Share

BAB 11

"Mamah ikut, kan?" tanya Abram di sela aku mengemasi barangnya.

"Mamah kurang sehat, Sayang. Abram sama papa dan tante Juwita saja, ya?!" Wajah dan mata sembab habis menangis tadi kutunjukkan, agar dia yakin dengan alasanku.

"Ada Mbak Tuti yang nemanin mamah," kataku lagi memaknai tatapan cemasnya.

"Biar pakaiaan Abram papa yang lanjutin masukin di tas ya, Sayang. Sepertinya Mbak Tuti sedang kewalahan di bawah." Aku memencet pelan hidung mancung Abram sebelum berlalu, dia mengangguk sambil tertawa gemes.

Selain dari tadi dering panggilan ponsel Tuti bergetar, juga ingin menunjukkan keadaan senatural ke Abram. Ya, aku rasa, hanya ini yang mampu kulakukan agar perpisahan kedua orang tuanya tak mempengaruhi fase perkembangannya.

Terlihat Mas Rian yang sedari tadi di balkon mengamati suasana ke bawah, seketika berderap ketika Abram memanggilnya.

Lelaki yang selalu tampak memesona di mataku itu, menautkan alis, saat kami berpapasan di ruang keluarga.

Tak perlu menjelaskan seribu tanya di b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Muhammad Masudi
ceritanya bagus tapi koin g bagus selalu nambah2 koinnya mahal
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
iyaa mahal banget.plit amat
goodnovel comment avatar
Diah Ayu
ceritanya keren... koinnya yg ga keren .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status