Share

Luka Erina dan Ketakutan Vina

Derit pintu kayu terbuka perlahan dalam harapan cemas, posisi kaki memasang kuda-kuda secara mantap juga dilakukan Angga dan Erwin, sementara Vina berdiri di tengah ruang tepat berhadapan dengan pintu utama. Empat insan itu saling menanti kejadian selanjutnya tepat sesaat pintu terbuka, "Vina ...." Suara Erina menyambut diikuti tangannya yang mendorong pintu agar cepat terbuka, dorongan yang cukup membuat Afrian tersentak.

Dorongan mengejutkan itu diselesaikan dengan terjatuhnya tubuh Erina, bersetelan daster yang sudah compang-camping kian menambah kesan mengkhawatirkan dari sosok pembimbing para mahasiswa selama di desa ini. Tanpa banyak bicara lagi, tiga pria itu membopong Erina ke kamar pojok dan Vina kembali mengunci pintu utama.

Kaki yang berlumuran darah dengan banyak luka lecet serupa bekas cakar, rambut acak-acakan, dan badan yang basah dengan keringat tentu memancing rasa heran dalam benak masing-masing mahasiswa, "jam berapa, Af?" tanya Angga mengisyaratkan bahwa mereka har
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status