Share

HARUS SEGERA

TIARA

Ternyata, pria itu tidak lagi duduk di sofa bed. Karena penasaran, aku mencarinya. Oh, lagi nelpon di teras rumah.

"Iya, Sayang aku juga rindu kamu. Sabar, ya aku masih harus di sini biar gak ada huru-hara lagi. Pasti, dong aku juga rindu malam-malam kita."

Darahku berdesir mendengar rayuan mas Ragil di telpon pada Susi. Kurang ajar beraninya mesra-mesraan di sini. Benar-benar tak punya perasaan.

"Mas sangat-sangat cinta kamu, Sayang. Kalau gak terpaksa juga gak mau ada di sini, pengennya sama kamu terus. Tenang saja, mas gak akan nyentuh dia kok. Mas gak napsu jugalah, jijik malah. Mas bertahan hanya karena anak-anak dan orang tua. Jadi, mas Ragil milik Susi seorang selamanya!"

Aku membantingkan pintu saking emosi mendengar ucapan mas Ragil. Setelah itu berlari menuju kamar. Aku tak peduli dengan teriakannya saat sadar istrinya pasti marah besar.

Jadi, sudah jelas seperti apa aku di sisinya saat ini. Aku yang menemani empat belas tahun lamanya, tak ada artinya sama sekali Kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status