Share

Kaisar Dunia Bawah
Kaisar Dunia Bawah
Penulis: Callme_Kiira

1. Tiga Alam

Terdapat tiga alam yang ada saat ini, yaitu dunia atas, alam manusia dan alam iblis atau dunia bawah.

Dunia atas adalah tempat para abadi hidup dan tinggal. Mereka disebut dengan panggilan sang abadi karena mereka dapat hidup berpuluh hingga ratusan ribu tahun, namun bukan berarti mereka akan hidup selamanya dan tidak dapat meninggal. Para abadi akan mati ketika leher dan tubuh mereka terpisah, atau jika kau merusak jantung tempat kekuatan spiritual dan kehidupan mereka berasal.

Para abadi memiliki kekuatan yang luar biasa, mereka bisa bergerak dengan cepat, memiliki kekuatan spiritual kuat dan memiliki rupa indah menawan, anggun dan penuh wibawa, orang-orang dunia atas dan kebanggan mereka yang luar biasa, mereka menganggap diri mereka lebih baik dari yang lain, mereka berada di atas segalanya.

Dunia atas kini dipimpin oleh seorang Kaisar dari klan Yun yang tinggal di gunung es Bingshan. Ia disebut sebagai kaisar terkuat yang pernah ada, seseorang yang memiliki kekuatan luar biasa hingga disegani seluruh makhluk yang berada di alam atas.

Kemudian adalah dunia manusia, yang disebut juga dengan jembatan beserta penghubung antara dunia atas dan dunia bawah. Di dunia manusia, ditempati oleh manusia fana yang berumur pendek dan tidak memiliki kelebihan apapun.

Mereka di pimpin oleh raja-raja di masing-masing wilayah, namun tentu saja, sebesar apapun kekuasaan sang raja, mereka masihlah manusia biasa.

Belajar dari pengalaman sebagai jembatan yang selalu dihadapi dengan para abadi dunia atas dan makhluk-makhluk dunia bawah, beberapa dari manusia itu belajar dari para abadi yang singgah di dunia manusia, mereka mempelajari bagaimana mengumpulkan energi spiritual, meskipun tidak semua dapat mereka terima dan terapkan, namun mereka masih bisa menyesuaikannya dengan tubuh fana mereka. Hingga setelah beratus tahun, lahirlah para kultivator dan berdirinya sekte-sekte yang melindungi mereka dari gangguan makhluk-makhluk yang menggangu ketenangan dunia manusia.

Di satu sisi, dunia bawah atau alam iblis adalah tempat makhluk-makhluk yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Mulai dari hantu, roh biasa, roh jahat, monster, siluman, hingga makhluk yang tidak bisa di masukan dalam kategori manapun. Dari yang memiliki rupa terindah dari tiga alam, hingga rupa terburuk yang pernah ada, semua berasal dari alam bawah.

Tidak seperti para abadi yang memiliki poin positif dari khalayak, para iblis terkenal karena hidup mereka yang sering tidak terkendali, jika para abadi datang ke dunia manusia dalam misi kabaikan atau hanya sekedar mencari kesenangan, maka para makhluk dunia bawah lebih sering membawa kekacauan di dunia manusia. Meskipun tidak semua, beberapa makhluk menyukai energi negatif dari manusia, maka dari itu, meskipun sudah ada larangan dan batasan tertentu, mereka masih sering menyelinap ke dunia manusia untuk mengambil jiwa-jiwa tidak berdosa.

Hal ini juga didorong oleh kaisar iblis sendiri. Mereka, para makhluk dunia bawah terkenal akan keloyalan mereka pada pemimpin, namun sudah ribuan tahun sejak kaisar baru memimpin dan tidak ada yang pernah melihatnya.

Kaisar iblis yang sekarang, mereka menyebutnya kaisar tanpa wajah atau kursi kosong. Tidak ada seorangpun yang melihat kaisar iblis, dia mengurung diri di dalam istananya yang gelap, tidak ada yang pernah mendengar ataupun melihat bayangannya, hingga akhirnya mereka percaya, kaisar iblis itu tidak ada. 

......

Ruangan itu begitu gelap, begitu gelap hingga tidak ada cahaya sedikitpun yang menerangi. Di dalam ruangan yang gelap itu, seseorang berjalan menuju jendela, langkahnya begitu ringan tanpa meninggalkan bunyi meskipun hanya sedikit. Derit daun jendela menggaung di kegelapan yang perlahan mulai dimasuki cahaya, di sana, di balik jendela yang telah terbuka, seseorang berdiri, wajahnya tertimpa cahaya yang menyilaukan, meskipun begitu, dunia yang ia lihat masih tetap gelap. Entah sudah berapa lama ia tinggal dalam kegelapan seperti ini, ia tidak ingin menghitung masa sejak kekosongan mengisi seluruh tubuhnya.

Matanya, jantungnya, kekuatananya, bahkan hatinya.

Semuanya kosong.

Sosok itu begitu mempesona, wajah yang kecil, terlalu pucat dan rapuh, membuatmu ingin melindunginya. Rambutnya berwarna putih yang berkilauan di bawah cahaya dan mata itu, seakan menarikmu untuk terus tertuju kepadanya. Mata itu berwarna biru, secerah langit di siang hari, sayangnya nampak mati dan berkabut.

Sosok itu menutup matanya untuk menikmati hembusn angin saat menyentuh wajahnya lembut. Begitu menenangkan. “Biarkan aku hidup sedikit lebih lama” bisiknya tak terdengar. Tetapi kenyamanan itu berakhir begitu cepat, kekuatannya merasakan hal buruk sedang terjadi, dan telinganya menangkap langkah kaki yang bukan milik penghuni bangunan itu. Dengan cepat ia menutup kembali jendela yang telah terbuka, membiarkan ruangan kembali gelap, ia terdiam dan menunggu orang yang telah berani masuk ke sana tanpa undangan.

…..

Sudah begitu lama ketiga dunia hidup dengan damai dan tentram, tidak ada kegaduhan, tidak ada peperangan yang menjatuhkan korban. Kedamaian ini sudah terjadi sejak lama bahkan sudah berlangsung selama ribuan tahun. Bahkan dikedamaian ini muncul seorang abadi yang berasal dari klan terkuat, terkenal di dunia atas. Kekuatan yang tiada tandingan hingga dunia bawah bahkan tidak akan berani untuk memprovokasinya.

Yun Guoqu muncul dan membuat seluruh abadi menunduk padanya, pemilik pedang es yang terkubur dalam gunung Bingshan yang di tutupi salju yang tak pernah mencair, ia muncul ketika para abadi saling bertarung menunjukkan kekuatan mereka, menyebabkan kesalahpahaman sesama makhluk abadi, namun siapa sangka, pemuda dari klan Yun yang akan memenangkan semua itu, ia berdiri di puncak tertinggi, membuktikan dirinya lebih dari layak. Semua abadi mengakui kemampuannya, mereka merasa aman di bawah kepemimpinannya dan mereka menjadikannya kaisar mereka.

Sudah sepuluh ribu tahun sejak kaisar Yun Guoqu duduk di singgasananya, kehidupan semakin baik, semua berada pada tempat masing-masing dan mereka yang berasal dari alam bawah tidak melanggar perjanjian. Kedamaian terus berlanjut.

Ketampanan kaisar Yun Guoqu terdengar ke seluruh penjuru, sebuah ketampanan tiada tanding, tubuhnya tinggi dan tegap, ia berjalan seperti sebuah bulu yang melayang tertiup angin, matanya tajam dan berwarna sangat gelap, suaranya adalah suara terindah yang pernah terdengar, berat, rendah yang memabukkan. Bukan hanya ketampanannya yang terkenal, namun juga hatinya yang keras seperti batu, dingin melebihi es.

Hal ini digaungkan ketika abadi terkemuka dari klan Shun menawarkan pernikahan dengan putrinya, seorang dewi terindah di dunia atas. Kecantikannya bagaikan bulan di malam hari, teratai yang mekar di musim panas, keindahan tiada tanding, semua wanita merasa iri, semua pria ingin memiliki.

Ketika Shun Mo dengan senang hati menyerahkan putrinya pada kaisar Yun Guoqu, mungkin banyak pria dan wanita yang patah hati, namun jika keindahan abadi dipasangkan dengan ketampanan abadi, tidak ada satupun yang keberatan. Orang-orang mulai membayangkan bagaimana serasinya kedua abadi itu ketika berdiri bersebelahan dengan jubah merah pernikahan. Akan ada pesta meriah, mereka akan merayakannya selama tujuh hari berturut-turut, ikut bersuka cita dengan kaisar mereka.

Namun khayalan benar-benar hanya menjadi khayalan. Dengan sopan kaisar Yun Guoqu menolak perjodohan tersebut. Sepertinya mereka tidak akan melihat pesta meriah tujuh hari tujuh malam dalam waktu dekat, entah berapa ribu tahun lagi mereka akan melihat kaisar Yun Guoqu memakai jubah merah.

“Bahkan yang mulia kaisar menolak nona Shun, dia tidak akan pernah menikah.”

“Mungkin karena terlalu lama duduk di istana Xuehua yang membeku, hatinya ikut membeku.” di satu sisi banyak yang kasihan pada nona Shun, di sisi lain, para abadi pria yang menyukainya seperti diberi kesempatan ke dua.

Di atas gunung yang tertutup salju, berdiri sebuah istana megah yang terbuat dari es. Setiap sudutnya berkilau ketika mentari menyinari, di setiap sisi istana para pelayan menghidupkan api sebagai penghangat. Seorang wanita berjalan melewati lantai es yang hampir transparan. Jubah biru mudanya menyapu lantai, hiasan rambutnya bergoyang ketika kakinya melangkah, kipas yang ia pegang di pukul berkali-kali ke telapak tangan. Wajahnya begitu manis meskipun tidak ada senyuman di sana, langkahnya bahkan terlihat sangat tergesa-gesa, alisnya bertaut tidak sabaran.

“Nona Fu.” Xiao Zuan dengan cepat menyambut Fu Ziya yang tidak berhenti bahkan ketika ia sudah berdiri di depannya. Wanita itu berdiri di singgasana istana Xuehua, matanya dengan malas menatap pria tampan yang duduk di balik meja, ia bahkan tidak melirik Fu Ziya sedikitpun, sibuk menghirup aroma teh yang baru di tuang Xiao Zuan ke gelas gioknya.

“Apa kau tidak ingin duduk?” ujar pria di balik meja, ia melirik Fu Ziya sekilas sebelum meletakkan gelasnya kembali.

“Apa hanya itu yang bisa kau katakan padaku?” Fu Ziya membuka kipasnya,

“Lalu apa yang kau inginkan?” mereka berdua saling melempar tatapan, sangat intens dan tajam, di satu sisi, Fu Ziya terlihat seperti ingin melempar meja di hadapannya, sedangkan pria itu masih dengan santai duduk di singgasananya.

“Yun Guoqu,”

“Hanya kau satu-satunya orang yang bisa memanggilku seperti itu.” Fu Ziya memutar bola matanya.

“Terserah apa katamu. Sekarang berikan padaku. Aku sudah melakukan apa yang kau inginkan, sekarang serahkan padaku.” kaisar Yun Guoqu melambaikan tangannya, sebuah kotak kayu muncul di atas meja, Xiao Zuan menyerahkan kotak itu pada Fu Ziya. Raut wanita itu menjadi lebih lembut ketika menerima kotak kayu berhias pahatan, hingga senyuman merekah di bibirnya yang merah ketika mengintip isi kotak. Ia berdehem sekali.

“Baiklah, ini bagus.” Fu Ziya menutup kotak itu dan mendudukkan diri dengan tenang di tempat yang sudah di sediakan. Xiao Zuan menuangkan teh untuknya.

“Tolong jangan minta aku untuk melakukan hal itu lagi. Untuk selanjutnya kau harus menemui mereka sendiri.” Yun Guoqu bergumam malas, dimana gumaman itu bisa diartikan sebagai persetujuan atau ketidak pedulian. Fu Ziya mengabaikan jawaban malas-malasan yang diberikan Yun Guoqu, jadi ia hanya fokus menikmati teh yang telah di siapkan untuknya. Lagipula ia sudah lama mengenal Yun Guoqu, dia sudah begitu paham dengan sifat sang kaisar.

Fu Ziya adalah abadi dari klan Fu, entah sejak kapan ia kenal dengan Yun Guoqu. Bisa dibilang ia adalah orang terdekat yang bisa di sebut sebagai teman bagi Yun Guoqu. Mungkin karena mereka sudah mengenal sejak lama, jadi Fu Ziya bisa lebih paham dengan Yun Guoqu meskipun sikapnya terkadang sangat menyebalkan, apalagi sifatnya yang dingin dan terlihat tidak acuh.

Mereka berdua sangat dekat, saking dekatnya menimbulkan kesalahpahaman. Orang-orang beranggapan dirinya adalah penyebab Yun Guoqu menolak nona Shun. Jika mengingat itu, Fu Ziya akan memutar bola matanya karena itu tidak mungkin. Tidak ada yang menyukai Yun Guoqu, jika kau mengenal pria es itu lebih dekat, dia tidak punya hati, dan menyebalkan.

“Kakak, kau juga di sini!” seseorang berteriak dengan sangat keras. Fu Ziya menutup telinga. Hah, kenapa bocah ini juga datang ke sini.

“Kaisar Yun Guoqu, selamat pagi.” pemuda itu terlihat lebih muda, pakaian yang ia gunakan berwarna gelap, berwajah cerah dan melangkah untuk duduk di sisi Fu Ziya.

“Apa yan kau lakukan di sini? Kau kabur dari kakakmu lagi?” pemuda itu adalah Wan An, sepupu Fu Ziya yang berisik, kekanakan meskipun umurnya sudah ratusan tahun. Ia adalah seorang tuan muda dari lembah Shi Heise yang di tempati oleh klan Wan. 

Karena Fu Ziya yang sering berkunjung ke istana Xuehua dan Wan An yang punya sifat pemberontak, sehingga pemuda itu sering mengikuti Fu Ziya ke istana tempat kaisar Yun Guoqu tinggal. Sejak saat itu ia bertingkah sok akrab dengan sang kaisar dan dengan tidak tahu malunya memanggil sang kaisar 'kakak'.

“Jangan bicarakan dia, apa yang kakak Fu lakukan di sini? Apa aku mengganggu waktu kencanmu dengan Guoqu da ge?”

“Berkencan pantatmu.” jawab Fu Ziya santai, itu bukan godaan pertama baginya, ia sudah melewati godaan itu selama ribuan tahun, itu tidak lagi berpengaruh.

“Ya, kau mengganggu waktu kencanku dengan kakakmu.”

“Hahaha, siapa yang percaya dengan pria tidak punya hati sepertimu?” sebenarnya ia tidak begitu memikirkan gosip tentang dirinya dengan Yun Guoqu, namun semua semakin parah setelah Yun Guoqu menolak perjodohan dari klan Shun, mereka menambahkan namanya sebagai penyebab penolakan itu. Dia tidak terima! Jika terus seperti ini tidak akan ada yang ingin menikah dengannya! Tidak akan ada pria yang ingin bersamanya! Hal ini semakin mengesalkan saat Yun Guoqu ikut menyiram minyak dalam api yang sedang berkorbar. Dasar pria tidak punya hati, ia melakukan itu agar tidak ada lagi kepala klan lain yang menyerahkan putri mereka padanya.

“Kau sendiri, apa yang kau lakukan kali ini?” seolah ingat tujuannya ke tempat itu, Wan An berbalik pada Yun Guoqu, pria itu masih duduk dengan santai di singgasananya. “Dage, mulai hari ini aku akan tinggal di sini.”

“Untuk apa kau minta izin? Biasanya kau langsung pergi ke kamar barat seolah itu adalah kamarmu.”

“Bilang saja kau iri karena kau tidak bisa tinggal di sini karena takut gosip di luar semakin berhembus kencang.”

“Ais bocah ini!” Fu Ziya memukul Wan An dengan kipasnya. Sangat keras hingga yang lebih muda mengerang. Sebagai catatan, ia memukul Wan An dengan menambahkan kekuatan di dalamnya, itu jauh lebih sakit dari yang bisa Wan An bayangkan.

Yun Guoqu tersenyum tipis di singgasananya, terkadang kehidupan di Xuehua membosankan, setidaknya hari ini ia bisa menonton pertunjukan menarik dari dua sepupu yang selalu bertengkar setiap bertemu. Mungkin ia harus minta maaf pada Fu Ziya. Selain temparamen wanita itu agak buruk, tetapi wajahnya sangat cantik hingga tentu saja banyak yang ingin menikahinya, namun dengan jahatnya ia memanfaatkan pertemanan mereka hingga para pelamar itu mundur secara perlahan.

Dengan santai menyesap teh, Yun Guoqu menikmati paginya walaupun dua orang di depannya begitu berisik. Tiba-tiba getaran halus menghentikan tangannya. Mungkin itu hanya gerakan kecil, namun ketiga orang lain di ruangan itu melihatnya dengan saksama. Benar saja, tidak lama kemudian sebuah ledakan besar terdengar. Yun Guoqu segera berdiri dan menghilang.

Ia muncul di halaman, sudah ada lubang besar di sana, di lubang itu tertancap anak panah yang menghasilkan api, istana Xuehua adalah istana es dan salju abadi, jika ada api yang masih dapat hidup di sana berarti api itu sendiri bukanlah api biasa.

“Jenderal iblis.” ujar Wan An yang sudah berdiri di belakangnya bersama Fu Ziya. Yun Guoqu memperhatikan anak panah itu lekat, tidak salah lagi, itu adalah anak panah milik jenderal iblis.

“Untuk apa dia menyerang di saat seperti ini?” anak panah kembali datang dari tempat yang tidak di ketahui. Yun Guoqun menghentikan anak panah itu dengan tangan kosong, kembali meneliti anak panah yang seperti besi yang di bakar, warna merah masih tertinggal namun api yang membakarnya sudah padam di genggamannya.

Angin kencang tiba-tiba berhembus. Tidak hanya berhembus kencang, namun angin itu juga membawa udara panas, Yun Guoqun memerintahkan penjaga maupun pelayan yang berkumpul melihat kegaduhan untuk pergi, ia merasakan sesuatu yang tidak beres. Sebuah kekuatan besar dan jahat sedang mengancam dari balik awan gelap yang tiba-tiba menutupi langit istana Xuehua.

Pusaran angin terbentuk dari awan gelap begitu kencang menerbangkan semua yang ada, semua terjadi terlalu cepat ketika naga api muncul dari pusaran angin, Yun Guoqun menangkisnya dengan pelindung, pedang es yang tersarung di pinggangnya terhunus ke depan, membelah naga api yang membuka mulut.

Sesuatu yang gelap terlihat dari balik api yang tersisa dari naga api, sosok itu tidak terlihat seperti jenderal iblis, sosok itu seolah menyatu dengan asap, hanya dua mata gelap berwarna merah yang ia yakini menatapnya dengan tajam.

Yun Guoqun melihat kebelakang, semua orang berhasil berlindung dengan baik. Ia menghilang di udara tipis, melihat itu, Fu Ziya dan Wan An juga mengikuti dari belakang.

Sosok itu seolah menunggu mereka untuk mengejar, Yun Guoqu memijakan kakinya pada bebatuan tebing, “itu bukan jenderal iblis, kan?” suara lembut Fu Ziya tidak ia balas, ia hanya fokus pada awan hitam yang menjauh sedang di dalamnya masih terasa sepasang mata yang memperhatikan dengan intens.

“Jenderal iblis itu sangat jelek dan menyeramkan, lagi pula dia sangat takut dengan Yun-ge, dia tidak akan berani menyerang istana Xuehua ketika ada dage di sana.” Fu Ziya melirik ke belakang, melihat kerusakan yang disebabkan oleh mahkluk itu tidak bisa dianggap biasa saja. Dia hanya mengeluarkan angin dan api, namun lihatnya apa yang telah dia perbuat.

Hal lainnya juga menggangu semua orang, istana Xuehua memiliki pertahanan dan pelindung yang kuat, mahkluk itu merusak pelindung itu begitu saja, itu membuktikan jika makhluk yang sedang mereka kejar bukanlah makhluk sembarangan.

Apa ini ulah suku iblis?

“Menunduk!” suara dari depan menyadarkan Yun Guoqu dari pemikirannya, tepat saat menunduk, puluhan pedang melayang tepat di atas kepalanya. Pedang itu hancur bahkan sebelum menyentuh siapapun, tangan Yun Guoqu masih terangkat ketika dari pedang muncul asap kabut yang menutupi pandangan mereka.

“Hei, aku tidak bisa melihat apapun!” keluh Wan An. Fu Ziya menggerakkan kipasnya dengan elegan, dari setiap angin yang tercipta dari kipasnya muncul bola-bola kecil melayang yang sangat terang, mengelilingi mereka dan memberi mereka penerangan.

“Au!” seseorang berteriak dan bunyi bedebum muncul, bola-bola cahaya turun untuk memberi penerangan, di sanalah ia melihat Wan An jatuh dengan posisi yang tidak begitu bagus seraya mengusap kepalanya yang jatuh terlebih dahulu. “Pohon sialan! Pohon apa ini? Kenapa besar sekali?!” umpatnya.

“Kau ceroboh sekali.” komentar Fu Ziya. Kabut yang menyelimuti mereka perlahan menghilang, menyisakan hutan gelap tanpa cahaya. Beruntung bola-bola cahaya milik Fu Ziya masih berfungsi dengan baik.

Wan An yang masih mengumpat serta menyumpahi sebuah pohon tiba-tiba berhenti berbicara, “bau busuk apa ini?” ujarnya. Aroma busuk yang semula samar semakin tajam saat Yun Guoqun berjalan mengikuti ke sumber bau, yang lain mengikuti dengan tenang. Cahaya yang di hasilkan dari satu bola cahaya milik Fu Ziya seharusnya bisa menerangi seiisi hutan, tetapi tidak untuk kali ini. Pandangan mereka masih terbatas meski bola-bola itu melayang-melayang di sekitar mereka.

Bau busuk semakin kuat, tetapi mereka tidak melihat apapun. Yun Guoqun merasakan sedang menginjak sesuatu, ia berhenti, mengarahkan bola cahaya ke arah kakinya, daerah yang sebelumnya begitu gelap, seketika menjadi begitu terang di tengah malam, bulan yang sebelumnya enggan untuk menyinari tempat mereka berdiri, kini bersinar dengan terang, hingga mereka mampu melihat setiap genangan darah di tanah.

“AH!” seseorang tiba-tiba berteriak, pemandangan di depan mereka bukanlah pertanda baik. Di depannya, mayat-mayat berserakan dan berkumpul hingga membentuk tumpukkan kecil. Yun Guoqun memeriksa salah satu mayat yang paling dekat dan memeriksanya. Tubuh mayat itu kering dengan organ dalam yang sudah tidak ada, jika seluruh darah yang ada telah di hisap habis, lalu dari mana genangan darah ini muncul?

“Siapa yang melakukan ini?” tanya Wan An yang berdiri di tumpukan mayat, bau yang di hasilkan begitu menyengat.

“Apa hanya aku yang tidak tahu saat ini kita sedang berada di mana?” Yun Guoqun mengambil darah yang tergenang dan membauinya, darah itu masih hangat, tetapi mayat di depannya tidak terlihat baru.

Gerakan dari balik pohon menarik perhatian Yun Guoqu, ia bergerak secepat cahaya, pedangnya sudah bersarang di leher seseorang. Ia mengerutkan keningnya, itu bukan monster ataupun makhluk bermata merah, namun hanya seorang pemuda berpakaian hijau yang terkejut dengan pedang yang tiba-tiba siap membelah lehernya.

“Apa kau menemukan penjahatnya, dage?” Wan An melirik dari balik punggung Yun Guoqu, wajahnya terlihat kecewa, “siapa ini?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status