Share

Kecurigaan Gala

Author: Nyemoetdz Kim
last update Last Updated: 2022-04-01 22:10:20

Bab 05

Genta tetap dengan keputusannya, memilih mata kuliah kedokteran seperti keinginan Gala. Walau Gala sudah membolehkan Genta untuk mengambil mata kuliah yang dia mau. Hari ini, hari pertamanya menjadi seorang mahasiswa.

"Kak, bisa kakak mengantarkanku hari ini? Motorku sedang di bengkel dan aku kesiangan, bisa tidak, Kak?" Genta mencoba membangunkan Gala yang sedang tidur.

"Bawa saja mobil kakak. Kakak mengantuk sekali," ucap Gala, matanya masih terpejam. Dia memang baru pulang dini hari tadi dan baru tidur beberapa jam saat Genta membangunkannya.

"Ya sudah, aku menggunakan bus saja untuk berangkat, tapi nanti setelah Kakak bangun. Ambilkan motorku, tinggal mengambilnya saja. Ya, kak?"

"Hmmm …," gumam Gala yang masih mengantuk.

Setelahnya Genta segera berangkat ke kampus, dia tidak ingin di hari pertamanya masuk kuliah, dia terlambat. Sebenarnya bisa saja Genta meminta bantuan Kavin untuk menjemputnya tapi dia tidak ingin terus menyusahkan Kavin.

Genta lebih memilih untuk menggunakan bus, walaupun Gala melarangnya untuk pergi menggunakan bus. Mungkin karena Gala terlalu lelah, membuat Gala mengiyakan apa yang Genta katakan. Dia juga menyembunyikan luka yang dia dapat kemarin saat dia terkena pukulan dari lawannya. Gala selalu pulang dengan luka baru, Genta akan sangat marah saat tahu kalau Gala mendapatkan luka baru di tubuhnya. Walaupun begitu, Genta tetap membantu mengobatinya.

"Kau berangkat sendiri?" tanya Kavin.

"Ya, kenapa?" jawab Genta.

"Tidak biasanya," ejek Kavin. "Pangeran satu ini pasti akan diantarkan Kakaknya saat tidak membawa motor kesayangannya," sindir Kavin.

"Sudah tutup mulutmu itu, ayo kita masuk," ucap Genta. Mereka kemudian berjalan masuk ke kampus mereka yang baru.

Kavin menghentikan langkahnya saat di ingat sesuatu. "Oh ya, ini ada surat untuk mu. Sepertinya tentang pendaftaran mu waktu itu," ucap Kavin.

"Kau sudah membukanya?" tanya Genta. Dan mendapatkan gelengan dari Kavin.

Kavin dan Genta memang berteman sejak mereka sekolah menengah pertama. Dia orang pertama yang mengajak Genta berteman.

Mereka contoh sahabat sesungguhnya, Kavin selalu ada untuk Genta begitu juga Genta. Kavin juga orang yang dipercaya Gala untuk berteman dengan Genta.

Tentang surat yang diberikan oleh Kavin, entah apa isi surat itu. Kenapa Genta tidak mengalamatkan surat itu ke apartemen Gala? Setelah membuka dan membaca hasilnya, Genta merasa senang saat di sana tertulis kalau dirinya lolos.

***

Gala baru membuka mata saat ponselnya terus berbunyi, saat akan di jawab ponselnya mati karena habis daya. Membuat Gala yang niatnya ingin menikmati waktu tidurnya sekarang harus bangun. Dia teringat dengan yang dikatakan adiknya untuk mengambilkan motornya di bengkel. Gala segera beranjak dari tempat tidurnya setelah meletakkan ponselnya untuk isi daya.

Setelah membersihkan dirinya, Gala berjalan ke dapur untuk mencari makan. Ada beberapa bekas luka di kening hingga sudut bibirnya, tapi hal itu biasa Gala dapatkan.

Semalam, Gala menyelamatkan seorang wanita yang entah apa rencana Hardana kepada wanita tersebut, sampai dia ingin menyekapnya. Padahal menurut Gala, dia itu bisa dipercaya untuk menjadi mata-mata tapi Hardana percaya saja dengan orang kepercayaannya, membuat Hardana gelap mata dan menghajarnya. Gala menerima setiap pukulan dari Ayahnya tanpa perlawanan. Hal kotor yang selalu Ayahnya lakukan adalah melampiaskan emosi dengan menghajar ataupun mencelakai bawahannya, tidak peduli itu seorang wanita.

Saat sedang duduk di meja makan, Gala melihat selembar kertas di lantai, Dia segera melihatnya. Terlihat sebuah brosur tentang sekolah kepolisian.

Terlintas dalam pikiran Gala,  apa Genta mencoba menutupi sesuatu darinya. Bagaimana brosur itu ada di rumah, Gala saja tidak pernah memberikan brosur itu kepada Genta. Namun, Gala mencoba berpikir kalau brosur itu hanya tawaran dari sekolahnya dulu. Pelatih taekwondo Genta pernah menawari Genta untuk menjadi seorang polisi tapi Gala langsung menolak tanpa Gala berpikir kalau Genta akan menyetujuinya. Genta sangat tahu, kalau hal itu tidak akan mendapat persetujuan dari Gala.

Sesampainya di kampus, Gala segera menghubungi Genta.

"Kau dimana?"

"Kakak sudah di depan kampusmu," lanjut Gala yang sengaja menjemput Genta.

"Aku baru keluar kelas, aku akan segera ke sana."

Setelah menunggu beberapa menit, Genta segera masuk mobil Gala. Saat baru masuk mobil, hal pertama yang Genta lakukan hanya menghela nafas saat melihat luka di wajah Kakaknya.

"Setidaknya pulanglah dengan kondisi baik-baik saja, jangan pulang membawa luka.” Genta tahu kalau Gala tidak akan suka pembahasannya.

"Bisa kita pergi sekarang?" tanya Gala  dan langsung mendapatkan anggukan oleh Genta.

"Oh ya, apa kakak sudah mengambil motorku di bengkel?"

"Kita ambil berdua, setelah bangun aku langsung menjemputmu. Aku belum sempat mengambilnya.”

"Selalu saja seperti itu."

Di dalam mobil. Mereka tidak banyak bicara sampai Gala teringat tentang brosur yang ditemukan tadi.

"Kaka menemukan brosur tentang akademik kepolisian, apa itu milik mu?" tanya Gala.

"Itu …,"

"Jawab saja, aku tidak akan marah," tegas Gala.

"Itu brosur yang pelatih berikan waktu itu,” jawab Genta.

"Kau mencoba mengikuti tesnya?"

"Tidak," jawabnya.

Setelahnya tidak ada perbincangan antara mereka, hanya Genta yang menceritakan awal kuliahnya tanpa Gala menjawabnya. Dia memang seperti itu kalau moodnya sedang buruk.

Tadi sebelum berangkat, Gala dihubungi anak buahnya agar segera datang karena polisi menggagalkan transaksi yang sedang mereka jalankan. Hal ini belum terdengar ke telinga Ayahnya, sampai Ayahnya tahu, Gala pasti akan dihajar habis-habisan. Karena bisnis yang digagalkan ini sangat menguntungkan untuk Ayahnya.

"Segeralah pulang setelah ini, aku tidak mau mendengar apapun selain kau mendengarkanku," tegas Gala.

"Ibu sedang menunggumu, di ada apartemen."

"Ibu? Tidak biasanya." Genta terlihat senang mendengar kalau ibunya datang.

"Ibu ingin makan malam bersama, jadi temani Ibu dulu."

"Memangnya kakak mau kemana?"

"Aku harus menemui Ayah."

"Dan ya, aku menyuruh seseorang datang bersama Ibu jadi tidak perlu merasa risih dengan mereka," ucap Gala. Dia memerintahkan salah satu anak buahnya untuk menjaga Ibunya.

Genta hanya menganggukkan kepala, isyarat bahwa dirinya mengerti. Gala sedang tidak ingin dibantah, terlihat dari sorot matanya dia sedang memikirkan sesuatu tanpa Genta bertanya dia tahu kalau Gala sedang merasa tertekan.

Dan benar saja, belum juga mendengarkan penjelasan Gala, Ayahnya sudah melemparinya dengan gelas yang tak jauh darinya.

"Kau selalu bersikap bodoh!" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Menjalani Hidup Baru (END)

    "Apa kamu akan tugas malam lagi, Nak?" tanya Ditya kepada Genta yang sedang bersiap."Sepertinya iya, Bu, aku harus ke desa tetangga seperti kemarin," ucapnya."Ibu harus berhati-hati di rumah, kalau ada apa apa minta bantuan putra Bibi saja. Tidak apa-apakan, Bu?" ucap Genta."Tidak apa-apa, Nak. Ibu akan baik-baik saja di rumah bersama kakakmu," jawab Ditya."Dan Kakak, hari ini Kakak harus melatih tangan Kakak, bukankah kemarin Kakak sudah bisa mengangkat tangan lebih tinggi. Jadi, lakukan peregangan untuk tangan Kakak," ucap Genta kepada Gala dan mendapatkan anggukan darinya.Genta mulai melakukan aktivitasnya sebagai seorang dokter di sebuah desa kecil, klinik yang dulu pernah didatangi dengan Kavin dan Gala. Sudah hampir 2 tahun Genta menjadi seorang dokter di sana. Dia menggunakan gelar dokternya untuk membantu warga di desa. Kebetulan waktu itu, dokter yang bertugas di klinik itu pergi karena memang jarang warga yang akan datang walau mereka sakit. Setelah ada Genta, klinik it

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Menagih Janji

    Perjuangannya selama ini terbayar setelah Hardana tertangkap. Dia bahkan mendapatkan balasan dari perbuatannya. Walau polisi menangkapnya dengan kondisi yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja, dan dokter menyatakan kalau kondisi Hardana mengalami koma atas kecelakaan yang terjadi setidaknya dia merasakan apa yang dinamakan sebuah balasan. Walau harapan Genta tidak seperti ini tapi dia bersyukur semua ini berakhir.Gala dirawat intensif karena luka benturan di kepalanya. Tadi setelah sampai di ruang IGD, Genta dibuat panik dengan kondisi Gala yang sempat menurun. Kondisinya sudah sangat menurun saat sampai di rumah sakit, dia tidak sadarkan diri sejak Genta menolongnya.Setelah Gala ditangani, Kavin membantu Genta untuk mengobati lukanya, awalnya dia tidak mau karena ingin menunggu kabar dari Gala tapi setelah Jimin membujuknya dia mau. Tidak ada kata yang keluar dari mulut Genta, dia hanya diam saat Kavin mengobati lukanya. Tentang kakinya, Genta mengalami patah tulang lagi di kaki

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Flashback

    Disoroti lampu dari gang di gedung tak terpakai, kedua orang pria saling berhadapan satu sama lain. Langit di atas kepala tampak gelap, mendung, serupa perasaan berkecamuk di hati dua orang tersebut. Rintik-rintik hujan membasahi keduanya, namun kedua pria itu memilih mengabaikan sekitar dan tetap mempertahankan posisi masing-masing sedari tadi, saling menodongkan senjata. Pria berseragam polisi itu, Genta, dihadapkan pada pilihan sulit ketika dia harus menodongkan senjata kepada pemimpin mafia yang selama ini polisi cari. Kenapa? Dari sekian banyaknya manusia di muka bumi, harus orang di depannya yang dia ingin musnahkan keberadaannya. Kenapa harus orang ini? "Ternyata ini kau." ujar Genta dengan suara serak dan sepasang mata berkaca-kaca. Dia masih belum bisa menerima fakta yang baru saja ditemukan. Bahwasanya seseorang yang dia pedulikan, yang sangat dipercaya merupakan seseorang yang seperti ini. Seorang penjahat, buronan yang dirinya cari-cari. Pria itu tidak berbicara. Rau

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Akhir Dari Hardana

    Seseorang sedang mengumpulkan energinya untuk kembali sadar, tubuhnya sangat lemas, nafasnya juga belum teratur. Dia mencoba untuk membuka mata sepenuhnya. Saat terdengar seseorang sedang berbicara. Beberapa waktu lalu dia tidak sadarkan diri, karena terlalu merasakan rasa sakit yang teramat sangat."Apa tuan Gala akan bernasib sama dengannya?" tanya anak buah yang mengemudi."Tapi dia tidak pernah takut kepada Ayahnya." Lanjutnya."Tapi tetap saja, bukankah rencananya tuan Min akan menyuruh tuan Gala untuk datang saat tuan Hardana menyiksa tuan Genta," jawab anak buah satunya."Kenapa keluarga mereka sangat rumit sekali." "Sudah biarkan saja, tugas kita hanya melaksanakan tugas.""Apa yang kalian bicarakan?" ucap seseorang yang tiba tiba bicara dari arah belakang bangku kemudi, dia bahkan sudah menodongkan senjata yang dia ambil sebelumnya ke arah penumpang sebelah kemudi."Tuan Genta. Kau tidak mati?" ucapnya."Apa kau pikir orang mati bisa mengangkat senjata seperti ini," jawab Ge

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Kemarahan Hardana

    Hardana berhasil meloloskan diri dari penjagaan polisi, dia juga sedang di sebuah tempat persembunyian. Genta juga ada bersamanya setelah dari tempat Alex. Entah apa yang akan dia lakukan kepada Genta tapi dia membawa Genta ke tempat persembunyiannya.Hardana berjalan ke arah Genta yang duduk dengan tangan dan kaki terikat di bangku, dia menyiramkan segelas air ke wajah Genta dengan kasar. Membuat Genta tersadar karena siraman itu."Apa tidurmu nyenyak nak?" ucap Hardana."Bagaimana aku harus memanggilmu. Genta Surendra?" ucap Hardana tepat di wajah Genta."Kenapa kalian membuatnya babak belur, tuan muda ini terlihat sangat menyedihkan," ucap Hardana."Katakan sesuatu." Hardana menampar Genta karena sejak tadi dia hanya diam."Apa hanya itu, anda bahkan bisa membunuhku sekarang," ucap Genta."Kenapa aku harus membunuhmu, kita bersenang senang dulu sampai aku puas," ucap Hardana."Kalaupun kau mati, tidak akan ada yang mencarimu. Bukan begitu?" Lanjutnya.Genta tersenyum sinis, dia mer

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Ditya Di Sekap

    Polisi sudah menetapkan Hardana sebagai tersangka atas dakwaan penyuapan. Polisi terus mengusut kasus Hardana sampai semua kejahatannya terungkap. Walaupun sudah perpindahan dari status saksi menjadi tersangka, tapi Hardana belum ditahan. Polisi masih memeriksa lebih lanjut, dia bahkan mengajukan penangguhan masa tahanan karena kondisi kesehatan dan itu dikabulkan oleh pihak kejaksaan. Hardana memang sedang di rumah sakit, penyakit lamanya kambuh membuat dia harus mendapatkan perawatan intensif. Hal ini dijadikan Hardana sebagai alasan agar dia tidak mendekam di penjara. Kondisinya memang menurun tapi rencananya untuk menangkap Genta masih anak buahnya lakukan. Asisten Hardana yang bertugas mencarinya belum mendapatkan kabar dimana Hardana sampai sekarang.Dan tentang Gala, sebelum mengalami serangan jantung, Gala dan Hardana berdebat karena Gala bilang ingin mempertanggung jawabkan semua yang dia lakukan kepada polisi, itu alasannya dia datang ke kantor polisi.Tapi Gala tidak tahu r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status