Share

Bab 3

Author: Farhana Aisyah
Aku mengutuk diriku sendiri dalam hati karena begitu tidak tahu malu. Betapapun kesepiannya diriku, mana bisa aku bereaksi terhadap temannya kakak, apa lagi di depan pacar dan kakakku?

Aku mendorong Kak Lianto, tapi dia mengabaikanku dan malah menggunakan kekuatan yang lebih besar.

Kecepatannya secepat pemancangan tiang pancang. Seketika seluruh tubuhku gemetar dan merasakan aliran listrik panas mengalir ke dalam tubuhku... Aku tanpa sadar merapatkan kedua kakiku.

"Nggak, kamu nggak boleh..."

Napasnya jelas tidak teratur, aku segera melepaskannya. Dia perlahan-lahan mengeluarkan tangannya, melihat tanda-tanda di tangannya dan bertanya dengan suara serak,

"Sherly, apa mau nyalakan AC? Sepertinya bagian tubuhmu... basah."

Dia malah mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh dengan wajahnya yang lembut, aku juga menemukan kalau perut bagian bawahnya sangat penuh.

Aku salah perhitungan lagi, dia juga kakak yang tampak serius, tapi sebenarnya penuh niat jahat.

Aku menatapnya dan menggigit bibir bawahku, tapi aku tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.

Masih sisa Kak Pandu, tapi aku tidak mau lagi menjadi objek penelitian mereka.

Aku berdiri dan ingin pergi, tapi baru saja hendak melangkah, tiba-tiba tubuhku dihadang oleh Kak Pandu, wajah yang agak garang mendadak muncul di hadapanku.

Aku terkejut dan segera berusaha mendorongnya, tapi Kak Pandu justru mencekal tanganku yang gelisah.

Detik berikutnya, sebuah tubuh tinggi menekanku dan aku terjatuh kembali ke ranjang.

"Sherly, kamu nggak patuh, kenapa ingin melarikan diri?" katanya dengan tatapan nakal, "Aku belum siap."

Dia berkata sambil mendekat, wajah tampan itu membesar berkali-kali lipat lagi.

Rasa tertekan yang kuat menyerangku.

Aku agak takut, tiba-tiba aku teringat kakakku pernah bilang kalau Pandu itu seorang tukang bully terkenal di sekolah, tampaknya dia bukan seseorang yang bisa disinggung.

"Aku... aku nggak mau lagi."

Namun, dia bersikap seolah-olah tidak mendengarku dan menatapku tajam.

Matanya begitu gelap hingga aku merasa seperti hendak jatuh ke dalamnya.

Aku ingin melarikan diri, tetapi dia menahanku dan tidak membiarkanku bergerak.

Kami terlalu dekat, napasnya yang panas mengembus ke wajahku, wajahku tersipu lagi...

Jantungku berdebar kencang hingga suara tawa terdengar di telingaku.

"Sherly, apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Aku..."

Apa yang sedang aku pikirkan?

Sekarang begitu melihat wajahnya, adegan-adegan dari film itu secara otomatis muncul dalam pikiranku...

"Sherly, sekarang giliran bagian khusus..."

Tanpa menunggu aku bicara atau memberiku kesempatan bereaksi, Kak Pandu mengedipkan mata pada dua orang lainnya.

Mereka tiba-tiba mengangkat kakiku di masing-masing sisi dan menggantungku di udara. Aku kehilangan keseimbangan dan tanpa sadar meraih salah satu lengan mereka.

Mereka saling tersenyum, aku jadi panik dan segera berteriak, "Jangan, aku adiknya teman kalian."

"Turunkan aku sekarang."

Kak Pandu mencibir dan mendekatiku selangkah demi selangkah dengan tatapan yang membara.

"Aku tahu, Sherly. Justru kakakmu merasa kamu terlalu kesepian, makanya meminta kami untuk merawatmu dengan baik!"

Aku hampir tidak berani percaya, "Mana mungkin?"

Kak Wilson berkata, "Kenapa nggak mungkin? Kakakmu berpesan agar kami tidak bersikap lembut, harus lebih kasar."

Kak Lianto menambahkan dengan nada bercanda, "Benar, kakakmu bilang kamu itu cewek yang sangat genit."

"Sherly, katakan sejujurnya, apa kamu juga ingin diperkosa secara brutal oleh banyak pria?"

Kak Pandu tersenyum meremehkan, kata-kata kasar yang diucapkannya membuatku merasa malu dan terhina.

Kemudian, Kak Wilson dan Kak Lianto mulai meremas bokongku yang montok dan merenggangkan kedua kakiku membentuk lengkungan yang lebih besar. Aku menghadap Kak Pandu dengan posisi yang amat memalukan.

Bibir Kak Pandu kering, lalu menghampiriku dengan penuh semangat, "Hmph, gadis lemah lembut sepertimu harus dilatih dengan keras."

Sambil berkata demikian, dia merobek celana dalamku yang sudah basah...
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
SUSILAWATI KPU
lnjut donk
goodnovel comment avatar
muisabdul495
nice story
goodnovel comment avatar
Deniz Fit2
lanjut.. menarik ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kakakku Bukan Kakakku   Bab 9

    Hari itu aku mendengar pembicaraan antara si palsu dengan Lianto dan yang lainnya. Dia dengan jelas mengatakan kalau gadis bodoh itu akan segera pergi berkumpul dengan kakaknya di surga."Hahaha, Jamil pasti akan berterima kasih kepada kita saat melihat adiknya, hahaha!"Aku hampir pingsan, nama kakakku adalah Jamil Lewis, ternyata kakakku sudah meninggal.Setelah penyelidikan berlanjut, aku akhirnya menemukan semua kebenaran.Kakakku telah dibunuh dan pembunuhnya adalah seorang penipu yang kini menyamar menjadi kakakku.Pandu, Wilson dan Lianto semuanya adalah kaki tangan.Aku memutuskan untuk membalas dendam pada mereka.Hari itu aku diam-diam mencampurkan obat ke dalam minuman mereka. Aku berencana membunuh mereka semua dan kemudian bunuh diri untuk membalaskan dendam atas kematian kakakku yang malang dan tragis.Saat mereka pingsan di bawah pengaruh obat-obatan, aku mengikat mereka semua.Aku bisa segera bertanya pada mereka.Setelah mereka sadar, aku berkata dengan dingin, "Selama

  • Kakakku Bukan Kakakku   Bab 8

    Setelah itu, aku berbaring di ranjang selama setengah bulan, aku tidak berani melapor polisi.Aku sungguh takut dan tidak berani mengalaminya lagi.Kukira masalahnya sudah selesai. Setelah membayar harga yang tragis itu, aku akan menjalani kehidupan bahagia.Namun, aku tidak menyangka kalau Pandu, si iblis itu tidak berhenti mengambil video hari itu dan mengancamku untuk selalu siap melayaninya.Siap melayaninya? Lalu apa bedanya aku dengan pelacur!Aku hanyalah seorang gadis lemah, pacarku lumpuh dan kakakku tidak berani melawan.Untung saja, Pandu tidak memintaku berbuat sesuatu yang mesum, hanya melayaninya saja.Namun, terus seperti ini bukanlah solusinya.Ketika tiba di rumah hari itu, aku memutuskan untuk berdiskusi dengan pacarku tentang pindah rumah, kami bertiga hidup dalam anonimitas.Namun, begitu aku tiba di luar kamar pacarku, aku melihat adegan yang sangat mengejutkanku, kakakku menampar dan menghina pacarku.Aku langsung membuka pintu dan berteriak pada kakakku, "Apa kau

  • Kakakku Bukan Kakakku   Bab 7

    Aku langsung ke sekolah dan melaporkan ke guru wali kelasnya. Akan tetapi, wali kelasnya mengatakan kalau aku mengada-ada, katanya aku asal ngomong dan sembarang mengarang."Apa salahnya anak-anak saling menyayangi. Adik kecil, tolong jangan membuat masalah dan mengganggu pekerjaanku."Aku merasa jengkel dengan sikapnya. "Aku tidak akan pergi kalau kamu tidak memberiku penjelasan hari ini. Apa aku nggak merasa tertekan ketika melihat kakakku kembali dengan luka baru setiap hari?""Aku mau cek CCTV!""Oh, maaf, adik kecil, CCTV kayaknya rusak.""Apa?" tanyaku dengan tak percaya. "Beginikah penanganan kalian?"Guru lain berkata, "Meski tidak rusak, kami juga tidak dapat tunjukkan padamu. Sekolah kami tidak memiliki kewenangan untuk melakukannya, hanya Biro Keamanan Publik yang memiliki kewenangan ini."Tak peduli bagaimanapun aku mencoba, tetap tidak berguna. Mereka menolak menunjukkannya padaku.Ini tidak benar. Semakin mereka mencoba menghentikanku, semakin terlihat kalau ada sesuatu y

  • Kakakku Bukan Kakakku   Bab 6

    Aku melepas celana dalamku yang basah di kamar mandi dan hendak mencucinya, tapi pintu tiba-tiba terbuka.Aku berbalik dengan kaget, ternyata itu Pandu.Sebelum aku bereaksi, kakiku tiba-tiba melayang di udara, dia menggendongku dan mendudukkanku di wastafel.Pandu meletakkan tangannya di kedua sisi tubuhku dan menatap lurus ke wajahku.Aku sangat takut."Kamu, kamu... apa yang kamu lakukan?""Apa yang aku lakukan?" Dia semakin mendekat, sambil tersenyum nakal, "Tentu saja melakukan..."Pandu mengucapkan kata terakhir tanpa mengeluarkan suara.Aku merasa malu dan marah. "Cepat turunkan aku. Anggap saja masalah tadi tidak pernah terjadi, kalian segera pergi."Pandu tidak mengatakan apa-apa, hanya menatapku dengan serius, tetapi ada sedikit senyuman ambigu di sudut mulutnya."Hmph," dia mengangkat alisnya, "Sherly, lain kali kamu bakal datang memohon padaku."Setelah berkata demikian, dia melepaskanku dan berjalan keluar.Nyaris saja, hampir ditindas lagi.Setelah makan sup, saatnya tidu

  • Kakakku Bukan Kakakku   Bab 5

    Tepat pada saat ini, listrik tiba-tiba padam.Aku memanfaatkan kegelapan dan menggigit lengan seseorang di dekatku, orang itu kesakitan dan melepaskanku.Lalu, aku membuka pintu dan berlari keluar saat kekacauan.Aku menutup mulutku dan berlari di jalan sambil menahan angin dingin.Air mata menutupi wajahku.Aku hampir saja ditindas.Aku terkejut dan menyalahkan diri karena punya pikiran untuk mengkhianati pacarku.Pada saat yang sama, aku juga menyalahkan Tuhan karena begitu kejam, kenapa mengubah kehidupanku yang baik menjadi seperti ini.Kalau saja pacarku tidak mengalami kecelakaan mobil, aku pasti selalu disayangi dan kalaupun ada pria yang lebih kuat, aku juga tidak akan punya pikiran kotor seperti itu.Aku terus menangis hingga tertidur di kursi di pinggir jalan. Ketika aku bangun, hari sudah gelap.Aku menenangkan diri dan pulang ke rumah, tetapi ketiga setan itu belum pergi.Mereka bahkan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan duduk menyantap hotpot di meja makan.Me

  • Kakakku Bukan Kakakku   Bab 4

    Kak Pandu mengangkat celana dalamku yang basah dan berkata dengan suara serak, "Sherly, ngaku saja, apa kamu genit?"Aku sungguh malu, lalu terisak dan meronta, "Nggak, aku punya pacar. Pacarku ada di kamar sebelah."Pandu tersenyum menghina, "Oh, bukankah ini lebih menarik?"Setelah berkata demikian, dia pun tak sabar membuka kancing bajunya, memperlihatkan otot dada dan otot perutnya yang membuat orang ngiler.Selain itu, ada garis bulu tebal di perut bawahnya, memanjang dari ikat pinggang hingga pusarnya.Wajahku menjadi semakin panas, mulut serta lidahku menjadi sangat kering.Tubuhku juga mengalami beberapa perubahan yang memalukan, seolah-olah ada seekor binatang buas yang terbangun di dalam tubuhku.Meskipun aku tidak ingin mengakuinya, reaksi tubuhku tidak bisa berbohong. Saat ini, aku sungguh ingin dihibur.Aku memang sudah kesepian terlalu lama dan melihat tingkah laku kakakku hari ini, aku rasa apa yang mereka katakan mungkin benar. Kakakku selalu menyayangiku, tapi aku tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status