Share

END

Meski ini pernikahan kedua, bahagianya tak lebih rendah dari yang pertama. Bahkan, ada lebihnya.. Pria yang menyandingku kali ini tidak lain di mulut, lain di hati. Ia tulus mencintai saat orang lain meremehkan.

Mas Zayyin senantiasa mengenalkanku pada kerabat dan relasinya. Begitu juga denganku yang mengenalkan ia pada keluarga.

"Kamu itu pandai cari istri, Zay! Sudah cantik, baik pula. Semoga rukun selalu sampai kakek nenek, ya!" ucap salah satu tante mas Zay.

Aku menanggapi pujian itu dengan senyuman, ucapan terima kasih atau balas memuji. Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Dulu saat masih bersama mas Ragil pun sering menemaninya bertemu relasi.

Jika tak sedang melayani tamu, aku dan mas Zay melanjutkan obrolan. Tentu saja lebih banyak bercanda daripada seriusnya.

*

Di sini, di kamar hotel ini hanya ada kami berdua. Suasana di dadaku jangan ditanya. Ramai oleh debaran-debaran kencang. Makin lama makin ribut saja mereka.

Kadang kuelus dada agar bisa meredakan gemuruh di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status