KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 41**PoV Author. Miranti memeluk kaki Sandrina. Wanita itu benar-benar membuat Sandrina pusing menghadapi sikapnya. "Apa yang kamu mau dariku?" tanya Sandrina."Aku ingin menawarkan sesuatu kepadamu sesuatu yang tidak akan merugikan mu." Miranti memelas sambil terus memeluk kaki Sandrina."Kenapa kamu harus hadir lagi dalam kehidupanku? Aku nggak suka dengan segala sikapmu, Mir. Pergi dari rumahku!" hardik Sandrina marah. "Aku tidak akan pergi sebelum kamu melihat dulu apa yang aku tawarkan"Sepertinya aku tidak akan tertarik dengan tawaran mu!""Kamu belum melihatnya jadi bagaimana mungkin kamu bisa tertarik. Aku rasa kamu harus melihat apa yang aku bawa sekaligus permohonan untuk meminta bantuan padamu, San.""Baiklah jika seperti itu keinginanmu lebih bagus kamu melepaskan kakiku!"Miranti melepaskan kaki Sandrina. wanita itu mengeluarkan surat tanah milik abangnya. Miranti berharap rumah berhantu nya itu bisa dijual nya dengan Sandrina. Karena rumah itu
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 42. **"Mbak ada yang datang tuh." Nisa memberi tahu kalau ada yang datang."Siapa? Miranti balik lagi. Emang gak tahu malu banget sih dia!" kata Sandrina mendengkus. "Bukan dia kali. Seseorang yang kamu rindukan datang!" Nisa terkikik melihat wajah merah padam Sandrina. Sandrina menjadi malu karena Nisa sukses menggodanya. Wanita itu mengernyitkan dahinya seraya berpikir untuk apa Damar datang ke sini? "Damar?" tanya Sandrina. "Itu kamu langsung benar tebakannya." Wajah Sandrina kembali memerah karena Nisa sekali lagi menggodanya. "Ya sudah bilang saja tunggu di bawah!" perintah Sandrina. "Siap, Mbak!" sahut Nisa berlalu. Setelah Nisa keluar dari kamarnya Sandrina langsung mendatangi cermin Dia melihat-lihat wajahnya disana. Aku sudah cantik apa belum ya batinnya dalam hati sesekali Sandrina tersenyum merasa malu. setelah merasa cukup percaya diri akhirnya Sandrina turun juga untuk menemui Damar. Lelaki itu tersenyum manis kearah Sandrina ketika netr
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 43. **PoV Author"Saya mengumpulkan kalian semua di sini untuk memberitahukan bahwa saya akan menikah dengan Adik Sandrina," kata Damar menatap wajah Sandrina dengan penuh cinta. "Nggak mungkin. Pasti gak benar kan, Mas?" Wajah Tissa sengit menatap Sandrina. Wanita gak tahu malu. Tissa harus apa untuk membuat Damar jatuh cinta padanya. Secara halus sudah tetapi hati Damar sepertinya tertutup rapat. Sandrina hanyalah wanita baru kedatangannya menghancurkan segalanya. Mengapa Damar harus memilihnya padahal Tissa rela melakukan apapun untuk Damar? Rasa kesal menjalar ke tubuh Tissa.Dia merasa tidak terima jika Damar memilih Sandrina dibandingkan dirinya. Apa bagusnya wanita itu. Dia memang Bos Damar apa hanya karena itu Damar memilihnya. "Benar, Tissa. Aku akan menikahi Sandrina." Damar tersenyum kecut ke arah Tissa. Dia teringat ucapan calon istrinya jika Tissa menyukai dia. "Kenapa, Mas? Untuk apa menikahi Sandrina? Pasti dia sudah bertindak curang!"
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 44**"Bu badan Raisa panas kita harus membawanya ke Dokter." ucap Miranti ke Ibu. Saat itu mereka sedang sibuk memasak. Hari sudah sore. Ratmini baru saja pulang dari sawah. Dia harus banting tulang membantu di sawah orang lain. Sementara Bu Rifah yang tak kuat lagi hanya bisa menjadi pembantu di rumah orang. Itulah mengapa mereka tak betah hidup di desa. Lebih betah berada di kota dan menjadi Nyonya. "Ribet banget kamu. Kamu gak lihat kami lagi sibuk!" kata Ibu sambil mengupas bawang. Dia akan memasak sambel terasi dengan sayur daun singkong yang ada di belakang rumah mereka."Jika seperti ini terus makannya Bu. Bagaimana saya bisa memiliki air susu yang banyak. sedangkan Raisa membutuhkan susu untuk nutrisinya dan dia juga sedang demam.""Cerewet banget sih kamu. Kamu udah tinggal makan aja banyak tingkah. Bersyukur kamu masih bisa makan. Kalau kamu mau yang mewah-mewah mendingan kamu kasih uangnya sama kami biar bisa dibeliin kebutuhan kamu!" kata Ibu s
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 45. **Miranti benar-benar berpikir keras untuk bisa kabur dari rumah sakit itu. Dipandanginya wajah bayi kecil itu. Bayi kecil yang tidak berdosa. "Maafkan Mama, Nak. Mama gak sanggup bayar uang untuk berobat kamu. Mama juga harus pergi dari rumah reot Nenek kamu. Mama terpaksa melakukan ini." Miranti membelai bayi itu. Dia merasa yakin kondisi nya sudah lebih baik dan besok pasti Dokter umum akan memperbolehkan mereka pulang. Tentunya dengan membayar sejumlah uang terlebih dahulu di bagian administrasi. Miranti secara cepat menggendong anaknya. Infusnya juga sudah di buka. Kondisi anaknya sudah jauh lebih baik. Miranti menyelinap di keheningan malam dengan bayi itu. Dia keluar dari Puskesmas secara diam-diam dan tanpa ketahuan. Miranti menaiki bus. Kini dia merasa bingung mau ke mana. Tidak mungkin hidup lagi di desa itu. Desa itu juga tidak ada apa-apa yang bisa di kerjakan. Miranti hanya menerima cacian dan hinaan dari Ibu dan Ratmini karena dianggap m
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 46.**"Bagaimana bisa ada anak bayi di rumah Bapak?" "Istri saya pak RT yang tahu kronologinya," kata se-sebapak yang menemukan Bayi Miranti di rumah mereka. "Begini ceritanya, Pak. Ada wanita yang menumpang untuk menyusui anaknya. Saya memberikan tempat tetapi ketika saya hendak mengambil kan dia minuman wanita itu sudah pergi. Dia lari begitu saja dan meninggalkan anaknya." Se-seIbu menjelaskan kronologi berjumpa Miranti sampai akhirnya dia lari meninggalkan anaknya. "Bayi ini harus segera dibawa ke rumah sakit karena dia sedang demam kalau tidak nyawanya bisa tidak terselamatkan." Istri Pak RT memberi saran sambil menggendong anaknya Miranti. "Kami sekeluarga tidak sanggup untuk merawat anak ini, Pak. Mohon berikan solusi yang terbaik." Bapak tadi menambahi. "kita akan buat laporan Polisi saja untuk mencari tahu kemanakah Ibu bayi tadi melarikan diri. Semoga saja Ibu bayi tadi bisa ditemukan dan mau bertanggung jawab pada anaknya. Bayi ini juga se
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 47.**"Baiklah Pak kami akan melihat bayi itu," kata Damar ke Pak RT. "Baik Pak kami menunggu. Bayi yang sangat membutuhkan perawatan. Mengenai biaya, pemerintah setempat mau menanggung biaya bayi itu. Tetapi direkomendasikan ke panti bapak untuk mengasuhnya. semoga ditangan Bapak bayi itu bisa sehat kembali," ucap Pak RT. Lalu dia memberikan alamat rumah sakit ke Damar sekaligus beberapa berkas yang harus di tandatangani Damar. "Mohon maaf berkas ini belum bisa saya tandatangani. Karena saya harus mempelajarinya lebih dulu," sahut Damar. "Tidak apa-apa Pak kami menunggu." Pak RT lalu berdiri dan berpamitan dengan Damar dan Sandrina. Setelah mereka pergi. Bu Hanah datang bersama Tissa, untuk mendapatkan penjelasan yang lebih baik. "Ada masalah apa, Pak?" tanya Bu Hanah ke Damar. Damar duduk kembali diikuti Sandrina. Dia harus menjelaskan kepada mereka maksud tujuan dari Bapak RT tadi datang ke tempat mereka. "Panti kita dipilih untuk mengasuh salah satu
KUBUAT KAMU MISKIN MAS 48. ** Mata Sandrina membulat sempurna ketika melihat Alif ada di depannya. Sandrina juga melirik Damar seakan minta diyakinkan kalau itu adalah Alif. Sama halnya dengan Sandrina Damar juga terkejut melihat Alif ada di depan mereka. Akhirnya Setelah sekian lama lelaki itu muncul lagi. Dia malah ikut rapat bersama klien di Perusahaan Sandrina. "Mas Alif." Sebuah kata lolos begitu saja. Lelaki yang di maksud menyeringai pada Sandrina. Dia seakan tenang menghadapi mereka. "Perkenalkan, Bu. Ini Bapak Putra. Dia adalah salah satu rekan bisnis yang akan bekerja sama," kata Bu Mona rekan bisnis Sandrina. Damar datang memberikan Sandrina ketenangan agar tidak memikirkan hal positif dulu selama rapat. Walaupun dia juga merasa heran mengapa Alif ada di sini dan menjadi rekan kerja ibu Mona. "Adik, kamu harus fokus," kata Damar berbisik ke telinga Sandrina. Lelaki yang seperti Alif itu mendengkus melihat sikap Damar yang sedikit mesra ke Sandrina. "Ah Iya." Sandri