Home / Fantasi / Pengantin Raja Direwolf / 5. Perseteruan Para Wanita

Share

5. Perseteruan Para Wanita

Author: cyllachan
last update Huling Na-update: 2021-10-14 20:36:56

"Aku berciuman dengan Lady Evelina," ucap Ditrian parau. Ia meremas rambut hitamnya sambil tertunduk lesu.

"Bukankah itu hal yang bagus?" tanya Everon sembari menepuk-nepuk bahu lelaki itu seakan bangga.

Ia melihat Ditrian tiba-tiba setengah berlari terbirit menuju ruang serba guna. Grand Duke Everon pun menyusulnya. Ia yakin ada sesuatu yang tidak beres hingga Raja Ditrian bersikap seperti itu. Pria ini terlihat sangat gusar tadi. Kini ia duduk dengan memegangi kepalanya.

"Tidak! Ada yang melihat kami!" sergahnya.

"Siapa?"

"Entahlah. Yang jelas tamu dari salah satu bangsawan. Apa yang akan mereka pikirkan tentangku?!" Rambut hitam di atas kepala luar biasa acak-acakan karena ia mengacaunya sendiri dengan frustasi.

Everon hanya memijat bahu tegang Ditrian. Ia menyeringai dan mendengkus geli dengan gelagat sepupunya itu. Beberapa saat kemudian ia mulai bicara.

"Tenang saja kawan. Tidak akan ada rumor buruk tentangmu. Sepertinya seluruh pergaulan atas juga telah merestuimu dengan Evelina. Jangan dibuat pusing. Justru ini adalah hal bagus!"

"Tapi ... bagaimana dengan Putri Sheira? Aku baru saja memiliki seorang istri. Lalu aku ketahuan berciuman dengan putri Duke!" bantah Ditrian sembari mendongak. Wajah tampan sepupunya itu panik.

Everon berdecak, lalu menggeleng. "Aku tidak menyangka kau masih memikirkan selir bodohmu itu," sinis Everon.

xxx

Di sudut ini. Tidak ada seorang pun yang dengan sengaja memperhatikannya. Kalau pun iya, mereka hanya lewat untuk mencibir.

"Oh! Lihat itu! Astaga! Ibuku benar! Wajahnya benar-benar seperti kuda!" desis salah satu tamu bangsawan. Lalu ia dan temannya itu berlalu begitu saja.

Kira-kira begitu bisikan para tamu. Mereka berbisik dengan keras agar ia bisa dengar. Namun Putri Sheira dengan anggun meminum anggurnya. Ia terlihat begitu nyaman.

'Akhirnya aku bisa merasa hidup kembali.'

"Hey! Apa kau lihat tadi! Raja Ditrian berdansa dengan Lady Evelina!" seru seorang pria bangsawan yang agak tua.

Siapa yang tidak melihat? Semua sorakan tertuju pada mereka saat itu terjadi. Sheira juga menonton mereka dari jauh sambil meminum anggurnya. Dari awal berdansa hingga selesai. Lalu entah kemana keduanya. Ia tak peduli.

Setelah itu ia kembali memperhatikan tamu-tamu bangsawan Direwolf ini. Ia melihat telinga-telinga mereka senada dengan warna rambut di kepala. Sambil mengunyah pastri yang manis, ia berdiri santai. Ia bertanya-tanya, apa rasanya kalau telinga itu disentuh? Apakah akan lembut dan tipis seperti telinga kucing? Apakah boleh kalau memegang benda itu? Sewaktu Ditrian mengunjungi kamarnya, ia ingin sekali mencoba pegang. Seumur hidup baru pertama kali ia melihat pemandangan ini.

Meski begitu, di tengah keramaian ini Sheira cuma berharap tidak ada seorang pun yang melihat atau mengusiknya. Yah, beberapa cibiran tidak apa-apa sih. Dia tak akan ambil pusing. Yang penting ia bisa sepuasnya makan di pesta pora ini. Makanan Direwolf ternyata tidak seburuk itu.

Sekelompok gadis muda terlihat menggosip seru di salah satu sudut dekat Sheira makan. Gaun-gaun mereka tidak kalah mewah. Mungkin dibuat dengan sutera dan satin. Banyak bordiran dan renda-renda hingga terlihat sangat ramai dengan warna yang bertabrak-tabrakan. Sudah mirip seperti hiasan kue ulang tahun. Atau ... seperti sekumpulan berpiring-piring kue-kue mangkuk minum teh sedang berjalan berbondong-bondong di tengah ruang pesta.

"Aku benar-benar melihatnya! Evelina berciuman dengan Yang Mulia Raja!"

Hampir saja Sheira tersedak. Buru-buru mengambil segelas air di meja dan menenggak tandas. Dia tidak ingin dan tidak mau tahu. Tapi dengan volume suara gadis-gadis itu, dia tidak bisa pura-pura tuli.

'Wah-wah,' batin Sheira. 'Sudah punya kekasih rupanya.'

"Mereka memang cocok! Semoga Evelina bisa menjadi ratu kita!" seru gadis yang lain.

"Hey ... pelankan suaramu!" tegur salah satu gadis yang lehernya paling panjang. "Kau tidak lihat?" ia menyenggol bahu temannya tadi, lalu menggedik melirik ke arah Putri Sheira. Mereka menutupi wajah dengan kipas-kipas yang mereka bawa di tangan kanan. Namun mata mereka memicing sinis pada Sheira.

"Biarkan saja! Biar dia dengar!" ucap yang gemuk. "Perempuan macam itu mana pantas dengan raja kita. Aku harap Evelina benar-benar jadi ratu! Supaya dia bisa menyingkirkan si wajah kuda itu!" si gemuk itu menatap Putri Sheira dengan jijik.

Putri Sheira berusaha keras menahan tawa. 'Ah ... lucu sekali orang-orang ini. Memangnya siapa yang mau juga dengan raja kalian? Cih.'

Tak disangka, primadona pesta pun datang.

Lady Evelina yang paling cantik di antara gadis-gadis itu. Dengan gaun zamrudnya yang menjuntai, menyapa teman-temannya, termasuk yang gemuk tadi.

"Maafkan atas kelancangan saya, Lady. Saya tidak bermaksud mengganggu Anda berdua." Sepertinya itu gadis yang tadi melihatnya berciuman dengan raja.

"Tidak apa-apa Lady. Aku tahu itu bukan kesengajaan," ia masih tersenyum ramah. "Oh!" tiba-tiba Evelina melihat Putri Sheira tengah sendiri di sudut.

Mata mereka bertemu. Tentu saja karena sedari tadi Sheira memperhatikan sekumpulan gadis-gadis kue minum teh itu.

"Permisi sebentar," lalu Evelina melangkah perlahan dan penuh martabat ke arah Sheira.

'Hah ... ini dia .... Datanglah kekasih Ditrian.' Putri Sheira memutar bola matanya.

Ia lalu membungkuk hormat. "Tuan Putri ...." salamnya.

"Lady Evelina, kita bertemu lagi. Apa Anda menikmati pestanya?" seutas senyum ia berikan untuk gadis itu.

"Tentu saja, Tuan Putri."

"Saya melihat Lady dan Yang Mulia Raja berdansa tadi. Sepertinya Anda sangat menikmatinya."

Evelina mengulum singkat bibirnya dengan gugup. Namun ia berhasil menyembunyikan kegugupan itu.

"Aku ... ingin memberitahu sesuatu pada Tuan Putri."

"Ada apa Lady?" Putri Sheira masih anggun. Lalu putri Duke Monrad itu melangkah mendekat. Ia memastikan tak ada orang yang terlalu dekat di sekitar mereka.

"Aku ... sangat mencintai Yang Mulia sejak dulu," ucap Evelina lirih. Agak takut. "Dan sepertinya Yang Mulia juga tertarik padaku."

"Lalu?" Sheira datar. Dalam pikirannya, tentu hal semacam ini tak akan bikin dia kaget.

"Mungkin ... kami ... ditakdirkan bersama. Oleh karena itu ... meskipun Putri adalah selir Yang Mulia, aku ingin agar Tuan Putri tidak menghalangi cinta kami berdua." Tatapan Evelina terlihat tajam dan sungguh-sungguh.

Sheira merasa geli. Ia ingin tertawa lepas. Tetapi hanya seutas senyum yang tercipta di bibirnya. 'Aduh ... anak ini manis sekali. Hihi.'

"Kalau aku menghalangi, apa yang akan kau lakukan?" godanya. Niat jahil Sheira betul-betul telah terbangun dari tidurnya. Ia sudah bosan dengan pesta ini. Sepertinya membuat putri seorang Duke menangis akan seru.

Seperti dugaannya, Evelina memakan bulat-bulat umpan itu. Kini wajah belia Evelina sudah merah padam bagai tomat matang. Matanya berkaca-kaca seperti mau menangis. Seperti anak bayi yang baru saja diambil mainannya.

"Aku ... akan membuat Yang Mulia jatuh ke pelukanku bagaimana pun caranya. Bahkan jika aku harus menyingkirkanmu," katanya berapi-api.

Akhirnya Sheira tak bisa menahan. Ia terkekeh. 'Ambil saja sana! Hahaha', batinnya sungguh merasa puas.

"Haha ... menyingkirkanku ya? Lady ... sebelum kau mencium suamiku atau berangan-angan membuatnya jatuh ke pelukanmu. Aku sudah menghabiskan satu malam dengannya. Dan ...," Sheira mengangkat tangan kanannya, memamerkan cincin pernikahan berwarna emas. "Akulah istrinya, bukan kau."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sera Mayumi
Bikin penasaran terus
goodnovel comment avatar
Enicha Shaoran
aq sech dah bisa tebak apa yg d lakukan Sierra, yg g habis pikir koq Dy g ngomong gtoe... (ب_ب) biar pun org g percaya tp kan setidak ny org tau maksud & tujuan ny... (눈‸눈)
goodnovel comment avatar
Kikiw
kalo gak, Ditrian juga bakal mati
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pengantin Raja Direwolf   117. Aliansi

    Ditrian telah menceritakan segalanya. Soal pernikahannya, soal Evelina. Ia membawa kembali Sheira ke ibukota. Sedangkan Everon, dengan berat hati ia patuh untuk tetap membangun wilayah Galdea Timur dan menetap di sana. Everon patah hati. Namun ... dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.Sementara itu, di antara kemelut dan tragedi meninggalnya Evelina von Monrad dan Duke Gidean von Monrad di dalam istana, pernikahan mereka tetap dilaksanakan. Sheira von Stallon telah dinobatkan menjadi ratu dari Kerajaan Canideus. Kemudian Fred yang telah dibebaskan menyelidiki penyebab tindakan bunuh diri dan dari mana Evelina mendapatkan ramuan sihir pencekik itu. Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukanlah bahwa ini ada campur tangan dengan Kaisar Alfons. Termasuk ketika anak dalam kandungan Sheira gugur. Duchess Anna yang telah kehilangan kewarasannya selalu mengatakan hal itu berulang-ulang, berkali-kali dengan sumpah serapah."Apakah bagi Anda ini adalah masalah pribadi, Raja Ditrian?"Ditrian meng

  • Pengantin Raja Direwolf   116. Taman

    Padang rumput di sini begitu luas dan tenang. Lebih indah daripada yang ada di kerajaan Canideus. Sepuluh orang ksatria Direwolf menyertai Raja Ditrian von Canideus.Raja yang telah dengan sengaja membatalkan pernikahannya sendiri. Mereka berangkat subuh-subuh, berangkat diam-diam dari istana tanpa membuat keributan, tanpa seorang pun tahu akan kepergian mereka. Meski pun begitu, Ditrian sudah meninggalkan surat perintah pembatalan pernikahannya. Mereka kini beristirahat di tengah perjalanan menuju ke Galdea Timur.Seorang di antara mereka menghampiri Ditrian. Ia menyerahkan sebuah surat."Yang Mulia ... ada pesan dari istana."Ditrian membuka gulungan surat itu. Pastilah burung merpati dari istana terbang menyusul rombongan mereka.Sebuah kabar yang mungkin tak diduga oleh Ditrian. Sudah tiga hari ia dan rombongannya meninggalkan istana. Katanya, Evelina von Monrad, Regina istana meninggal bunuh diri meminum racun. Duke Gidean von Monrad wafat karena mengalami sakit jantung. Duchess A

  • Pengantin Raja Direwolf   115. Kebahagiaan

    Para bangsawan sudah bersuka cita. Mereka telah membawa perasaan itu ketika berangkat dari rumah. Meskipun mendadak, kabar pernikahan Raja Ditrian dan Lady Evelina von Monrad, anak Duke Gidean von Monrad yang tersohor akan dilaksanakan. Kabar itu menyebar sangat cepat bagai lumbung gandum yang dilalap api. Mereka sudah bersiap dan duduk dengan khidmat di kursi aula. Dekorasi istana hari ini bernuansa biru tua dan emas. Juga bendera-bendera Kerajaan Canideus yang berlambang serigala menganga sudah dipasang.Di luar istana, rakyat juga tak kalah heboh. Nampaknya seluruh jalanan begitu ramai karena mereka pun ikut merayakannya. Festival-festival dan hiburan rakyat membuat hari ini kian riuh. Pontifex sudah bersiap di altar, hendak memberkati pernikahan mereka berdua.Termasuk Lady Evelina. Ia sudah cantik, mempesona luar biasa. Wajahnya dirias begitu elok. Rambut coklatnya tersanggul menawan dengan sebuah tudung transparan menutupi wajahnya. Ia menggenggam seikat bunga berwarna putih. Dia

  • Pengantin Raja Direwolf   114. Sophia

    Beberapa hari ini Evelina begitu bahagia. Setiap malam, setiap hari, ia selalu bisa melihat Ditrian. Evelina kian terbuai dengan kisah kasih bersama pujaan hatinya itu. Raja Ditrian von Canideus yang gagah perkasa dan rupawan. Ini semua bagaikan mimpi bagi Evelina. Dia tidak pernah mengira jika angan-angannya sejak dulu akhirnya terwujud. Apalagi, mereka selalu bercinta, hingga Ditrian menjanjikan jika suatu hari nanti mereka akan mempunya anak. Evelina pun yakin akan itu. Entah sudah berapa kali mereka melakukannya. Benih-benih dari Ditrian sudah berada di dalam tubuhnya.Setiap malam mereka memadu kasih. Begitu romantis, bergairah dan bernafsu. Ini yang membuatnya semakin tidak akan pernah melepaskan Ditrian. Namun ia juga sadar, jika ini hanyalah sebuah kepalsuan. Evelina paham betul, hal yang begitu hebat mengubah hati Ditrian adalah karena setetes ramuan ini. Ramuan cinta dari Kaisar Alfons. Ia tengah memikirkannya, botol itu yang ada di kotak rahasia berlapis beludru.Botol merah

  • Pengantin Raja Direwolf   113. Surat

    Langit hari itu sangat cerah. Kepulan awan di atas sana yang berwarna putih begitu indah. Sudah beberapa hari berlalu sejak Everon meninggalkan ibukota. Sejak ia meninggalkan istana dan kemelut politik di kerajaan. Mungkin baru kali ini ia keluar dari huru-hara itu setelah sekian lama. Everon tak ingat kapan terakhir kali kepalanya merasa setenang ini, sehening ini.Di tanah lapang ini, pasukan dan para ksatria Direwolf telah mendirikan tenda-tenda berwarna putih. Ada bendera juga yang tertancap di tenda yang paling besar, tenda miliknya. Bendera itu berlambangkan simbol Kerajaan Canideus dengan latar biru tua dan kepala serigala berwarna emas tengah menganga menghadap kedepan.Everon memerhatikan kesibukan dan lalu-lalang prajurit dan ksatria Direwolf di sekitar perkemahan. Itu membuatnya sedikit lupa jika ia belum benar-benar bisa berbicara dengan pujaan hatinya, Lady Sheira, begitulah kini panggilannya. Ia telah menjadi seorang Viscountess. Gelar kebangsawanan yang biasanya diberika

  • Pengantin Raja Direwolf   112. Eksekusi

    Di dalam kamar yang hangat dan remang-remang, cahaya lilin bergetar lembut di dinding, menciptakan bayangan yang menari-nari seolah menyaksikan saat penuh asmara yang tengah berlangsung. Raja Ditrian duduk di tepi tempat tidur, wajahnya dipenuhi ketegasan dan kelembutan.Di bibir ranjang yang luas ini, mereka sudah duduk saling bersebelahan. Ditrian yang gagah itu hanya mengenakan jubah tidur. Sedari tadi ia mengamati Evelina dari ujung kaki hingga kepala, berbalutkan gaun tidur malam berwarna putih mutiara."Evelina," suara Ditrian dalam, penuh emosi, saat ia meraih tangan Evelina, menggenggamnya dengan lembut. "Setelah segalanya yang terjadi, terimakasih telah setia berada di sampingku. Setelah semua yang kulakukan padamu ... terimakasih kau masih ingin bersamaku. Maafkan aku atas sikap-sikapku dulu."Hati Evelina diselimuti rasa haru, ia nyaris meneteskan air matanya. Evelina menggeleng pelan. "Tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku selalu mencintaimu bagaimana pun keadaanya, Ditrian.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status