Share

KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA
KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA
Penulis: Rara Qumaira

AKBAR SELINGKUH

Penulis: Rara Qumaira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-13 08:27:49

BAB 1

AKBAR SELINGKUH

"Selamat, Bu Kienan! Usia kehamilan anda sudah sembilan minggu. Janinnya kembar. Tolong dijaga baik-baik, ya!" ucap dokter Rita.

Kienan tak mampu menahan air matanya. Penantian panjangnya kini telah membuahkan hasil, bahkan dua anak sekaligus. Akbar pasti bahagia mendengar berita ini, pikirnya.

Kienan dan Akbar telah menikah selama lima tahun dan belum dikaruniai buah hati. Mereka sudah memeriksakan kesehatan mereka. Menurut dokter, kondisi mereka berdua sehat. Hanya, belum diberi saja. Mereka harus lebih bersabar.

Sudah dua bulan Kienan telat datang bulan. Dia sudah memeriksanya menggunakan tespek dan hasilnya positif. Karena belum yakin, dia memeriksakan diri ke dokter. Dia tidak berani meminta tolong Akbar mengantar untuk periksa. Takut mengecewakan suaminya lagi.

Sepanjang lorong rumah sakit, dia tidak berhenti tersenyum. Dia membayangkan betapa bahagianya Akbar saat mendengar kabar ini. Dia pasti akan lebih romantis dan perhatian lagi kepadanya. Memang, akhir-akhir ini, Akbar terlihat cuek dan sering lembur.

Saat Kienan memasuki pelataran parkir menuju mobilnya, dia melihat seseorang yang begitu familiar. Setelah diperhatikan, benar, itu suaminya. Dia sedang memapah seorang wanita yang sedang hamil besar. Rachel. Dia adalah mantan kekasih Akbar sebelum menikah dengannya.

Perlahan, Kienan mendekati mereka.

"Mas, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa sama dia?" tanya Kienan kepada suaminya.

"Kienan!" Akbar terkejut mendapati Kienan ada disini.

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Akbar lagi.

"Seharusnya aku yang tanya, Mas! Apa yang kamu lakukan disini? Kenapa bisa sama dia?" tanya Kienan sambil menunjuk Rachel.

"Kienan … sayang … ini …." Akbar gugup. Dia bingung harus mengatakan apa.

"Apa, Mas? Tolong jelaskan!"

"Sayang, ayo kita pulang! Nanti aku jelaskan di rumah!" ujar Akbar kepada Kienan.

"Mas, sebaiknya aku pulang sendiri saja! Terima kasih sudah mengantarku!” ujar Rachel.

"Gak. Aku gak akan biarin kamu pulang sendiri," ujar Akbar kepada Rachel.

"Tapi, Mas, aku tidak mau ada kesalahpahaman antara kamu dan Kienan," ujar Rachel sedih.

"Sudahlah! Aku akan mengantarmu pulang!" ujar Akbar tegas kepada Rachel.

"Sayang, kamu bawa mobil, kan? Kamu pulang sendiri, ya? Kita ketemu di rumah. Aku harus mengantra dia dulu!" ujar Akbar, lalu meninggalkan Kienan di pelataran parkir sendiri.

Kienan seperti orang linglung. Dia belum bisa mencerna apa yang terjadi. Perlahan, dia meninggalkan pelataran parkir menuju mobilnya, lalu bergegas pulang. Di tempat lain, Akbar mengantar Rachel pulang.

"Maafkan aku, Mas! Gara-gara aku, Kienan jadi salah paham!" ujar Rachel sedih.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Mungkin, memang sudah waktunya Kienan tahu," jawab Akbar.

"Bagaimana kalau Kienan tidak bisa menerima hubungan kita? Aku tidak mau kalau sampai kalian bercerai."

"Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Lebih baik, fokus saja sama kandunganmu!" ujar Akbar sembari mencium tangan Rachel.

"Mas …," panggil Rachel lirih.

"Hm … ada apa?"

"Kalau seandainya Kienan meminta kamu untuk memilih …."

"Sudah ku bilang, kan, jangan mikir macam-macam," sahut Akbar.

Rachel menunduk.

"Aku cuma mau bilang, kalo seandainya Kienan memintamu untuk memilih, tolong, lepaskan saja aku! Aku akan membesarkan anak ini sendiri!"

Akbar menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Dengarkan aku. Aku tidak akan pernah melepaskanmu. Kamu tahu kenapa? Karena di sini ada anakku. Anak yang sudah kami tunggu selama lima tahun. Jadi, aku tidak mungkin menyia-nyiakannya. Oke?" ujar Akbar.

Rachel tersenyum.

"Terimakasih, ya, Mas! Kamu mau bertanggung jawab sama kehamilan aku!"

"Tentu saja. Itu kan anakku," jawab Akbar sembari mengecup kening Rachel. Dia melajukan kembali mobilnya ke jalanan.

Rachel tersenyum licik. Niatnya untuk menguasai Akbar sebentar lagi terlaksana. Sebentar lagi, dia akan menjadi nyonya Akbar satu-satunya dsn akan menempati rumah mewah yang saat ini ditempati oleh Kienan.

***********

Sesampainya di rumah, Kienan segera membersihkan diri. Tak lama kemudian, Akbar datang.

"Kienan sayang …," sapa Akbar, lalu mengecup kening istrinya.

"Jangan panggil aku sayang lagi. Sekarang jelaskan padaku!" tantang Kienan.

Akbar menghela napas panjang.

"Maafkan aku Kienan! Aku khilaf! Aku sudah melakukan kesalaham besar. Tapi, aku harus bertanggung jawab. Apapun alasannya, itu adalah anakku. Kita bisa membesarkannya sama-sama."

"Tega kamu, Mas! Ini balasanmu atas kesetiaanku selama ini?" teriak Kienan emosi.

"Aku mohon … maafkan aku, Kienan! Tolong, terima dia jadi madumu! Aku janji akan adil!"

"Tidak, Mas! Aku tidak mau! Ceraikan aku!" ujar Kienan. Dia berusaha tegar walaupun hatinya begitu sakit. Dia tidak mau terlihat lemah.

“Tidak, Sayang! Aku mohon! Jangan seperti ini!” ujar Akbar sambil berlutut.

“Aku tidak bisa menerima penghianatan, Mas! Jika kamu tidak menalak aku sekarang, aku sendiri yang akan mengurus perceraian kita!”

"Baiklah, jika memang itu keputusanmu. Maafkan aku, Kienan. Aku tidak bisa meninggalkan Rachel. Dia sedang hamil anakku. Kienandra Salshabilla kujatuhkan talak satu untukmu."

Setelah mengatakan itu, Akbar bergegas keluar dari rumah. Kienan terduduk lemas. Di menangis tergugu. Rumah tangga yang dia jaga selama ini,akhirnya kandas juga.

Bukan jalan yang mudah mempertahankan pernikahan mereka hingga lima tahun. Kienan kerap diejek sebagai wanita mandul oleh keluarga suaminya.

Bahkan, kata-kata pedas kerap keluar dari mulut wanita yang bergelar mertua tersebut. Sakit hati,itu pasti. Dia berusaha menahan perasaannya demi mempertahankan pernikahannya. Selama Akbar tidak berkhianat dan menduakannya, dia akan bertahan.

Dia sempat berpikir, mereka akan menua bersama. Ada atau tidaknya anak, mereka akan tetap bersama. Tapi kini, semuanya hancur.

"Aku tidak akan memaafkan kamu, mas! Ingat itu! Aku akan membalas penghianatan kamu!" ujar Kienan dalam hati.

Selama ini, dia sudah memberikan segalanya untuk Akbar dan keluarganya. Rumah reyot mereka telah berubah menjadi rumah mewah dua lantai. Bahkan, kini menjadi lebih luas karena membeli tanah di sebelahnya.

Perusahaan yang dipimpin Akbar adalah milik keluarganya. Dia membiarkan Akbar memimpin perusahaan karena ingin menghargainya sebagai suami.

Kienan sendiri, lebih memilih menjadi ibu rumah tangga. Hanya sesekali saja dia dia bertandang ke kantor.

Semua kebutuhan keluarga Akbar, dia yang menjamin. Kebutuhan sehari-hari, biaya kuliah Aira, bahkan gaya hidup mewah adik dan mertuanya itu berasal darinya.

Akhir-akhir ini, Akbar memang terlihat berbeda. Dia sering lembur dan keluar kota. Dengan polosnya, Kienan selalu percaya dengan semua alasan yang diberikan suaminya.

Bahkan, kemarin, Akbar izin akan keluar kota selama tiga hari untuk menangani proyek di Bandung.

Kamu sudah mengecewakan aku, Mas! Kamu akan kehilangan segalanya! Aku bisa memaafkan kesalahanmu yang lain, tapi tidak dengan penghianatan!

Maafkan Mama, nak! Bahkan, sebelum kalian lahir, kalian sudah kehilangan papa. Tapi, mama janji, kalian tidak akan kekurangan apapun. Entah itu materi maupun kasih sayang. Mama akan memberikan segalanya untuk kalian!

Semalaman Kienan menangisi nasibnya. Dia biarkan air matanya terus mengalir. Dia tidak akan menghapusnya. Karena mulai besok, tidak ada lagi air mata. Dia akan bangkit dan mengambil semua yang menjadi hak anaknya.

*************************

Pagi ini, Kienan sudah tampak rapi.

Tok ...tok … tok….

Terdengar suara pintu kamarnya diketuk. Dia segera membukanya.

"Selamat pagi, nyonya! Sarapan sudah siap!" ujar Bu Asih, pembantu di rumah Kienan.

"Terimakasih, Bi! Aku akan segera turun!" jawab Kienan.

Tak lama kemudian, Kienan sudah duduk di meja makan.

"Sepertinya nyonya akan keluar hari ini?" tanya Bi Asih.

"Iya, Bi. Aku akan ke kantor. Sudah lama aku gak kesana," jawab Kienan.

"Tolong sampaikan kepada pak Anton untuk menyiapkan mobilnya, ya!" tambahnya.

"Iya, nyonya!" jawab Bu Asih. Dia bergegas ke depan menemui pak Anton.

Setelah selesai bersiap, Kienan segera berangkat ke kantornya.

"Bi, tolong bereskan semua barang-barang pribadi milik Bapak. Masukkan semuanya ke dalam koper. Kalau gak cukup, bibi masukkan kardus atau apalah terserah bibi!"

"Semuanya, nyonya?" tanya bi Asih memastikan.

"Ya, semuanya. Tanpa kecuali."

"Baik, nyonya."

Setelah bersiap, Kienan segera berangkat ke kantor dengan diantar Pak Anton, sopir pribadi keluaganya.. Lalu lintas pagi ini padat merayap. Meskipun begitu, tetap tak menyurutkan langkah para anak manusia untuk mengais rezeki. Kienan memanfaatkan waktu untuk memejamkan mata sejenak.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Eli Mirza
mirip novel sebelah wkwkwk plagiat bgt tolol
goodnovel comment avatar
Eli Mirza
baru jg baca gampang bgt udh cerai hhhh..othor dodol...salah cerai kasih tau klo hamil..miskinkan mrka dlu
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
bereskan jangan ada tempat untuk manusia ZOLIM
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA   AKHIR YANG BAHAGIA

    BAB 13AKHIR YANG BAHAGIA"Ibu!" ujar Farel terkejut."Ngapain kamu di rumah perempuan itu? Ayo pulang!" sentak wanita bertubuh tambun tersebut."Aku hanya mengantar mereka pulang saja, Bu!" sahut Farel."Jangan banyak alasan, cepat pulang! Hei, Nana! Kamu itu sudah menikah. Bisa-bisanya kamu menggoda anakku. Kalau mau selingkuh, cari laki-laki lain, jangan anakku. Aku tidak rela!" sentak ibu Farel."Ibu, siapa yang menggoda sih? Aku hanya mengantar mereka. Lagi pula aku sendiri yang berinisiatif!" sahut Farel membela Nana."Jangan bela mereka. Ingat ya, ini peringatan terakhir. Jangan ganggu anakku lagi!" Usai mengatakan hal tersebet, wanita bertubuh tambun tersebut segera menyeret Farel meninggalkan rumah Nana. Tak diperdulikannya beberapa warga yang menonton kejadian tersebut."Ada apa, Na? Kok ibu dengar ribut-ribut!" tanya Bu Husna. "Tadi … ibunya Mas Farel kesini!" sahut Nana dengan mimik sedih. Bu Husna menghela nafas panjang sejenak. Bisa bisa menebak apa yang tejadi tadi. Di

  • KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA   SEASON 2 BAB 12

    BAB 12BERTEMU KEMBALIDengan penuh percaya diri, pengendara tersebut segera turun dari motornya. Belum juga dia melepas helmnya, Nana sudah menghampiri dan melabraknya.“Hei, Mas, maksudnya apaan, menghalangi jalan kami? Mau pamr motor?” sentak Nana. Pria tersebut yang hendak melepaskan helmnya, menghentikan aksinya seketika. Dia menatap Nana dengan intens dari balik helm full facenya.“Kalau mau aksi keren-kerenan, jangan disini! Lagipula saya gak minat!” lanjut Nana.“Nana ... jangan kasar begitu! Maaf ya, Nak!” ujar Bu Husna merasa tidak enak.“Untuk apa Ibu minta maaf sama dia. Dia yang salah kok!” sahut Nana membela diri.“Iya, Bu, tidak apa-apa! Saya paham kok! Saya kan sudah hafal dengan sifatnya!” sahut pria tersebut. Nana terkesiap seketika. Suara itu, suara yang pernah sangat akrab di telinganya. Nana menatap pria tersebut dengan intens. Sayangnya, keberadaan helm yang masih dikenakan pria tersebut, membuatnya tidak bisa mengenali pria tersebut.Menyadari kebingungan wanita

  • KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA   SEASON 2 BAB 11

    BAB 11DI KAMPUNGTok tok tok ....“Sebentar!” samar-samar, Nana mendengar sebuah sahutan dari dalam. Nana tersenyum tipis. Itu adalah suara yang selalu dia rindukan selama ini.“Nana! Masya Allah!” ujar wanita yang berusia hampir senja tersebut. Beliau menatap Nana dengan penuh haru.“Ibu!” ujar Nana dengan suara tercekat. Dia pun segera mencium punggung tangan wanita tersebut. Wanita tua tersebut membawa Nana ke dalam pelukannya.“Nana! Ibu kangen banget sama kamu!” ujarnya dengan air mata yang mulai membasahi pipi.“Nana juga kangen sama Ibu dan Bapak!” ujar Nana. Dia pun sudah tak dapat membendung air matanya lagi. Kerinduannya membuncah. Sejak menikah, ini pertama kalinya dia kembali menginjakkan kaki di rumah orang tuanya. Untuk beberapa lama, mereka saling berpelukan meluapkan kerinduan yang terpendam.“Kamu kok sendirian? Reno mana?” tanya wanita tersebut.“Em ... Mas Reno sedang sibuk, Bu. Jadi, gak bisa ngantar!” sahut Nana beralasan.“Bapak mana, Bu?” tanya Nana lagi.“Ba

  • KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA   SEASON 2 BAB 10

    BAB 10FAKTA MENGEJUTKAN"Bapak kenal Pak Nizam?" tanya Nana bingung."Em … iya, Na. Dulu!" sahut Akbar dengan wajah bingung."Pak Akbar apa kabar sekarang?" tanya Nizam mengalihkan perhatian."Alhamdulillah baik, Pak Nizam! Silahkan duduk! Maaf, tempatnya kotor!" ujar Akbar."Tidak masalah, terima kasih!" ujar Nizam, lalu duduk di salah satu bangku pembeli. "Na, ini sudah malam. Sebaiknya kamu istirahat saja. Lagipula, warung kan sepi. Sebentar lagi Bapak juga beberes!" ujar Akbar."Nana bantuin beberes aja ya, Pak?" sahut Nana."Tidak usah. Kamu istirahat saja!" ujar Akbar.Nana menghela nafas panjang."Baiklah kalau begitu. Pak Nizam, saya permisi dulu ya!" pamit Nana."Iya, silahkan!" sahut Nizam. Nana pun meninggalkan majikannya bersama Akbar."Jadi … ini kegiatan Pak Akbar setelah keluar dari penjara?" tanya Nizam."Iya, Pak. Sebenarnya, waktu itu beberapa kali saya mencoba melamar pekerjaan, tapi tidak ada yang mau menerima. Akhirnya, saya merintis jualan bakso ini!" sahut Akb

  • KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA   SEASON 2 BAB 9

    BAB 9RENCANA MENGGUGATBeruntung, sebelum dia benar-benar terjatuh, Nizam meraih tubuhnya. Untuk beberapa saat, mereka saling bertatapan. Jantung Nana berdetak dengan kencang. Seumur-umur, baru kali ini dia berada pada jarak sedekat ini dengan majikannya.“Papa!” sebuah panggilan mengagetkan mereka. Nana segera berdiri dan Nizam pun melepaskan pelukannya.“Papa ngapain di dapur?” tanya Clara, putri Nizam.Nana berusaha bangkit dan berdiri tegak, sedangkan Nizam segera melepaskan pelukannya pada Nana. Suasana pun menjadi kikuk. “Em ... ini, tadi Nana jatuh. Kebetulan Papa pas disini. Kamu belum berangkat?” tanya Nizam pada putrinya. “Sebentar lagi, Pa!” sahut Clara seraya menatap Nana curiga.“Saya buatkan kopinya dulu, Pak!” pamit Nana.“Oh, iya! Saya tunggu di depan!” ujar Nizam.“Ayo, Sayang!” ajak Nizam pada Clara.“Papa gak kerja?” tanya Clara.“Ntar, berangkat agak siangan! Papa ada janji ketemu klien di dekat sini! Dari pada bolak-balik, mending berangkat ntar sekalian!”

  • KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA   SEASON 2 BAB 8

    BAB 8TALAK“Cepat berikan uangnya!” perintah mertuanya.“Maaf, Bu, saya tidak bisa!” sahut Nana tegas.Narti yang merasa sangat geram, segera merampas tas Nana yang masih dipegangnya. Nana pun berusaha mempertahankan tanya sehingga terjadi aksi saling mendorong hingga akhirnya mereka berdua terjatuh. Nana menghembuskan nafas lega karena dia berhasil mempertahankan tasnya.“Ibu!” teriak Reno saat melihat Ibunya jatuh tersungkur.“Ibu tidak apa-apa?” tanyanya khawatir.“Nana, apa yang kamu lakukan sama Ibu?” bentak Reno pada Nana. “Ren, istrimu sungguh durhaka, Ren! Dia sama sekali tidak menghargai Ibu!” ujar Narti seraya terisak.Reno menatap istrinya dengan geram. Reno segera membantu Ibunya bangkit dan duduk di sofa. “Ibu kenapa bisa jatuh gitu?” tanya Reno lagi.“Ibu didorong Nana, Ren! Ibu hanya mau pinjam uangnya sedikit untuk membeli obat!” ujar Narti.“Memangnya uang yang aku kasih kurang, Bu?” tanya Reno.“Uangnya sudah habis, Ren! Sudah Ibu gunakan untuk bayar kuliahnya Viv

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status