Short
Gadis Desa yang Kecanduan Seksual

Gadis Desa yang Kecanduan Seksual

By:  DzakiyahCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
8.5
53 ratings. 53 reviews
7Chapters
466.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku adalah seorang petani yang menderita kecanduan seksual berat. Penyakit ini sering kambuh dan sangat mengganggu proses panen saat musim panen. Dengan putus asa, aku mengikuti suamiku mencari pengobatan dari dokter desa yang baru datang. Tetapi, cara pengobatannya membuatku sangat terkejut.

View More

Chapter 1

Bab 1

Aku adalah seorang petani yang menderita kecanduan seksual berat.

Penyakit ini sering kambuh dan sangat mengganggu proses panen saat musim panen.

Dengan putus asa, aku mengikuti suamiku mencari pengobatan dari dokter desa yang baru datang.

Tetapi, cara pengobatannya membuatku sangat terkejut.

...

Dalam perjalanan ke dokter bersama suamiku, kecanduanku kambuh lagi. Rasanya seperti ada banyak ular yang merayap di dalam tubuhku, membuatku merasa sangat gatal dan tidak nyaman.

Mataku mulai kabur, dan aku merapatkan kedua kakiku sambil memandang suamiku dengan penuh harap.

Dia mengumpatku dengan suara pelan, "Dasar wanita jalang!"

Air mataku jatuh satu per satu. Ketika pertama kali aku terkena penyakit ini, suamiku masih cukup senang. Namun, seiring berjalannya waktu, dia tidak bisa lagi menahannya.

Dia mematahkan satu tongkol jagung besar dan menyerahkannya padaku, "Sana, urus sendiri."

Aku masuk ke ladang jagung, langsung melepas celana, dan mulai memuaskan diriku sendiri.

Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang. Aku pikir itu suamiku.

Dengan napas terengah-engah, aku berbalik, membuka mata, dan menyadari itu sama sekali bukan dia.

Aku berusaha mendorongnya menjauh dan hendak lari keluar, tetapi orang itu memelukku erat-erat. Aku hanya bisa berteriak minta tolong kepada suamiku, tetapi dia sama sekali tidak menjawab.

Di ladang jagung yang begitu terbuka, bagaimana mungkin dia tidak mendengarnya? Aku tiba-tiba teringat, beberapa hari yang lalu dia sempat berkata ingin mencarikan seorang pria untukku.

Kemungkinan besar, pria ini sengaja dia bawa ke sini.

Tongkol jagung masih ada di dalam tubuhku, dan karena gerakan tarik menarik yang begitu intens, tubuhku sudah lemas seperti air. Tak lama kemudian, aku bahkan kehilangan tenaga untuk melawan.

Pria itu memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan tubuhku dan mengangkat kedua kakiku di pundaknya. Aku terkejut dan ketakutan, lalu memukulnya dengan lemah.

Saat dia hendak membuka kancing celananya, aku mengambil daun jagung di dekatnya dan melemparkannya ke wajahnya.

Karena dia sedang lengah, daun itu langsung mengenai matanya.

Daun jagung sangat tajam, dan jika terkena mata, rasanya sangat sakit.

Dia menamparku dengan keras dan menyebutku munafik.

Suamiku mungkin mendengar ada yang tidak beres, dan dia segera masuk.

"Istrimu benar-benar menyebalkan. Dia hampir membuatku buta. Cari orang lain saja."

Orang itu berkata sambil mengeluarkan uang seratus ribu dan melemparkannya ke tanah, lalu pergi dengan marah.

Suamiku membantuku berdiri dan bertanya apakah aku baik-baik saja.

Hatiku terasa perih, dan air mata kembali jatuh. "Kamu masih berani tanya? Bukankah ini perbuatanmu?'

"Suami macam apa kamu ini? Kamu menyuruh orang lain menyakiti istrimu sendiri, bahkan sampai membayarnya. Kamu benar-benar brengsek," ujarku dengan penuh amarah dan menatapnya tajam.

Dia sama sekali tidak merasa bersalah dan malah memarahiku, "Ini semua gara-gara penyakit anehmu itu. Sedikit-sedikit minta dilayani, memangnya aku harus selalu siap 24 jam? Sebentar lagi musim panen, aku nggak tahu apa kita masih bisa panen?"

"Biarkan saja semua mati kering di ladang dan kerja keras selama setahun jadi sia-sia. Paling kita makan angin saja!"

Setelah selesai bicara, dia langsung pergi dengan marah.

Aku menghapus air mata, dan segera berdiri untuk mengejarnya.

Aku tahu ini salahku. Dia tidak pernah mengeluh dan sudah sangat sabar denganku.

Dalam hati aku berdoa semoga dokter desa ini bisa menyembuhkanku. Kalau tidak, aku hanya bisa pulang dan mencari jarum untuk menjahit diriku sendiri.

Aku bertemu dengan dokter desa yang masih mahasiswa, dan tak disangka, ternyata dia seorang laki-laki.

Walaupun aku sudah tidak muda lagi, bagaimana mungkin aku membiarkan dokter pria memeriksa penyakit seperti ini?

Aku ingin pergi, tetapi suamiku menarik tanganku.

"Kalau kamu nggak mengobatinya, bagaimana kita bisa bekerja di ladang?"

Penyakit ini memang sudah sangat mengganggu kehidupan kami beberapa hari terakhir ini. Jadi, aku terpaksa memberanikan diri untuk tetap di sini.

Setelah terkejut melihat dokter pria muda itu, aku diam-diam memperhatikannya.

Dia sangat tampan dan memiliki tubuh yang sangat bagus. Otot-ototnya yang besar membuat jas putihnya terlihat sangat pas di tubuhnya

Namun, kacamata berbingkai emas di hidungnya membuatnya terlihat dingin.

Aku terpaku melihatnya dan sama sekali tidak mendengar percakapan antara suamiku dengannya.

Hingga suamiku berkata, "Dr. Carlos, aku keluar dulu. Aku serahkan istriku padamu."

Apa? Suamiku tidak ikut menemaniku? Selain itu, kata-kata 'menyerahkan istriku padamu' membuatku berpikir yang tidak-tidak.

Setelah suamiku pergi, Dr. Carlos bertanya tentang apa yang aku rasakan.

Walaupun agak malu untuk mengatakannya, aku tetap memberanikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya.

Dia sama sekali tidak terkejut setelah mendengar itu.

Aku bertanya apakah ada obat untuk mengobatinya, tetapi dia mengatakan perlu memeriksanya terlebih dahulu.

Dengan gugup, aku bertanya, "Bagaimana cara memeriksanya? Apa aku harus berbaring di sana?" Aku menunjuk ranjang pasien yang ada di samping.

“Nggak perlu. Periksa di sini saja,” katanya sambil berjongkok dan mulai melepas celanaku.

Aku kaget dan refleks langsung memegang tangannya. “Dokter mau apa?”

“Kalau celananya nggak dilepas, bagaimana aku bisa periksa?” jawabnya dengan nada agak kesal sambil mengerutkan alis.

Wajahku langsung memerah. Berani sekali anak muda ini.

Dengan malu-malu aku berkata, “Biar ... biar aku sendiri saja.”

Lalu, sambil menahan rasa malu, aku melepas celanaku perlahan.

Walaupun aku sering bekerja di ladang, kulitku tetap putih alami dan tidak jadi gelap. Bahkan kulitku masih kencang dan mulus tanpa banyak kerutan. Pernah suatu kali, menantuku sampai salah mengira aku sebagai putriku sendiri dan hampir melakukan hal yang tidak-tidak.

Aku bisa mendengar dengan jelas suara Dr. Carlos menelan ludah.

Hatiku langsung berdebar. Apa mungkin Dr. Carlos punya pikiran aneh tentangku? Aku bahkan sudah cukup tua untuk jadi ibunya.

Namun, di detik berikutnya, dia tiba-tiba mengangkat salah satu kakiku tinggi-tinggi. Lalu, dia menunduk untuk mengamati area itu dengan saksama.

Rambutnya yang tebal menyentuh ujung kulitku, dan aku langsung merasa sangat terangsang.

Tiba-tiba, semuanya berantakan dalam sekejap.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
72%(38)
9
6%(3)
8
2%(1)
7
2%(1)
6
2%(1)
5
2%(1)
4
2%(1)
3
2%(1)
2
8%(4)
1
4%(2)
8.5 / 10.0
53 ratings · 53 reviews
Write a review
No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status