Share

KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI
KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI
Author: Pena_kinan

BAB 1

Pertengkaran 

"Siapa lelaki tua tadi Clara?" teriak Rendy pada wanita yang setahun ini membersamainya.

"Dia pacar aku, kenapa? Kamu mau marah?" jawab Clara dengan nada biasa saja. Seolah tidak menanggapi bahwa Rendy sedang marah. Sedang murka dengan sikapnya yang diluar batas.

"Aku itu suamimu, tidak sepantasnya kamu bersikap seperti itu! Kamu jalan dengan lelaki tua yang seharusnya menjadi ayah kamu! Sedangkan kamu sadar bahwa kamu sudah menikah."

"Terus?"

"Maksud kamu apa? Apakah kamu menyesal menikah denganku? Apakah cintaku tidaklah berarti bagimu?"

"Cinta? Dulu, memang aku cinta sama kamu. Tapi itu dulu, ketika kakimu belum lumpuh! Kamu masih bisa memberiku semuanya. Tapi lihat sekarang, kamu bisa apa? Mau berjalan saja kamu tidak bisa, apalagi memberikan nafkah batin?"

"Astagfirullahaladzim, apakah hanya karena aku tidak bisa memberimu nafkah batin lantas kamu selingkuh terang-terangan?" Amarah lelaki ity sudah naik ke ubun-ubun. Mendengar setiap jawaban yang diberikan Clara. Begitu menyakitkan, meskipun pada kenyataannya dia memang lumpuh adanya. Dia memang tidak bisa memberinya nafkah batin.

Tapi keadaannya yang lumpuh bukanlah keinginan dia. Ini adalah sebuah ujian, ujian yang Allah berikan pada Rendy. Meskipun yang dia rasakan cukup berat.

Kecelakaan tujuh bulan lalu mengakibatkan kakinya lumpuh. 

Kecelakaan yang terjadi ketika dia pulang dari kantor saat itu. Jalanan yang lumayan sepi ditengah hujan rintik-rintik membuatnya sedikit mengantuk. Rasa lelah yang dia rasakan. Setelah seminggu bekerja lembur, membuatnya tak lagi bisa menahan kantuk yang luar biasa. Hingga akhirnya lelaki itu menabrak truk yang tengah berhenti.

Hingga mengalami kecelakaan yang lumayan parah. Membuat kedua kaki sulit digerakkan. Alhasil, dokter memvonis jika kedua kakinya mengalami kelumpuhan. Meskipun kata dokter masih ada kemungkinan dia bisa berjalan kembali.

Tapi untuk saat ini entah apakah dia masih bisa berjalan atau tidak? Tujuh bulan lamanya aku sudah berusaha. Terapi ke dokter maupun alternatif sudah dijalani. Namun hasilnya masih jauh dari harapan, hingga akhirnya Rendy menyerah. Berpasrah karena sudah banyak asetk yang di jual untuk menanggung biaya terapi dan juga kebutuhan sehari-hari.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja kini dia bergantung dengan Clara, sang istri. Wanita yang dia kenal dua tahun lalu menjadi teman satu kantor saat itu.

Singkat cerita mereka saling suka, hingga akhirnya memutuskan menikah. Awal pernikahan begitu bahagia. Menjadi pasangan suami istri memiliki jabatan yang cukup tinggi dengan bayaran perbulan lumayan besar.

Sengaja mereka menunda momongan, bukan karena tidak suka. Tapi sayang dengan karir Clara yang cemerlang harus dikorbankan demi mengasuh bayi.

"Aku nggak mau punya anak dulu, Mas. Aku pengen ngejar karir aku dulu. Kan sayang kalau tiba-tiba aku resign karena punya anak. Cari pekerjaan jaman sekarang susah."

"Iya sayang, apapun yang ingin kamu kejar aku selalu mendukung kok," jawabnya dengan rasa percaya. Percaya jika semua akan baik-baik saja. 

Hingga akhirnya perselingkuhan istrinya tercium juga oleh Rendy. Dia dengan terang-terangan bercumbu di depan mata kepalanya. Saat lelaki tua itu mengantar pulang Clara dengan mobil miliknya.

Apakah dirinya sudah tidak ada harga

dirinya lagi di mata Clara? Hingga dia tega bersikap demikian didepan lelaki itu.

Entah berapa lama mereka menjalin kasih?

Lamunan Rendy buyar ketika Clara melempar beberapa lembar uang ratusan ribu tepat didepan wajah lelaki itu .

"Ni, uang buat kebutuhan kamu! Jangan khawatir, aku masih baik padamu. Mau menampung pria lumpuh sepertimu!" Mendengar perlakuan Clara dan juga ucapannya membuat dada itu nyeri. Sakit,  menambah luka yang masih menganga di dalam hati ini.

Jika dia bisa, dia akan menamparnya dan memberinya pelajaran. Namun sayang, dia lemah dia hanya lelaki lemah yang tidak bisa apa-apa. 

Rendy hanya memiliki Clara seorang, dia satu-satunya wanita yang menjadi teman hidup. Kedua orang tua Rendy sudah lama meninggal, dia tak memiliki saudara. anak tunggal.

Jika Clara pergi meninggalkannya, dengan siapa lagi dia hidup? Rendy bisa mat* kesepian.

"Tidak perlu sedih seperti itu, Nak Rendi. Bukannya menjadi dirimu saat ini begitu menyenangkan? Tidak bekerja, dikasih duit sama anakku. Benar-benar enak kan? Tidak perlu susah payah  mencari duit, duit sudah datang sendiri kepadamu. Dasar pria lumpuh!" Wanita tua itu mengumpat. Wanita yang seharusnya malu memiliki anak yang durhaka dengan suaminya. Justru dia malah mengolok-olok menantunya yang lemah ini.

"Ibu kok berbicara seperti itu?" Rendy masih tidak percaya mendengar ucapan Ibu Ana, ibu mertuanya.

"Lantas mau bicara seperti apa? Kamu itu lumpuh, tidak bisa berbuat apa-apa. Mau ngurusin diri sendiri saja tidak bisa. Apalagi ngurus anak'ku!" Wanita itu berkacak pinggang menghadapi kearah Rendy.

Tangannya memegang erat roda yang ada pada kursi. Berharap ada keajaiban jika dia berdiri dengan kekuatan yang di miliki saat ini. Mampu membuat mereka bungkam. Jika dia bisa berdiri dan berjalan, dia akan membuat perhitungan kepada mereka.

Kakinya diturunkan dari kursi roda. Semua orang melihat ke arahnya dengan raut wajah meremehkan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status