Short
Kakakku Bukan Kakakku

Kakakku Bukan Kakakku

By:  Farhana AisyahCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
7.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Tidak, tiga terlalu banyak, aku bakal kapok..." Dua teman sekelas kakakku dari sekolah khusus olahraga mengangkat kakiku, satu di kiri dan satu di kanan, lalu menggantungku di udara, mereka meremas bokongku yang montok. Ada teman lainnya di depanku, suaranya agak serak. "Gadis lemah sepertimu harus dilatih dengan keras." Sambil berkata demikian, dia merobek celana dalamku yang sudah basah...

View More

Chapter 1

Bab 1

Namaku Sherly Lewis. Orang tuaku meninggal muda, aku tumbuh besar bersama kakakku.

Meski kami tidak punya orang tua dan sangat miskin, untungnya kakakku sangat menyayangiku.

Selain itu, aku juga punya pacar yang tampan.

Kupikir aku akan terus berbahagia selamanya.

Tanpa diduga, setengah tahun yang lalu, pacarku mengalami kecelakaan mobil dan menjadi lumpuh dari pinggang ke bawah, menghancurkan kehidupan kami yang damai dan indah.

Pacarku juga yatim piatu, tidak ada yang merawatnya, jadi aku harus putus sekolah untuk merawatnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, hatiku mulai berdebar-debar, bukan karena aku malas merawatnya.

Umurku belum genap dua puluh tahun, ini merupakan umur ketika hasrat sedang berkembang pesat, perasaan kesepian dalam jangka waktu lama sungguh tak tertahankan.

Aku hanya bisa mengandalkan beberapa mainan kecil sepanjang malam.

Hari itu, setelah menyuap pacarku makan malam, aku kembali ke kamar, menyalakan ponselku, menonton film di ponsel dan mulai melakukannya.

Ada adegan di mataku dan berfantasi di dalam pikiranku, aku tak menahan diri mengerang lembut seperti yang di dalam video itu.

Tepat saat hendak mencapai puncak kesenangan, aku mendengar suara pintu terbuka di luar ruang tamu, aku terkejut dan langsung berhenti.

Bukankah Kakak bilang dia akan menginap di rumah temannya malam ini? Kenapa dia tiba-tiba kembali?

Aku merapikan diri dan keluar.

Ada tiga cowok berdiri di samping Kakak.

"Kamu Sherly, 'kan? Aku Kak Pandu Setya."

Salah satunya menghampiriku dan menyapa. Sebelum aku sempat menjawab, dia mengulurkan tangan dan bersalaman denganku.

Telapak tangannya sangat besar dan menggenggam erat tanganku yang kecil, aku langsung tersipu.

"Mereka itu Wilson dan Lianto. Kami bertiga adalah teman sekelas kakakmu."

"Halo, Sherly."

Dua cowok di belakang juga menyapaku dengan sopan.

Ternyata mereka teman sekelas kakakku.

Ketiga kakak ini memang pantas menjadi siswa sekolah khusus olahraga. Mereka semua tinggi dan kuat, dengan bahu lebar dan pinggang ramping, mereka memiliki bentuk tubuh yang menakjubkan.

Kalau bukan mengenakan seragam sekolah, mungkin orang lain akan mengira mereka itu pelatih kebugaran.

Aku tidak menahan diri untuk melirik mereka, 'Entah seberapa kuat sosok mereka saat menanggalkan seragam sekolah.'

Aku mendongak dan mendapati mereka tengah menatapku sambil tersenyum, tatapan mereka seakan-akan bisa melihat apa yang ada dalam pikiranku.

Aku merasa sangat malu dan ingin menyembunyikan diri, aku segera berkata, "Kakak, silakan duduk. Aku akan siapkan buah untuk kalian."

Setelah berkata demikian, aku bergegas ke dapur, menyalakan keran dan membasuh mukaku dengan kuat.

Mereka sudah duduk sambil mengobrol di meja makan.

Aku bawakan beberapa buah dan meminta kakak untuk mengobrol dengan mereka, aku mau kembali ke kamarku dulu.

Tepat saat aku hendak pergi, Kakak menghentikanku.

"Sherly, ada mata kuliah pilihan di sekolah yang disebut anatomi manusia, bisakah kamu menjadi objek kami! Kami harus mengerjakan tugas terakhir."

"Kalau nggak selesai, kami akan mendapat nilai rendah, guru nggak akan mengizinkan kami lulus."

Kakak menatapku dengan serius.

Aku mengerutkan kening dan mendorong Kakak dengan tidak puas.

Bagaimana dia bisa mendapatkan ide fantastis untuk menggunakan adiknya sendiri sebagai objek penelitian!

"Aku ini cewek, gimana bisa menjadi objek buat kalian?"

"Baik cowok maupun cewek, kami harus lakukan keduanya, yang cowok sudah selesai."

Aku tetap merasa itu tidak pantas dan hendak menolaknya, tetapi ketika berbalik, aku melihat Kak Wilson menatapku dengan tatapan memohon.

Meskipun dia tinggi dan tampan, dia tidak terlihat seperti atlet pada umumnya. Sebaliknya, dia tampak sangat lembut.

Dia terlihat sangat muda dan kekanak-kanakan, terutama saat tersenyum, dia terlihat sedikit malu-malu dan memiliki dua lesung pipit di pipinya yang putih.

Dengan ekspresi semanis itu, mustahil bagiku untuk menolak.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status