Beranda / Romansa / Kakak Tiri Rasa Pacar / Sang Kakak Tiri Yang Tampan

Share

Sang Kakak Tiri Yang Tampan

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-29 15:28:22

Tidak lama driver yang mengemudikan mobil mewah mommy memberhentikan kendaraan roda empat itu tepat di depan pintu sebuah loby hotel.

Di bagian rooftop-nya memang ada sebuah restoran dan lounge yang khusus untuk para kaum jetset yang setiap menunya dibandrol dengan harga fantastis.

Ibu dan anak itu turun dari dalam mobil dan saling bergandengan tangan melintasi loby menuju area lift.

“Om Abraham sama anaknya udah sampai.” Mommy bergumam memberitahu Shayla lantas memasukan ponselnya ke dalam tas.

Shayla tidak menanggapi, dia diam saja.

Ting …

Pintu lift terbuka, kedua wanita cantik beda generasi itu kembali melangkah.

“Selamat malam! Sudah pesan meja, Bu?” Seorang wanita yang berjaga di depan area pintu masuk resto bertanya.

“Abraham Bimasena.” Mommy menyebutkan nama kekasihnya.

“Oh, Silahkan lewat sini.” Wanita itu menuntun mommy yang melangkah di belakangnya diikuti Shayla.

“Silahkan,” kata wanita itu.

“Sayang.” Suara manja mommy terdengar menyapa.

Shayla sampai syok karena baru sekarang mendengar suara itu keluar dari mulut mommy.

Jelas saja, Mommynya adalah wanita karir, tangguh dan independen bukan tipe wanita manja apalagi menye-menye.

“Marie.” Suara berat seorang pria balas menyapa.

Tatapan Shayla langsung tertuju pada suara berat tersebut dan dia melihat pria yang masih gagah dan tampan di usianya yang tidak lagi muda itu mengecup pipi kiri dan kanan mommy.

Ada gemuruh di dada Shayla, dia marah dan cemburu.

“Kenalin, Mas … ini Shayla … anak aku.”

Lagi, nada lembut layaknya cewek menye-menye keluar dari bibir mommy.

Mommy beralih menatap Shayla yang memang sedang mengarahkan tatap pada beliau karena sanksi kalau yang di sampingnya ini adalah benar mommynya.

“Shayla, ini om Abraham.”

Tangan pria bernama Abraham langsung terulur ke depan Sheila begitu mommy memperkenalkannya.

Shayla menjabat tangan pria itu sembari memberikan senyum tipis.

“Shayla.” Shayla bergumam menyebut namanya.

“Senang bertemu dengan kamu, Shayla …,” kata Abraham diakhiri senyum.

Pria itu lantas menarik kursi untuk mommy kemudian melangkah ke belakang mommy yang sedang duduk.

Tahu apa yang dilakukan om Abraham?

Pria itu menarik kursi untuk Shayla.

Oke, Shayla tersentuh.

Kesan pertama om Abraham di mata Shayla bernilai tujuh.

Pelayan mulai membagikan buku menu, Shayla fokus ke sana agar tidak perlu berinteraksi dengan om Abraham.

“Oh ya, kenalin ini Ryuga … anak aku.”

Kalimat om Abraham itu membuat Shayla mendongak.

Seorang cowok tampan seperti karakter dalam novel yang sedang dia baca muncul entah dari mana.

“Hallo Ryuga, saya Marie.”

“Hallo Tante ….” Cowok yang memiliki bibir tipis dan dagu belah itu berujar dengan ekspresi datar.

“Ini Shayla, anak Tante.” Mommy mengusap pundak Shayla.

Perlahan Shayla mengulurkan tangan sambil menatap Ryuga lekat.

Semuanya, tolong Shayla. Mata Shayla berkhianat tidak bisa dikendalikan, terus saja menatap Ryuga.

Masih dengan ekspresi datar dan sorot mata dingin—Ryuga menjabat tangan Shayla.

Tapi tidak sedingin tatapannya, telapak tangan Ryuga begitu hangat malah Shayla merasakan seperti ada arus listrik berdaya rendah saat bersalaman dengan cowok itu.

Setelah bersalaman, Ryuga duduk di kursi tepat di depan Shayla.

Dia menyimpan ponselnya di atas meja dengan posisi telungkup.

Pandangannya lantas terangkat dan bersirobok dengan Shayla yang sedari tadi mengawasi gerak-gerik pria itu.

Shayla langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain setelah tertangkap basah sedang menatap Ryuga.

“Shayla kuliah di mana?” Om Abraham bertanya.

Pertanyaan om Abraham itu dijawab oleh mommy karena Shayla malah melongo.

Bagaimana tidak, tadi om Abraham mengenalkan putranya kepada mommy lalu sekarang bertanya di mana kuliah Shayla.

Memangnya mommy dan om Abraham kalau bertemu membicarakan apa saja?

Mereka pasti melalui masa pacaran untuk sampai bisa memutuskan akan menikah, bukan?

Tapi kenapa antara mommy dan om Abraham seperti tidak saling mengetahui kehidupan satu sama lain?

“Wah sama donk sama Ryuga, dia juga sedang melanjutkan S2 di sana.”

Ryuga mengangkat pandangan dan Shayla menoleh pada Ryuga membuat tatapan mereka kembali bertemu.

“Berarti nanti kalian bisa pulang pergi kuliah bareng ya!” Om Abraham melanjutkan kalimatnya.

“Ide bagus, Shayla jadi ada yang jagain …,” timpal mommy antusias.

Kalau tidak salah Shayla melihat Ryuga mendengkus geli.

“Memangnya gue Babysitter.” Ryuga berujar di dalam hati.

Pelayan berdatangan menyajikan menu makanan pesanan mereka.

Sambil menyantap hidangan makan malam itu, mommy dan om Abraham sesekali bicara tentang sebuah kasus.

Dari sana Shayla semakin yakin jika om Abraham adalah klien yang kasusnya sedang ditangani mommy beberapa minggu terakhir yang sampai menguras waktu mommy.

Ah, Shayla kadi kecewa sebab mungkin saja waktu mommy yang sedikit yang semestinya ada untuk Shayla malah digunakan untuk berpacaran dengan om Abraham.

Terlepas dari rasa kecewa yang tengah dirasakan Shayla, matanya masih saja melirik dengan sering ke arah Ryuga yang duduk tenang menikmati makan malamnya.

Cowok itu santai sekali seakan tidak keberatan daddynya akan menikah lagi.

Apa hanya Shayla saja yang terlalu posesif dan berlebihan?

Sekarang mereka sampai pada menu penutup, piring-piring kosong baru saja di-cleare up oleh pelayan.

“Jadi Ryuga, Shayla … mungkin kalian sudah tahu tentang rencana pernikahan kami dan sekarang kami mau mengumumkan sama kalian kalau rencana pernikahan itu akan kami lakukan satu bulan lagi.”

Tangan Shayla yang memegang sendok tiba-tiba berhenti bergerak melayang di udara.

Sebulan katanya?

Sebulan itu tiga puluh hari kan?

“Enggak kecepatan, Mom?” Suara Shayla terdengar serak ketika bertanya.

Mommy tertawa pelan, beliau menyerongkan posisi duduknya menghadap Shayla.

“Kami akan menikah di sebuah resort di Bali, acaranya intimate party jadi hanya sekitar dua ratus orang saja yang diundang.” Mommy menjelaskan.

Lalu apa yang bisa Shayla lakukan selain membulatkan bibirnya membentuk huruf O?

Selanjutnya mommy dan om Abraham malah asyik berdiskusi tentang konsep pesta pernikahan.

Belum pernah Shayla melihat ekspresi mommy sebahagia ini ketika membicarakan sesuatu dan sorot mata mommy setiap kali menatap om Abraham memberitahu Shayla kalau mommy benar-benar mencintai om Abraham.

Begitu juga dengan om Abraham yang selalu menggenggam tangan mommy, mengusap bagian punggungnya menggunakan ibu jari beliau.

“Dah lah, gue jadi nyamuk di sini.” Shayla membatin.

Dia beranjak dari kursi dan langsung mendapat perhatian seluruh penghuni meja.

“Mau ke mana?” Om Abraham yang bertanya.

“Shayla ke toilet sebentar, Om.” Shayla menjawab tidak lupa memberikan sedikit senyum.

“Anter adiknya ke toilet, Ryu ….” Om Abraham meremat pundak sang putra.

Ryuga mendongak menatap dingin terkesan kesal kepada Shayla.

Sontak Shayla menggerakan tangan beserta gelengan kepala.

“Enggak usah, Shayla bisa sendiri kok Om.”

“Dianter aja, toiletnya jauh … harus nyebrang taman luas di belakang restoran.” Om Abraham memaksa dan bersamaan dengan itu Ryuga bangkit dari kursinya.

Sesaat Shayla menatap Ryuga lantas mendapatkan tatapan tajam dari cowok itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Tamat

    Ryuga begitu cemas, duduknya di ruang tunggu terlihat gundah lantaran di dalam ruang operasi sana sang istri sedang bertaruh nyawa melahirkan putri mereka ke dunia.Shayla dan Ryuga telah mengetahui jenis kelamin si janin semenjak usia kandungan Shayla telah menginjak enam belas minggu.Mereka bahagia menyambut kelahiran sang putri tersebut tapi karena riwayat kuret yang pernah dilakukan Shayla juga satu dan lain hal sehingga dokter menyarankan agar Shayla melakukan persalinan secara caesar untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.Tapi jadinya Ryuga tidak bisa mengetahui bagaimana keadaan Shayla, ingin sekali Ryuga menerobos pintu besi di depannya untuk bisa segera mengetahui bagaimana kondisi Shayla saat ini.Andaikan Ryuga bisa tukar tempat dengan Shayla pasti sudah Ryuga lakukan.Kehamilan Shayla memang tidak ada kendala dan terbilang cukup sehat dan kuat karena Shayla masih bekerja hingga kandungannya berusia delapan bulan.Tadinya Shayla akan mengambil cuti setelah dia me

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Hamil

    “Shayla!” Ryuga berteriak di dalam ruangan IGD mencari istrinya yang katanya dilarikan ke rumah sakit karena pingsan.Dia seperti kesetanan sewaktu mengemudikan kendaraannya menuju rumah sakit setelah mendapat kabar buruk tersebut dari teman sekantor Shayla.“Mas Ryu ….” Suara seorang perempuan membuat Ryuga menoleh.“Suaminya Shayla, kan?” Perempuan itu bertanya memastikan.Sementara itu sekuriti tengah berjalan mendekat dengan ekspresi garang sama garangnya dengan tatapan para petugas medis yang merasa terganggu. Dan Ryuga sama sekali tidak peduli.“Iya … Shayla mana?” Dia berlari menghampiri perempuan itu.“Shayla lagi USG … saya Nita, yang tadi telepon Mas Ryu.” Nita mengulurkan tangannya.“Shayla sakit apa?” Alih-alih menjabat tangan Nita, Ryuga malah bertanya panik.“Menurut tes darah tadi, Shayla hamil … terus Shayla minta USG.” Nita memberitahu.Ryuga terpekur, jantungnya berdetak kencang dan tubuhnya tiba-tiba bergetar.Dia masih ingat bagaimana kalutnya saat beberapa tahun

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Malam Pertama

    Saat sesi foto bersama, MC harus memanggil empat pasang orang tua Shayla dan Ryuga.Ini momen yang paling ditakutkan oleh anak-anak broken home.Dan sesi foto tersebut harus dilakukan enam kali.Yang pertama adalah Shayla dan Ryuga bersama Papa Abraham dan mama Diah, selanjutnya bersama Mommy dan daddy lalu setelahnya berfoto bersama Mommy dan Papa, kemudian berfoto bersama mama Diah dan suami brondongnya lantas yang terakhir adalah bersama keluar baru daddy.Namun nyatanya setelah sekarang memiliki keluarga sendiri, Shayla sudah tidak emosional lagi menghadapi perpisahan kedua orang tuanya.Dia berusaha menerima dengan lapang dada dan bersedia dekat dengan keluarga dari daddy begitu juga Ryuga yang mencoba membuka hati untuk suaminya mama yang ternyata sampai detik ini masih setia bersama mama Diah.Acara tersebut dilanjutkan dengan acara resepsi, ada pidato wejangan-wejangan dari para orang tua yang kemudian diteruskan dengan acara makan malam.Resort di mana berlangsungnya acara pe

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Menikah

    “Kenapa sih ditelepon enggak diangkat, di chat enggak dibalas? Sebenarnya Kak Ryu itu mau nikah enggak sih sama aku!” Shayla berseru geram.Matanya menatap nyalang Ryuga dengan kedua tangan dia lipat di pinggang.Ryuga malah melongo bingung karena Shayla tiba-tiba datang ke kantor dan berdiri di tengah-tengah ruang kerjanya.“Ah si sayang mah, suka sompral ngomongnya kalau lagi marah ….” Ryuga mengesah, melempar pena ke atas meja lantas melipat kedua tangan di dada dengan alis menukik, dia kesal karena Shayla berkata kalau dia tidak berniat menikahinya.“Terus kenapa masih di sini? Kita harus fitting, Kak … kitu tuh nikah minggu depan … aku bela-belain cuti setengah hari demi bisa fitting tapi Kak Ryu malah duduk di sini mandangin komputer.” Suara Shayla masih tinggi.“Ya ampun sayang, aku lupa ….” Ryuga bangkit dari kursi memburu Shayla.Saat Shayla berada dalam jangkauan tangannya, dia merengkuh pinggang Shayla dan dengan satu kali gerakan mudah, dia membawa Shayla duduk di atas pan

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Bertepuk Sebelah Tangan

    Shayla berdiri di depan cermin, kebaya berwarna emerald membalut tubuhnya begitu sempurna.Makeup hasil tangan dingin MUA kenamaan melengkapi kecantikan Shayla.Ketukan di pintu membuat Shayla berhenti menganggumi dirinya di cermin.Dia menarik handle untuk membuka benda dari bahan kayu tersebut kemudian menemukan wajah pujaan hatinya yang tidak pernah berhenti terlihat tampan.Ryuga terpaku menatap Shayla selama beberapa detik dan ditatap demikian menghasilkan semu di pipi Shayla.“Kak Ryuuuu,” panggil Shayla gemas.“Kamu … bidadari dari mana? Shayla mana?” kata Ryuga menggoda tunangannya.Shayla terkekeh, dia merangkul lengan Ryuga kemudian keluar dari kamar usai mengambil clutch yang berada di kursi meja rias.Dia sudah mengerti kalau kedatangan Ryuga ke kamar pasti untuk menjemputnya karena pasti semua orang sudah menunggu di lantai bawah.Dan benar saja, Papa dan Mommy yang berpakaian rapih telah siap untuk mengantar Shayla wisuda.Seperti biasa, Shayla tidak memaksa daddy mengha

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Melamar Shayla

    “Nungguin siapa, Sel?” Suara berat dari belakang punggung Shayla bertanya membuatnya menoleh ke belakang.“Eh, Bapak … lagi nungguin pacar, Pak.” Shayla menyahut.Beliau adalah salah satu pejabat di Kemenlu yang sering sekali meminta Shayla melakukan ini dan itu tapi dari sana Shayla banyak belajar karena memang tujuan magang di Kemenlu ini adalah mempersiapkan dirinya terjun ke dunia kerja yang sesuai dengan jurusan yang dia ambil.“Oh … kirain belum punya pacar, tadinya mau saya jodohin sama anak saya.” Pria itu berkelakar.Shayla tersenyum lebar. “Terimakasih Pak, tapi Shayla cinta banget sama cowok yang ini.” Ucapan Shayla yang polos membuat pria itu tertawa renyah.“Ya sudah, saya duluan ya!” katanya saat sebuah mobil berwarna hitam mendekat.“Hati-hati, Pak … sampai ketemu besok.” Pria itu mengangguk sembari tersenyum dan mengangkat tangan sebelum masuk ke dalam mobil.Shayla melambaikan tangan mengiri kepergian mobil hitam tersebut.Dia lantas terkejut saat tiba-tiba sebuah m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status