Beranda / Romansa / Kakak Tiri Rasa Pacar / Senang Menggoda Shayla

Share

Senang Menggoda Shayla

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-29 15:29:46

Detik selanjutnya Ryuga membalikan badan dan mulai melangkah.

Shayla mempercepat langkah menyusul Ryuga dan ketika mereka nyaris mencapai pintu besar yang menuju ke taman—Ryuga berhenti mendadak membuat Shayla menabraknya.

Kening Shayla menjadi korban membentur punggung Ryuga.

Refleks Ryuga membalikan badan.

“Lo enggak apa-apa?” katanya sembari mengusap-ngusap kening Shayla sementara satu tangannya lagi merengkuh pinggang Shayla.

Pertanyaan Ryuga itu dilontarkan dengan nada dingin dan ekspresi datar kebalikan dari kalimatnya yang seolah mengkhawatirkan Shayla.

Mata Shayla langsung membulat, dia menjauhkan tangan Ryuga dari kening dan pinggangnya.

“Tadi ada orang lewat.” Ryuga menjelaskan kenapa dia berhenti mendadak.

Shayla menundukan pandangan tidak merespon, dia mulai berjalan lebih dulu.

Ternyata benar kata om Abraham, toiletnya jauh berada di bagian paling belakang restoran.

Dia harus melewati lorong sempit dan berpapasan dengan orang yang baru saja dari toilet juga pelayan yang membawa nampan berisi menu makanan.

Tiba-tiba Shayla merasakan pundaknya di tarik, sisi tubuhnya membentur dada bidang Ryuga sampai dia bisa merasakan ada otot samar tercetak di sana.

Cowok itu ternyata sigap melindungi Shayla dari dua anak kecil yang berlarian dari arah belakang.

Rasanya Shayla ingin berlama-lama berada di bawah lengan Ryuga karena indra penciumannya terbuai oleh parfum yang pria itu semprotkan di dada.

Shayla menggelengkan kepala, setengah mati dia menarik kesadarannya.

Perlahan—sambil terus melangkah dengan jantung menggila—Shayla menjauhkan tubuhnya dari Ryuga.

Sepertinya Ryuga langsung menyimpan di dalam hati dan pikirannya tentang kalimat mommy yang mengatakan kalau dia bisa jadi kakak yang melindungi Shayla.

Dan Shayla juga baru tahu kalau ternyata dibalik ekspresi dingin pria itu ternyata Ryuga juga peka.

“Gue tunggu di kursi taman ya.”

Ryuga berkata demikian setelah mereka berada di depan pintu toilet yang bercabang untuk pria dan wanita.

“Kak Ryu balik ke meja aja, aku bisa pulang sendiri kok!”

Ryuga terkekeh dan karenanya ketampanan cowok itu naik beberapa level.

“Kak Ryu duduk di kursi taman nungguin kamu ….” Ryuga mengubah panggilan lo gue dan menyebut dirinya dengan sebutan kakak mengikuti Shayla untuk meledek gadis itu dan Ryuga mendapatkan rotasi bola mata malas dati Shayla.

“Jangan lama!” teriak Ryuga yang telah berjalan menjauh.

Shayla mengembuskan napas, memutar badan lalu masuk ke dalam toilet.

Padahal tadi Shayla ingin cari angin dulu duduk di taman karena rasanya duduk bersama mommy dan om Abraham seolah mengganggu mereka yang tengah kasmaran.

Setelah duduk di kursi, Ryuga menoleh ke pintu toilet.

Bibirnya menyeringai.

Awalnya dia pikir anak calon istri papanya adalah laki-laki sehingga dia memiliki teman untuk diajak nakal tapi ternyata adik tirinya adalah gadis lucu dan menggemaskan.

Apalagi Shayla menggunakan dress berenda berwarna peach, gadis itu tidak tampak seperti seorang mahasiswi.

Dia lebih mirip anak SD, mungkin nanti Ryuga akan menyarankan agar rambut Shayla diikat dua.

Cowok itu lantas menegakan punggung saat merasakan seseorang duduk di sampingnya.

Dia menoleh dan ternyata si adik lucu menggemaskan duduk di sana.

“Aku di sini dulu, Kak … Kakak mau balik ke sana juga enggak apa-apa.”

“Kalau gitu gue nyebat dulu sebatang.”

“Kak Ryu ngerokok?” Entah kenapa Shayla bertanya, padahal sudah jelas tadi cowok itu mengatakannya.

“Iya, jangan bilang papa ya …,” pintanya dengan suara tidak jelas karena bibir tipis itu mengapit sebatang rokok yang sedang dia bakar ujungnya menggunakan korek gas.

Ryuga mengisap rokok itu dalam-dalam lantas mengembuskannya ke arah menjauh dari Shayla.

Shayla refleks menjauhkan sedikit tubuhnya dari Ryuga.

“Lo enggak ngerokok?”

Pertanyaan macam apa itu Ryuga?

Gadis lugu yang memakai dress renda-renda seperti itu ya masa merokok?

“Enggak lah.” Shayla langsung menjawab.

Dia menempelkan telunjuknya di bawah hidung karena bau asap mulai menyengat.

Shayla juga menjauhkan tubuhnya lagi.

“Jangan jauh-jauh,” kata pria itu menarik tangan Shayla lalu merangkul pundaknya.

“Bauuu!” Shayla mengerang, dia meronta.

Apa-apaan kakak tiri tampannya itu sampai berani merangkul pundak segala.

Pelukan Ryuga malah semakin mengerat.

Dia mematikan rokoknya lalu membuang puntung rokok yang tinggal setengah ke tong sampah yang ada di belakang mereka.

Cowok itu menoleh bersamaan dengan Shayla yang berada dalam rangkulannya—menoleh juga padanya membuat jarak wajah mereka begitu dekat.

Jantung Shayla seketika berdetak kencang sementara Ryuga terpaku menatap Shayla.

Cowok itu baru menyadari kalau Shayla memiliki mata indah seperti mata kucing, alisnya tebal dan hidung juga dagunya lancip.

Wajah Shayla juga mungil dan yang pasti adik tirinya itu … sangat cantik.

“Kak … lepasin!” Shayla berhasil menjauhkan tangan Ryuga dari pundaknya lantas bangkit dari kursi, berjalan meninggalkan Ryuga untuk kembali ke dalam restoran.

Shayla tidak kuat lama-lama di dekat Ryuga, cowok itu berhasil membuat perutnya bergejolak seperti ada ribuan kupu-kupu mengepakan sayapnya di sana.

Dia tidak mengerti, perasaan apa yang sedang dirasakannya itu.

Tidak lama setelah Shayla dan Ryuga kembali, om Abraham dan Mommy bangkit dari kursi.

“Ryuga, papa ada perlu sebentar dengan tante Marie … kamu antar Shayla pulang ke rumah ya.”

Mendengar instruksi om Abraham kepada Ryuga membuat Shayla menoleh dengan cepat menatap mommy.

“Ada informasi terbaru tentang kasus om Abraham jadi Mommy sama om Abraham harus meeting malam ini juga sama tim, kamu enggak apa-apa ya pulang dianter Ryuga?”

Mommy bukan sedang meminta pendapat tapi memberitahu.

“Sampai ketemu lagi Shayla.” Om Abraham mengulurkan tangannya dan refleks Shayla menyalami om Abraham dengan ekspresi bingung.

“Jangan tidur malem-malem ya.” Mommy mengecup kening Shayla kemudian pergi dirangkul oleh om Abraham.

“Palingan mereka mau check in,” celetuk Ryuga pelan sembari mengikis jarak dan berhenti di samping Shayla.

Shayla menghadapkan tubuhnya pada Ryuga, sebenarnya dia suka memandang wajah tampan itu, rasanya adem dan tenang tapi kelakuannya lucknut sekali.

Helaan napas panjang terembus keluar dari mulut Shayla, kalau pun benar mommy dan om Abraham check in memangnya Shayla bisa melarang?

Dan lagi mereka adalah orang dewasa, jangankan mommy dan om Abraham—Dewi saja sahabatnya yang masih berusia sembilan belas tahun sudah sering check in dari usianya enam belas tahun.

Ryuga jalan lebih dulu menuju lift diikuti Shayla, mengetahui adiknya tertinggal—dia menunggu sebentar kemudian merangkul pundak Shayla begitu calon adik tirinya itu berada dalam jangkauan.

Seketika detak jantung Shayla kembali menggila.

“Kak ….” Shayla memberikan tatapan protes saat mereka sudah berada di dalam lift.

Si calon kakak tiri lucknut itu menoleh dengan ekspresi datar kemudian mengembalikan tatap ke pintu lift tanpa menjauhkan tangannya dari pundak Shayla.

Yang paling menyebalkan adalah Ryuga malah menumpu sebagian bobot tubuhnya kepada Shayla, terang saja Shayla nyaris tersungkur ke samping.

Saat hendak tersungkur itu lah Ryuga merangkul pundak Shayla lebih erat bersamaan dengan pintu lift terbuka di lantai basement.

Dengan langkah terseok Shayla menyeimbangkan langkah Ryuga yang panjang.

Dan saat itu juga Shayla merasakan puncak kepalanya diusap-usap oleh tangan besar milik Ryuga.

Kinerja jantung Shayla kembali tidak beraturan.

Langkah Ryuga berhenti di samping sebuah mobil, menarik handle pintu lantas mendorong pelan tubuh Shayla yang pasrah masuk ke dalam mobil.

Pintu mobil ditutup dari luar, Ryuga berlari kecil untuk duduk di belakang kemudi.

“Ketik alamat rumah lo di GPS!” Nada dingin itu memerintah Shayla disertai kendikan dagu ke arah layar datar yang tergantung di dashboard.

Setelahnya Shayla bersandar pada jok mobil, memejamkan mata agar tidak perlu bersosialisasi dengan Ryuga.

Sepanjang perjalanan Ryuga tidak mengganggu Shayla, cowok bermata coklat itu baru bersuara setelah memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang diarahkan GPS.

“Hei … bangun,” katanya mengusap pipi Shayla menggunakan punggung jari.

Shayla terperanjat, dia ketiduran.

“Oh … udah sampe.” Shayla bergumam.

“Mau ditemenin di rumah, enggak?”

Suara Ryuga datar seperti biasa dengan ekspresi wajah dingin dan sorot matanya tampak misterius membuat Shayla yang sudah menarik handle pintu langsung menggelengkan kepala dan mendorong benda itu lalu turun.

“Makasih ya Kak Ryu.”

Pintu ditutup kencang usai Shayla berkata demikian, dia berlari membuka pagar lantas masuk ke dalam rumah.

Ryuga baru menginjak pedal gas pergi dari sana setelah memastikan Shayla aman.

Tanpa bisa Ryuga tahan, bibirnya tersenyum membayangkan pipi Shayla yang memerah setiap kali dia menyentuhnya.

Tampak menggemaskan dan entah kenapa rasanya Ryuga jadi ketagihan menggoda Shayla.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Tamat

    Ryuga begitu cemas, duduknya di ruang tunggu terlihat gundah lantaran di dalam ruang operasi sana sang istri sedang bertaruh nyawa melahirkan putri mereka ke dunia.Shayla dan Ryuga telah mengetahui jenis kelamin si janin semenjak usia kandungan Shayla telah menginjak enam belas minggu.Mereka bahagia menyambut kelahiran sang putri tersebut tapi karena riwayat kuret yang pernah dilakukan Shayla juga satu dan lain hal sehingga dokter menyarankan agar Shayla melakukan persalinan secara caesar untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.Tapi jadinya Ryuga tidak bisa mengetahui bagaimana keadaan Shayla, ingin sekali Ryuga menerobos pintu besi di depannya untuk bisa segera mengetahui bagaimana kondisi Shayla saat ini.Andaikan Ryuga bisa tukar tempat dengan Shayla pasti sudah Ryuga lakukan.Kehamilan Shayla memang tidak ada kendala dan terbilang cukup sehat dan kuat karena Shayla masih bekerja hingga kandungannya berusia delapan bulan.Tadinya Shayla akan mengambil cuti setelah dia me

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Hamil

    “Shayla!” Ryuga berteriak di dalam ruangan IGD mencari istrinya yang katanya dilarikan ke rumah sakit karena pingsan.Dia seperti kesetanan sewaktu mengemudikan kendaraannya menuju rumah sakit setelah mendapat kabar buruk tersebut dari teman sekantor Shayla.“Mas Ryu ….” Suara seorang perempuan membuat Ryuga menoleh.“Suaminya Shayla, kan?” Perempuan itu bertanya memastikan.Sementara itu sekuriti tengah berjalan mendekat dengan ekspresi garang sama garangnya dengan tatapan para petugas medis yang merasa terganggu. Dan Ryuga sama sekali tidak peduli.“Iya … Shayla mana?” Dia berlari menghampiri perempuan itu.“Shayla lagi USG … saya Nita, yang tadi telepon Mas Ryu.” Nita mengulurkan tangannya.“Shayla sakit apa?” Alih-alih menjabat tangan Nita, Ryuga malah bertanya panik.“Menurut tes darah tadi, Shayla hamil … terus Shayla minta USG.” Nita memberitahu.Ryuga terpekur, jantungnya berdetak kencang dan tubuhnya tiba-tiba bergetar.Dia masih ingat bagaimana kalutnya saat beberapa tahun

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Malam Pertama

    Saat sesi foto bersama, MC harus memanggil empat pasang orang tua Shayla dan Ryuga.Ini momen yang paling ditakutkan oleh anak-anak broken home.Dan sesi foto tersebut harus dilakukan enam kali.Yang pertama adalah Shayla dan Ryuga bersama Papa Abraham dan mama Diah, selanjutnya bersama Mommy dan daddy lalu setelahnya berfoto bersama Mommy dan Papa, kemudian berfoto bersama mama Diah dan suami brondongnya lantas yang terakhir adalah bersama keluar baru daddy.Namun nyatanya setelah sekarang memiliki keluarga sendiri, Shayla sudah tidak emosional lagi menghadapi perpisahan kedua orang tuanya.Dia berusaha menerima dengan lapang dada dan bersedia dekat dengan keluarga dari daddy begitu juga Ryuga yang mencoba membuka hati untuk suaminya mama yang ternyata sampai detik ini masih setia bersama mama Diah.Acara tersebut dilanjutkan dengan acara resepsi, ada pidato wejangan-wejangan dari para orang tua yang kemudian diteruskan dengan acara makan malam.Resort di mana berlangsungnya acara pe

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Menikah

    “Kenapa sih ditelepon enggak diangkat, di chat enggak dibalas? Sebenarnya Kak Ryu itu mau nikah enggak sih sama aku!” Shayla berseru geram.Matanya menatap nyalang Ryuga dengan kedua tangan dia lipat di pinggang.Ryuga malah melongo bingung karena Shayla tiba-tiba datang ke kantor dan berdiri di tengah-tengah ruang kerjanya.“Ah si sayang mah, suka sompral ngomongnya kalau lagi marah ….” Ryuga mengesah, melempar pena ke atas meja lantas melipat kedua tangan di dada dengan alis menukik, dia kesal karena Shayla berkata kalau dia tidak berniat menikahinya.“Terus kenapa masih di sini? Kita harus fitting, Kak … kitu tuh nikah minggu depan … aku bela-belain cuti setengah hari demi bisa fitting tapi Kak Ryu malah duduk di sini mandangin komputer.” Suara Shayla masih tinggi.“Ya ampun sayang, aku lupa ….” Ryuga bangkit dari kursi memburu Shayla.Saat Shayla berada dalam jangkauan tangannya, dia merengkuh pinggang Shayla dan dengan satu kali gerakan mudah, dia membawa Shayla duduk di atas pan

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Bertepuk Sebelah Tangan

    Shayla berdiri di depan cermin, kebaya berwarna emerald membalut tubuhnya begitu sempurna.Makeup hasil tangan dingin MUA kenamaan melengkapi kecantikan Shayla.Ketukan di pintu membuat Shayla berhenti menganggumi dirinya di cermin.Dia menarik handle untuk membuka benda dari bahan kayu tersebut kemudian menemukan wajah pujaan hatinya yang tidak pernah berhenti terlihat tampan.Ryuga terpaku menatap Shayla selama beberapa detik dan ditatap demikian menghasilkan semu di pipi Shayla.“Kak Ryuuuu,” panggil Shayla gemas.“Kamu … bidadari dari mana? Shayla mana?” kata Ryuga menggoda tunangannya.Shayla terkekeh, dia merangkul lengan Ryuga kemudian keluar dari kamar usai mengambil clutch yang berada di kursi meja rias.Dia sudah mengerti kalau kedatangan Ryuga ke kamar pasti untuk menjemputnya karena pasti semua orang sudah menunggu di lantai bawah.Dan benar saja, Papa dan Mommy yang berpakaian rapih telah siap untuk mengantar Shayla wisuda.Seperti biasa, Shayla tidak memaksa daddy mengha

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Melamar Shayla

    “Nungguin siapa, Sel?” Suara berat dari belakang punggung Shayla bertanya membuatnya menoleh ke belakang.“Eh, Bapak … lagi nungguin pacar, Pak.” Shayla menyahut.Beliau adalah salah satu pejabat di Kemenlu yang sering sekali meminta Shayla melakukan ini dan itu tapi dari sana Shayla banyak belajar karena memang tujuan magang di Kemenlu ini adalah mempersiapkan dirinya terjun ke dunia kerja yang sesuai dengan jurusan yang dia ambil.“Oh … kirain belum punya pacar, tadinya mau saya jodohin sama anak saya.” Pria itu berkelakar.Shayla tersenyum lebar. “Terimakasih Pak, tapi Shayla cinta banget sama cowok yang ini.” Ucapan Shayla yang polos membuat pria itu tertawa renyah.“Ya sudah, saya duluan ya!” katanya saat sebuah mobil berwarna hitam mendekat.“Hati-hati, Pak … sampai ketemu besok.” Pria itu mengangguk sembari tersenyum dan mengangkat tangan sebelum masuk ke dalam mobil.Shayla melambaikan tangan mengiri kepergian mobil hitam tersebut.Dia lantas terkejut saat tiba-tiba sebuah m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status