Share

Masih Membenci

last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-14 15:51:07

Aruna panik melihat mantan kekasihnya itu dari dekat, jantungnya mendadak berdegup dengan cepat karena tak menyangka akan bertemu pria itu di sana. Dia sampai memalingkan wajah karena tak sudi melihat pria itu.

Ansel pun sama dengan Aruna. Dia terkejut juga terlihat gelagapan saat melihat wanita yang dicampakkannya dan menghilang enam tahun lalu, kini berada di hadapannya.

“Kenapa kalian diam? Tidak kenalan? Papi bilang mau ketemu Kakak Cantik, ini orangnya. Kok malah diam saja?” tanya Emily bingung sambil menatap Ansel dan Aruna bergantian.

Aruna langsung memalingkan wajah saat melihat pria yang sangat tak ingin dilihatnya ketika kembali ke negara itu. Namun, di sana ada Emily, tak mungkin dia bersikap kasar di depan anak kecil.

Ansel ingin menyapa Aruna, tapi niatnya diurungkan saat melihat wanita itu memalingkan wajah darinya.

“Emily, kakak harus pergi. Takutnya keluarga kakak nyariin. Kita ngobrol kalau ketemu lagi, ya.” Aruna bicara dengan lembut ke Emily, kemudian buru-buru pergi tanpa menyapa Ansel sama sekali.

“Pergi lagi,” keluh Emily karena lagi-lagi Aruna pergi.

Ansel ingin sekali mengejar, tapi tatapan Aruna yang masih penuh kekecewaan, membuatnya memilih membiarkan Aruna pergi.

Emily menggelembungkan pipi sambil menatap Ansel saat Aruna pergi.

“Kenapa Papi tidak berterima kasih dan malah membiarkan Kakak Cantik pergi? Bukannya kemarin bilangnya mau berterima kasih?” Emily langsung mencecar sikap Ansel.

Ansel mengalihkan pandangan dari arah Aruna pergi ke Emily yang menatapnya kesal.

“Papi mau berterima kasih, tapi Emi lihat sendiri kalau kakaknya buru-buru pergi,” balas Ansel mencoba berkilah agar Emily tidak marah dan menyalahkannya.

Emily percaya begitu saja mendengar ucapan Ansel, hingga memandang ke arah Aruna pergi.

“Padahal Kakak Cantik sudah di sini, tapi Papi malah diam saja tadi,” ucap Emily terlihat sedih dan kecewa.

Ansel berjongkok di depan Emily saat melihat tatapan sendu putrinya itu. Dia lantas memegang kedua lengan Emily.

“Nanti kalau papi ketemu kakak itu lagi, papi janji akan berterima kasih kepadanya,” balas Ansel mencoba membujuk.

Emily mengangguk-angguk, keduanya pun kembali ke private room tempat keluarga berkumpul.

Aruna kembali ke ruangan tempat makan malam bersama keluarganya dengan kondisi wajah yang pucat. Tentu saja hal itu membuat sang kakak bertanya-tanya.

“Ada apa, Runa? Kenapa wajahmu jadi pucat begini? Lalu, di mana jepit rambutmu? Apa ada yang berbuat jahat kepadamu?” tanya Sashi yang mencemaskan adiknya. Apalagi Aruna pergi cukup lama.

“Tidak, tidak ada apa-apa. Aku baik-baik saja,” jawab Aruna meski terlihat jelas wajahnya begitu pucat. “Jepit rambutku kuberikan ke anak kecil karena menyukainya,” imbuh Aruna lagi sambil mencoba tersenyum untuk menutupi kegugupannya.

“Kamu yakin?” tanya Sashi memastikan.

Aruna mengangguk-angguk sambil tersenyum ke sang kakak.

Sang kakak pun percaya dengan alasan Aruna. Wanita itu tak bertanya lagi karena tak ingin ibu mereka cemas.

Aruna sendiri mencoba menetralkan detak jantungnya. Ada rasa marah, kesal, dan kecewa ketika kembali melihat mantan kekasihnya itu. Mantan kekasih yang tega meninggalkannya demi wanita lain saat cinta benar-benar sedang bersemi di hatinya.

**

“Papi.” Emily menatap Ansel yang sedang menemaninya sebelum tidur.

Setelah selesai merayakan ulang tahun. Ansel langsung mengajak pulang, kini dia mengantar Emily untuk tidur karena esok harus bersekolah.

“Ya, ada apa?” tanya Ansel sambil merapikan selimut yang menutupi kaki Emily.

“Papi mau tahu, apa yang aku minta sebelum tiup lilin,” ucap Emily sambil memandang ayahnya itu. Jemari mungilnya menggenggam erat tepian selimut yang menutup sampai ke dada.

“Doa yang diminta saat ulang tahun tidak usah dikasih tahu ke orang lain, nanti tidak terkabul,” balas Ansel sambil tersenyum kemudian duduk di tepian ranjang.

Emily menatap Ansel, lantas berkata, “Kakak Cantik belum menikah.”

Ansel terkejut mendengar perkataan Emily yang membahas Aruna.

“Sudah, Emi tidur dulu,” ucap Ansel tak ingin membahas soal Aruna.

Ansel mencium kening Emily, kemudian mematikan lampu utama dan menyisakan lampu tidur. Dia pun pergi meninggalkan kamar putrinya itu.

Emily menatap Ansel pergi. Dia terlihat sedih karena sang papi tidak mau mendengar apa yang diinginkannya di ulang tahun kelimanya itu.

Ansel menutup pintu kamar Emily. Dia berdiri sejenak di depan pintu sambil menghela napas kasar. Ansel tampaknya bisa menebak apa yang diinginkan Emily, sehingga dia pun memilih tak mau mendengar apa yang ingin dikatakan oleh putrinya itu.

Ansel kembali ke kamarnya. Dia membuka laci di samping tempat tidur, lantas mengeluarkan bingkai foto yang ada di sana. Ansel menatap foto Aruna enam tahun lalu yang selalu disimpannya di sana. Selama enam tahun ini dia tidak pernah berani membuka foto itu, dan sekarang ketika melihat wanita itu lagi, hatinya tiba-tiba terasa begitu nyeri.

Ansel memejamkan mata mengingat bagaimana dia mengakhiri hubungannya dengan Aruna enam tahun lalu. Kejam memang, tapi Ansel tidak memiliki pilihan. Dalih ingin yang terbaik untuk Aruna, dia malah menorehkan luka yang dalam di hati wanita itu.

**

Di rumah Aruna, wanita itu berdiri di dekat jendela sambil memeluk kedua lengan. Dia memejamkan mata saat mengingat pertemuannya kembali dengan mantan kekasihnya itu. Aruna tidak bisa melupakan betapa sakit hatinya saat mendengar kalimat putus dari pria itu enam tahun lalu, yang membuatnya memilih lari dari kenyataan, serta menjauh dari keluarga dan semua orang yang dikenalnya.

“Kamu adalah satu-satunya orang yang ingin kuhindari saat aku kembali, tapi kenapa kamu harus muncul di hadapanku?”

Tiba-tiba dalam sesaat Aruna menyesal sudah bertemu dengan Emily yang membuatnya kembali melihat mantan kekasih brengsek yang membuangnya. Andai dia tahu jika Emily adalah anak Ansel, mungkin Aruna takkan mau terlibat dengan urusan yang menyangkut tentang gadis kecil itu. Dia sempat berharap salah melihat, tapi ternyata memang benar.

Aruna mengembuskan napas kasar. Dia mencoba mengatur napasnya yang terasa berat saat mengingat kalimat demi kalimat putus yang diucapkan oleh Ansel enam tahun lalu.

“Ya, kamu memang tidak baik untukku. Kamu memang brengsek. Bodohnya aku dulu menyukaimu!”

Aruna menyalahkan diri sendiri karena pernah jatuh hati dengan pria yang dulu dipuja dan dianggapnya sebagai pria penuh perhatian juga baik. Semua pujian itu dipatahkan dengan kalimat putus yang terlontar dari bibir Ansel, hingga membuat Aruna menampar pipi Ansel kala itu karena emosi.

“Ya Tuhan. Ternyata benar dia. Kenapa aku benar-benar harus kembali menghadapi ketakutanku? Aku tidak sekuat itu, aku lemah setiap mengingatnya.”

Aruna mendadak cemas. Dia sudah panik lebih dulu membayangkan bagaimana jika tak sengaja bertemu dengan Ansel lagi. Luka di hatinya belum bisa diobati meski dirinya telah kabur selama enam tahun lamanya. Kini bertemu dengan Ansel seolah kembali mengorek luka lama di hatinya yang membuat dadanya terasa sesak.

Aruna membaringkan tubuh di atas ranjang. Dia menatap langit-langit kamar sambil memeluk bantal.

“Hal yang paling menyakitkan adalah ketika ingin lari dari masa lalu, tapi masa lalu malah menghampirimu. Tidak bisakah kita tak pernah bertemu lagi, Ans? Kenapa kita harus dipertemukan lagi?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (12)
goodnovel comment avatar
priyanto skm
hemmmm, susah jg ya Aruna jd mkin susal melupakan Ansel
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
takdir dari otor runa kamu di pertemukan sama Ansel wkwkwkwkwk
goodnovel comment avatar
vieta_novie
ketika runa berusaha melupakan,tp malah ketemu...jd makin susah deh buat ngelupain Ansel.. sabar ya runa...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Akhir

    Aruna dan yang lain buru-buru pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Winnie mau melahirkan, tapi siapa sangka saat masuk ruangan malah melihat Hanzel juga, membuat semua orang bingung.“Hanz, kenapa kamu di sini?” tanya Aruna bingung.“Milea melahirkan,” jawab Hanzel.“Lah, bukannya ini kamar Winnie?” tanya Aruna bingung.“Ya, mereka berdua di sini. tuh!” Hanzel menunjuk ke dalam.Ternyata Bumi dan Hanzel setuju jika istri mereka satu kamar agar bisa saling bantu menjaga.Aruna, Ansel, dan kedua orang tuanya terkejut mendengar ucapan Hanzel. Mereka buru-buru masuk untuk melihat apakah yang dikatakan Hanzel benar.“Kalian benar-benar janjian. Hamil dan melahirkan bisa barengan,” cerocos Aruna sangat tak menyangka.“Kebetulan saja, aku masuk duluan baru Winnie,” balas Milea.Semua orang yang ada di sana terlihat sangat bahagia, belum lagi setelah itu datang keluarga Hanzel dan Milea karena ingin menyambut cucu mereka.“Anak kalian seperti kembar.” Aruna dan yang lain memandang

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Milea & Winnie

    “Mama, tadi Emily bantu gambar ini, lho.” Kai memperlihatkan gambar yang dibawanya.“Mana coba lihat.” Milea mengambil buku gambar dari tangan Kai.Milea sudah ambil cuti melahirkan karena usia kandungannya memasuki sembilan bulan. Dia fokus dengan kesehatan kehamilan dan Kai yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.“Yang mewarnai siapa?” tanya Milea sambil memperhatikan gambar itu.“Kai dong. Kai pintar ‘kan?” Kai menjawab dengan bangga.“Iya, pintar,” balas Milea.Kai sangat bangga dapat pujian dari sang mama, hingga melihat Milea yang meringis.“Mama kenapa?” tanya Kai sambil menggenggam telapak tangan Milea.“Tidak kenapa-napa,” ucap Milea sambil tersenyum meski perutnya mendadak kencang.“Mama yakin?” tanya Kai yang cemas.Belum juga Milea menjawab, dia merasa kalau perutnya semakin sakit seperti mengalami kontraksi, tentu saja hal itu membuat Kai cemas.“Bibi! Mama sakit!” teriak Kai karena di rumah itu hanya ada dirinya, kedua orang tuanya, dan pembantu.Milea dan Han

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Aku Terima

    “Pernyataanmu tadi, apa bisa aku anggap benar?”Jean tertegun hingga menoleh Raja yang duduk di belakang stir. Dia mengulum bibir menunjukkan kalau sedang dalam kondisi panik dan bingung.“Aku tidak tahu harus menyebutmu apa? Adik tidak mungkin, teman terlalu aneh.”Jean mencoba sedikit mengelak dari pengakuannya ke Milea.“Berarti memang bagus pacar. Jadi, apa bisa jadi pengakuan untuk seterusnya?” tanya Raja lantas menoleh Jean.Jean benar-benar salah tingkah mendengar pertanyaan Raja. Dia memberanikan diri menoleh ke pemuda itu.“Jangan berharap banyak kepadaku. Aku memiliki banyak kekurangan termasuk mungkin takkan bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu,” ucap Jean takut Raja kecewa.“Kamu tahu, tidak ada yang namanya cinta sempurna. Yang ada, saling melengkapi kekurangan masing-masing. Asal kamu mengizinkan, aku akan menerima semua kekurangan itu.”Raja menatap Jean penuh harap. Dia menyadari jika Jean seperti tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan, tapi dia pun ta

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Berkumpul Bersama

    “Apa kamu tidak merasa aneh jalan denganku?”Jean mengamati sekitar, banyak remaja memperhatikannya yang sedang jalan dengan Raja.“Kenapa aku harus merasa aneh?” tanya Raja balik dengan santai.“Karena kamu jalan dengan wanita yang layak jadi kakak, tante, mungkin mama.”Jean menjawab sambil menoleh Raja.Raja tertawa mendengar ucapan Jean, lantas membalas, “Untuk apa memikirkan pandangan orang yang tidak ada habisnya. Yang menjalani aku, kenapa mereka yang repot?”“Lagi pula sekarang kita hanya jalan, kalau kamu menerima perasaanku, aku malah akan menggandeng tanganmu lantas memberitahu mereka kalau kamu kekasihku, bukan kakakku, tanteku, atau mamaku,” ujar Raja lagi memberi clue ke Jean untuk merepon perasaan yang diungkapkan sebelumnya.Jean langsung berdeham mendengar ucapan Raja, bahkan mengulum bibir sambil memalingkan muka.Raja menoleh Jean yang memalingkan muka darinya, dia pun lantas kembali berkata, “Apa kamu yakin belum mau memutuskan? Tapi kalau belum juga tidak apa, aku

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Restu Tanpa Minta

    “Jean,” panggil Ive saat melihat putrinya sedang menuruni anak tangga.Jean yang sedang ingin ke dapur mengambil minum, akhirnya berbelok ke ruang keluarga untuk menghampiri sang mama dan papa.“Ada apa, Ma?” tanya Jean.“Duduklah sini,” pinta Ive sambil menepuk sofa di sampingnya.Jean menuruti ucapan sang mama, lantas menatap kedua orang tuanya bergantian.“Apa ada masalah, Ma?” tanya Jean agak cemas karena tak biasanya kedua orang tuanya memanggil sambil memperlihatkan ekspresi serius seperti itu.“Apa kamu sebelumnya menolak kencan buta karena sudah punya pacar dan pacarmu itu yang tadi pagi jemput?” tanya Ive memastikan sebelum bicara ke pembahasan lebih lanjut.Jean sangat terkejut mendengar pertanyaan Ive, membuatnya gelagapan karena bingung harus menjawab apa.Ive dan Alex saling tatap, mereka pun semakin yakin kalau memang benar pria yang menjemput Jean adalah pacar putrinya.“Sebenarnya, asal kamu suka, tidak masalah kamu mau pacaran sama siapa, mau nikah sama siapa. Mama da

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Jean Untukku

    “Lain kali jangan mendatanginya dengan alasan kamu merasa bersalah! Bukankah kamu seharusnya merasa bersalah karena mendekati kekasih adikmu sendiri.”Raja baru saja sampai rumah saat sang kakak juga sampai di rumah. Dia memperingatkan kakaknya itu agar tak mendekati Jean lagi.Saat Arthur hendak membalas ucapan Raja, Amanda sudah lebih menegur mereka berdua.“Kenapa kalian bersitegang lagi?” tanya Amanda sambil menatap kedua putranya itu.Raja dan Arthur menoleh bersamaan ke Amanda. Raja terlihat tak senang karena menyadari jika sang mama pasti akan membela kakaknya.Amanda menatap Arthur yang hanya diam, hingga tatapannya tertuju ke Raja.“Raja, mama mau bicara denganmu sebentar, bisa?” tanya Amanda dengan suara halus agar putranya tak salah paham kepadanya.Raja menatap sang mama, lantas mengangguk karena tak bisa menolak permintaan wanita itu.Raja pun mengikuti sang mama yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia mengikuti hingga sang mama masuk ke ruang kerja ayahnya.“Mama mau b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status