Share

Part 128. Pingin.

POV. Aksa

Pagi ini juga, Luna langsung bilang kepada orang tuaku, bahwa dia ingin pulang saja ke rumahnya. Jika sudah Luna yang berbicara, maka Mama Papa pun akan menyetujuinya.

Akhirnya, aku bisa juga lepas dari pengawasan Papa.

Sepulang dari rumah orangtuaku, aku langsung menghampiri Bunga ke rumahnya.

"Aksa, muka kamu kenapa? Kok lebam?"

Bunga menatap wajahku dengan tatapan heran.

"Dihajar Papa," jawabku.

Bunga menatapku dengan tatapan kasihan. Kemudian dia masuk ke dalam. Tidak berselang lama, dia sudah keluar dengan mangok yang berisi air hangat, dan sapu tangan. Dikompresnya wajahku dengan air hangat itu.

"Pasti istrimu mengadu yang tidak-tidak, kepada orang tuamu. Aku bahkan heran. Apa istimewanya Luna, hingga orangtuamu lebih membelanya, daripada terhadap anaknya sendiri."

Bunga berbicara dengan nada yang nelangsa.

"Luna sudah meminta cerai."

Aku berbicara sambil menahan perih di wajahku.

"Bagus, dong. Ceraikan saja secepatnya! Toh kamu sudah punya aku. Punya calon anak jug
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status