Share

14

TIARA

"Mba Tiaraaa!"

Ternyata mas Ragil datang bersama Susi. Kukira sendiri, sudah tegang saja tadi. Tubuh Susi sudah langsing seperti semula. Tampaknya ia sungguh-sungguh melaksanakan dietnya.

Aku berpelukan dengan Susi, lalu mempersilakan keduanya masuk. Selepas menyediakan jamuan barulah kami ngobrol.

"Wah, wah kejutan banget dikunjungi tuan dan nyonya besar. Ada apa, nih sampai menyempatkan diri mampir?"

"Ish, Mba! Emang gak boleh gitu kita datang ke sini?"

Aku dan Susi tertawa bersama, mas Ragil cuma senyum gitu. Tak enak, sih dipandangin terus. Tatapan matanya itu belum berubah ternyata. Masih ngarep, kali, ya?

"Ayo diminum dulu. Makannya beli aja, ya. Gak masak soalnya. Abis ngedadaklah kalian datangnya! Bentar aku telpon dulu restorannya!"

"Gak usah, Mba kami udah makan, kok!"

"Iya, gak usah, Ra. Udah kenyang juga kami!"

Aku mengurungkan niat menelpon. Daripada juga banyak tersisa sebab mereka tak mau makan nantinya.

"Dari sini kami akan ke pesantren anak-anak!"

Syukurlah, ana
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status