Share

4. Siapa Yang Berkuasa

KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 4

**

PoV Sandrina

"Hai, Mir!" seruku ke temanku yang sedang duduk nyaman di kursi pimpinan. Dia terkaget melihat aku sudah ada di depan nya. 

"Sandrina, bukannya kamu di Malaysia!" katanya langsung berdiri. Dia merasa tak enak dan menundukkan pandangannya. 

"Kenapa kamu bisa masuk ke ruangan ini. Mir? Banyak hal yang terjadi selama sebulan ini ya. Aku memang gak mengecek Pabrik dan seminggu aku pergi ke Malaysia. Apa yang terjadi sehingga kamu bisa duduk nyaman di sini?" kataku dengan sinis padanya. Lalu aku berjalan dan menabrak bahunya untuk duduk di kursi yang tadi di dudukinya. 

"Sand, kamu jangan salah paham dulu ya. Aku ... Aku ...." Miranti tampak bingung dia berusaha keras mencari perkataan yang tepat. 

"Apa. Aku menunggu penjelasan!" sentakku menatapnya tajam. 

"Sand, aku sedang punya masalah keuangan. Mantan pacarku meninggalkan aku dan membuat aku berhutang. Aku gak tahu lagi mau bagaimana. Hingga aku melamar kerja di Perusahaan kamu. Mas Alif menerimaku dan ku pikir dia sudah memberi tahu mu kalau aku bekerja di sini," katanya meringis padaku. Wajahnya di buat mellow supaya aku kasihan. 

"Mas Alif gak ada bicara apapun soal itu. Hebat juga kamu. Apa jabatan kamu di sini hingga bisa duduk di kursi bos. Kamu nyonya bos?" 

"Maafkan aku, Sand. Aku hanya bermimpi untuk bisa jadi bos sepertimu. Aku ingin sukses sepertimu," katanya lagi mencoba memuji ku. Aku mencibirnya. 

"Jadi sukses dengan cara mencoba mengambil apa yang menjadi milikku!" cicit ku ke Miranti, dia mendengar apa yang aku katakan. Miranti menelan salivanya karena sepertinya aku sudah tahu perbuatan kotornya. 

"Maafkan aku, Sand. Bukankah kita sahabat. Aku hanya khilaf duduk di sini karena Mas Alif memintaku di sini selama dia di Malaysia untuk menyusul mu," katanya lagi mencari alasan. 

"Mas? Hubungan mu sudah terlalu dekat dengannya ya? Dia atasanmu dan kamu panggil, Mas?" 

"Anu, Sand. Aku terkadang lupa karena sudah terbiasa sebab dia suamimu. Kamu kan sahabatku. Jadi ya wajar kan aku panggil dia Mas, tapi kalau kamu gak suka aku akan panggil Bapak mulai sekarang. Harap di maklumi ya, Sand," dia meringis lagi. Benar-benar pintar berakting. 

"Bagaimana kabar kakak Iparmu yang sedang hamil itu?" 

"Maksudmu?" 

"Kau bilang di story' yang sudah kau hapus kalau kakak ipar mu hamil. Atau dia gak hamil dan kamu sebenarnya yang hamil?" Wajah Miranti pias aku katakan itu. 

"Kakak Iparku yang hamil, Sand. Kenapa kamu dari tadi nyudut kan aku terus!" Dia mulai ketus menanggapi ku. 

"Kamu tahu, aku mendengar cerita di Malaysia kalau ada sahabat yang akrab dari SMA sampai kuliah seperti kita. Sering saling meminjam pakaian. Tetapi terakhir sang sahabat mengkhianati temannya dengan mencuri suaminya dan berusaha mengambil harta temannya untuk kepentingannya. Jika itu terjadi pada kita maka aku tak akan tinggal diam. Suami dan sahabatku akan aku lempar dan kubuat miskin karena suamiku adalah pria kere tanpa dukungan dari aku!" kataku menatapnya garang. Dia menelan lagi salivanya melihatku. 

"Kamu bicara apa sih, Sand. Kamu pasti lelah. Ya udah aku keluar aja dulu supaya kamu bisa istirahat di ruangan Mas Alif!" ujarnya berlalu. 

"Tunggu, Mir." Dia melihatku lagi. 

"Mulai hari ini aku yang akan mengurus Perusahaan, aku mendengar kabar Perusahaan terancam bangkrut. Aku sudah punya sekretaris. Melihat ke-tidak-sopanan mu duduk seenaknya di kursi suamiku. Aku terpaksa memindahkan mu ke bagian lain!" 

"Tetapi, Sand!" 

"Aku lelah ingin istirahat. Silahkan tinggalkan aku!" ucapku padanya dengan tajam. Dia jengkel melihatku. 

"Aku gak ngerti tiba-tiba kamu datang-datang dan marah sama aku. Apa salahku, Sand. Aku hanya khilaf duduk di sana. Aku gak ada hubungan apapun dengan Mas Alif," katanya dengan melankolis. Aku hanya mencibir. 

"Yang mengatakan kamu punya hubungan siapa? Aku hanya berkata sebuah kisah di Malaysia, kok kamu merasa?" 

"Secara gak langsung kamu menyudutkan aku!" ucapnya tak senang. 

"Kalau gak merasa kenapa kamu tersudutkan. Aku hanya ingin Perusahaan warisan Papa berjalan lancar lagi. Sampai aku tahu dalang nya siapa yang berani membuat Perusahaan ini bangkrut. Kamu tahu tindak pencucian uang hukumannya apa?" 

"Cukup, Sand. Kita bersahabat dari SMA kamu sampai nuduh aku melakukan pencucian uang. Bisa saja pelakunya karyawan lain. Aku baru saja bekerja di sini dan gak suka kamu memperlakukan aku seenaknya!" Dia gak terima. 

"Memperlakukan seenaknya bagaimana maksudmu? Biarkan bukti yang akan berbicara tentang kasus penggelapan. Semua akan di proses jika ketahuan. Aku akan cari bukti!" ucapku menatap nya dengan tatapan mengunci. 

"Terserah kamu!" Dia melengos keluar begitu saja. Aku mau lihat sejauh mana hubungannya dengan Mas Alif dan siapakah yang hamil? 

Beberapa saat aku duduk di kursi ini. Layar gawaiku bergetar dan ada panggilan dari Suami Pengkhianat. 

"Apa!" sentakku menjawabnya. 

"Sand! Kamu di mana? Mengapa kata Mbak Fey kamu udah pulang ke Indonesia? Kamu mau ngerjai aku atau apa?" 

"Aku ada di kantor. Mau bertanya sejak kapan Miranti jadi Sekretaris di sini?" 

"Anu, Sand. Aku bisa jelaskan!" 

Klik. Aku mematikan panggilan. 

Bersambung. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status