku suruh untuk tinggal di rumah yang beberapa lalu ku beli. Aku harus menyelesaikan ini sendiri, tanpa melibatkan orang lain. Aku akan membalas perbuatan mereka.

Mungkin kalian kira aku adalah wanita bodoh yang kalian temui, memang aku bodoh. Sudah seharusnya aku pergi dari rumah ini jauh-jauh hari, mungkin kalau dari dulu aku pergi, aku mungkin tak akan kehilangan anakku. 

Aku masih ingat wasiat Bapak sebelum dia menghadap sang illahi, aku harus selalu mendampingi suamiku walaupun keadaan suka maupun duka.

🌺🌺🌺🌺

"Siapa yang meletakan pakaian wanita jalang ini di kamarku?" aku berteriak di depan kamar.

Ku lihat Mama mertua kaget dengan kehadiranku.

"Kamu kenapa masih disini?" tanyanya.

"Aku kesini karena aku masih istrinya Mas Angga. Aku tidak akan pernah pergi sebelum Mas Angga sendiri yang menceraikan ku,"

"Kamu masih punya muka? Jelas-jelas Angga sudah tak mencintaimu. Kenapa masih disini?"

"Yang bilang tidak mencintai adalah Mama sendiri, bukan Mas Angga. Kalau Mas Angga tak mencintaiku, sudah pasti dia tak akan pernah menyentuhku,"

"Kamu wanita tak tahu malu, hanya anak kampung!"

"Tutup mulut mu Mama mertua. Aku walaupun wanita kampung, tetapi aku bukan seorang pembunuh, seperti mu," ku tunjuk mukanya saat aku mengatakan itu. 

"Kamu!" Ku untir tangannya yang hendak menamparku.

"Kamu sudah membunuh anakku, sekarang tak akan ku biarkan kamu menyentuhku sedikitpun," lalu ku hentakkan tangannya.

Dia meringis kesakitan.

"Kalau baju wanita jalang ini tidak segera dibereskan, aku kan membakarnya," ucapku.

"Silahkan kalau berani," ucap wanita itu menghampiri.

"Kamu mau bukti? Baik, kamu ingat setiap kata-kataku adalah pembuktian. Aku tidak pernah omong kosong dengan setiap ucapan,"

Ku ambil baju-baju itu, lalu ku bawa ke depan. Ku ambil korek api dan minyak tanah, lalu ku bakar baju-baju itu.

Mereka berdua yang melihat kelakuanku melongo, seakan tak percaya.

Mama, kalau saja yang kau sakiti adalah aku, mungkin aku tak akan sekejam ini, tetapi kau telah menyakiti anakku, darah daging dari anakmu sendiri yang notabennya adalah cucumu, batinku.

"Kamu!" dia hendak mendekat.

"Kalau kamu mendekat, maka aku tidak akan segan-segan akan membakar mu, seperti baju-baju mu itu." ucapku padanya.

Dengan perasaan kesal, dia pergi bersama Mama mertua, tetapi sempat ku dengar sumpah serapah dari mulutnya.

Aku tidak akan gentar, aku akan buat yang lebih dari ini.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
bagus jangan lemah melawan pelakor
goodnovel comment avatar
sulastri tati
baguss...hajarrr teruss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status