Share

Bab 5

Author: Doni
Pemuda itu membawa Victoria ke sebuah hotel. Victoria mengikuti dari belakang. Saat tiba di meja resepsionis, Victoria baru menyadari ada yang tidak beres, jangan-jangan dia mengira aku perempuan murahan?

Dia buru-buru menarik lengan baju pemuda itu dan menjelaskan dengan cemas.

"Bukan itu maksudku."

Pemuda itu menoleh dan tersenyum. "Tenang saja, aku juga nggak bermaksud seperti itu."

Setelah itu, dia memesan satu kamar dan menyerahkan kartu akses kepada Victoria.

"Pergilah, ganti bajumu yang basah."

Barulah Victoria memperhatikan wajah pemuda itu dengan jelas. Wajahnya tampan dan bersih, penuh aura cerah dan hangat, sama sekali berbeda dari Lewis.

"Terima kasih."

Pemuda itu membelakangi Victoria, lalu melambaikan tangan dan pergi.

Di dalam kamar, Victoria membersihkan diri dari kepala hingga kaki, mengganti pakaiannya, lalu berbaring di tempat tidur. Namun, dia tetap tidak bisa tidur.

Dia berpikir untuk kembali ke kampus besok, dia ingin melihat apakah masih ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

Keesokan harinya, saat tiba di kampus.

Victoria langsung merasakan dinginnya sikap semua orang.

Pembimbingnya berjalan mendekat dan menepuk lembut bahunya. Saat melihat Bu Taylor, air mata Victoria langsung memenuhi pelupuk mata dan nyaris tumpah.

"Nggak apa, Victoria. Ibu sudah tahu apa yang terjadi padamu. Kita akan coba lihat apa masih bisa mengembalikan sampel yang sebelumnya sudah kamu buat."

Setelah itu, Bu Taylor mengumpulkan seluruh tim, mereka mulai mencari cara untuk menyelamatkan proyek tersebut.

Mendengar panggilan Bu Taylor, para mahasiswa langsung mempercepat pekerjaan mereka. Seorang senior perempuan datang dan menenangkan.

"Tenang saja, Victoria. Kita pasti bisa menyelesaikannya."

"Masalah ini nggak akan mengganggu program penelitian dan observasi kita."

Air mata kembali menggenangi mata Victoria. Dia tidak sanggup lagi menahannya. Tetes demi tetes air mata jatuh ke lantai marmer.

Tim mereka bekerja keras selama dua hari. Saat hasil penelitian nyaris selesai.

Tiba-tiba seorang mahasiswa berteriak sambil membawa ponsel, "Bu taylor, Kaitlin sudah lebih dulu mempublikasikannya! Bahkan dia dapat penghargaan dan hak paten!"

Semua orang langsung mengerubungi ponsel, suasana menjadi hening, mereka semua terpaku menonton siaran langsung wawancara.

Seorang jurnalis bertanya, "Proyek ini kabarnya sudah lebih dulu dikembangkan di laboratorium kampus A. Bagaimana Nona Kaitlin bisa mempublikasikannya secepat ini?"

Kaitlin sama sekali tidak panik, dia malah tersenyum dan menjawab.

"Saya nggak tahu soal riset mereka. Mungkin saat kami sedang melakukan penelitian, kakak saya sempat melihat data milik kami…"

Wartawan terkejut. "Maksud Anda, kakak Anda memplagiat data penelitian Anda?"

"Mungkin banyak yang nggak percaya kalau aku mengatakan bahwa Victoria memplagiatnya, tapi dia memang pernah masuk ke kamar saya dan melihat data penelitian saya."

Mata Kaitlin memerah, lalu dia berkata dengan nada tertekan.

"Sudah berkali-kali kakak melarang saya mendapat nilai lebih baik darinya. Kalau peringkat saya melebihi dia, dia akan mengancam saya. Dia juga bilang pacarnya adalah putra Keluarga Dixon, kalau saya macam-macam, saya nggak akan bisa hidup tenang."

Saat itu, kamera beralih kepada Lewis yang berdiri di samping.

"Aku bisa membuktikan setiap perkataan Kaitlin itu benar. Laboratorium dan tim yang didanai Keluarga Dixon ini saya awasi sendiri, saya melihat sendiri Kaitlin bekerja sampai larut malam."

Seluruh ruangan langsung heboh, para hadirin mulai berbisik-bisik.

[Jadi ternyata Victoria yang memplagiat!]

[Nggak disangka, seorang mahasiswi berprestasi pun bisa melakukan hal seperti ini.]

[Menurutmu bagaimana dia bisa jadi mahasiswi berprestasi? Tentu karena sokongan Keluarga Dixon.]

Layar dipenuhi komentar jahat yang menghujat Victoria.

Victoria dipermalukan habis-habisan karena dituduh memplagiat.

Seorang teman mematikan siaran langsung itu, lalu mengepalkan tangannya erat-erat.

Semua orang menatap Victoria dengan penuh kebencian.

Kini, bukan hanya Victoria saja, siapa pun yang mengaku turut mengerjakan penelitian itu akan dicap sebagai plagiator.

Seluruh tim tertunduk lesu. Seorang senior yang temperamental langsung melempar tabung reaksi di tangannya.

"Aku sudah bilang! Jangan percaya Victoria! Sekarang apa? Setengah tahun kerja keras kita terbuang sia-sia!"

Victoria berdiri di samping, dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.

Dengan hati-hati dia meminta maaf. "Maafkan aku semuanya, aku pasti akan memberikan kalian penjelasan."

Victoria berlari keluar dari gedung laboratorium dan langsung naik taksi menuju Kediaman Keluarga Dixon.

Dia mendorong pintu kamar Lewis.

Lewis sedang duduk di depan meja kerja dan menangani dokumen.

Melihat bahwa yang datang adalah Victoria, dia tersenyum kecil sambil berkata.

"Masih saja nggak bisa menahan diri, kamu datang mencariku untuk balikan, 'kan? Tentang pembatalan pertunangan yang kamu bilang, aku anggap nggak pernah mendengarnya. Pernikahannya dijadwalkan bulan depan, tempatnya dua kali lebih besar dari yang sebelumnya."

Victoria berjalan mendekat, lalu mengangkat tangannya dan menampar wajah Lewis

Suara tamparan yang nyaring menggema ke seluruh ruangan, membuat Lewis terpaku karena syok.

"Victoria, apa yang kamu lakukan?"

"Kamu tahu betul seberapa penting hasil penelitian itu bagiku. Mengapa kamu justru membela Kaitlin?"

Lewis mencengkeram lengan Victoria.

"Kaitlin mengalami depresi. Kalau dia sampai nekat menyakiti dirinya sendiri, apa yang akan kamu lakukan?"

"Apa aku harus selamanya bertanggung jawab atas hidupnya?"

"Kamu sudah memiliki semua yang seharusnya menjadi miliknya. Dia hanya meminta sedikit dari hasil penelitianmu. Bukankah itu wajar?"

Victoria merasa tidak ada gunanya berdebat lagi dengannya.

Dia berbalik hendak pergi, tapi Lewis langsung memeluknya erat dari belakang.

"Victoria, jangan seperti ini. Kamu masih punya aku, juga orang tuamu. Kaitlin sekarang sudah yatim piatu."

"Nanti setelah kamu menikah dengan Keluarga Dixon, semua penghargaan ini nggak akan berarti lagi."

Victoria melepaskan diri sekuat tenaga, lalu berbalik dan menatap Lewis dengan sungguh-sungguh.

"Lewis, dengarkan baik-baik. Waktu itu aku bilang ingin membatalkan pertunangan, itu bukan sekadar emosi sesaat. Hubungan kita selesai sampai di sini."

Mata Lewis memerah, dia belum pernah melihat Victoria bersikap sekeras itu.

Dia tahu, Victoria benar-benar serius.

Lewis mengangkat tubuh Victoria dan memanggulnya di bahu, membawanya ke ruang bawah tanah lantai dua yang merupakan gudang anggur.

Kemudian, menguncinya dari luar.

Meskipun Victoria memukul-mukul pintu sekeras mungkin, Lewis tetap tidak mau membukanya.

"Victoria, kamu pernah bilang akan menemaniku seumur hidup. Kalau kamu sudah berubah pikiran, baru saat itu aku akan membiarkanmu keluar!"

Victoria memukuli pintu gudang anggur dengan keras, tapi tidak ada jawaban.

Ini pertama kalinya dia melihat sisi Lewis yang begitu menakutkan.

Dia berjalan ke sana kemari sambil mengangkat ponselnya, menyusuri seluruh sudut gudang anggur, dan memikirkan segala cara untuk kabur, tapi semuanya gagal. Tidak ada seorang pun yang akan datang menyelamatkannya.

Akhirnya, dia menyerah. Kepalanya terasa pusing dan berat. Beberapa hari terakhir, Victoria terus kehujanan, ditambah dengan kondisi emosional yang sangat tidak stabil.

Membuatnya sempat kehilangan fokus sejenak.

Andai saja Kaitlin tidak pernah muncul, alangkah baiknya.

Andai saja Lewis tetap menjadi Lewis yang dulu, alangkah baiknya.

Namun, semua itu, tidak akan bisa kembali lagi.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 23

    "Pergi! Panggilkan pengantin pria kalian! Masa ayah mertua nggak boleh datang ke pernikahan?"Teriakan itu menarik perhatian. Kepala pelayan Keluarga Zac datang membawa lebih dari sepuluh pengawal berpakaian jas hitam rapi."Halo, Pak Rowan."Tuan Holmes segera berteriak ke arah para kerabat dan teman yang datang bersamanya, "Lihat sendiri! Kami bahkan pernah makan bersama di Kediaman Keluarga Zac! Pasti ini hanya salah paham!"Kepala pelayan menyesuaikan kacamata berbingkai emasnya, lalu tetap tersenyum sambil berkata, "Pak Rowan, nyonya muda kami nggak mengakui hubungan ayah dan anak dengan Anda. Maka dari itu, Nyonya Clarisa juga nggak mengakui adanya hubungan keluarga dengan Anda.""Kalau Anda terus membuat keributan, ini hanya akan mempermalukan kedua belah pihak.""Kami ini keluarga terhormat. Nggak baik kalau sampai ribut di depan umum. Kami mohon Anda kembali saja."Tuan Holmes menolak menyerah, suaranya terdengar menahan emosi. Nyonya Holmes di sampingnya mulai mengusap air ma

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 22

    Pernikahan antara Liam dan Victoria dijadwalkan sebulan kemudian.Sementara itu, Lewis, begitu kembali ke Kota Aerilon, dia langsung mencari Kaitlin.Dia mengajaknya bertemu di atap gedung.Kaitlin duduk di kursi roda, dia naik ke atas dengan penuh harapan di matanya."Kak Lewis, akhirnya kamu mengingatku!"Namun, Lewis memandangnya dengan jijik, lalu mengangkat Kaitlin dari kursi roda dan menekannya ke pagar pembatas atap."Sudah pernah kubilang padamu, jangan sekali-kali menyakiti Victoria! Kalau nggak, aku nggak akan memaafkanmu!"Kaitlin tertawa sinis. "Aku ini sudah cacat. Kamu mau apa? Mau bunuh aku? Bagus! Dengan begitu, kamu nggak akan pernah bisa melupakanku seumur hidup!"Kening Lewis berkerut."Bagaimana bisa ada orang sejahat kamu? Apa untungnya bagimu menghancurkanku dan Victoria?"Kaitlin tertawa menyeramkan. "Apa untung? Aku bahagia kalau melihat kalian menderita!""Siapa yang mendorongku sampai di titik ini? Kalian!"Kaitlin menarik lengan baju Lewis dengan air mata ber

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 21

    Setelah mendarat di Kota Aerilon.Victoria beristirahat selama dua hari sebelum kembali ke Kediaman Keluarga Zac bersama Liam.Hari itu, Victoria mengenakan gaun yang dipilihkan sendiri oleh Liam. Sepanjang perjalanan, dia begitu gugup hingga tidak berani bicara.Liam menyadari kegelisahannya, lalu menggenggam erat tangan Victoria."Hanya mantu jelek yang takut bertemu mertua. Kamu cantik, ngapain takut?""Tenang saja, aku yakin ibu pasti akan menyukaimu."Victoria tahu betul status Keluarga Zac di Kota Aerilon. Jika Keluarga Holmes saja dianggap naik kelas saat dipasangkan dengan keluarga Dixon, apalagi dengan Keluarga Zac?Tidak gugup? Tentu mustahil.Bukankah di drama-drama biasanya seperti itu? Ketika gadis dari keluarga biasa mencoba masuk ke keluarga kaya raya, biasanya ibu sang pria akan melemparkan cek sepuluh miliar demi memisahkan mereka.Makin Victoria pikirkan, makin kacau pikirannya.Sampai akhirnya mobil memasuki sebuah kawasan perumahan besar, dia melihat dengan jelas pa

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 20

    Victoria menatapnya dengan mata berkaca-kaca.Di bawah panggung, tiga orang yang pernah dia anggap sebagai keluarga, yang sebenarnya tahu seluruh kebenaran kasus ini, tidak memiliki keberanian untuk membelanya. Justru pria di hadapannya yang terlihat tidak bisa diandalkan ini, tanpa ragu berdiri di sisinya, memercayainya, mendukungnya, dan menjadi tamengnya.Para penonton mulai berbisik-bisik dan heboh.Di tengah para penonton yang riuh, Liam berlutut satu kaki sambil menggenggam tangan Victoria. Dari saku celananya, dia mengeluarkan sebuah cincin berlian yang begitu besar hingga penonton di barisan belakang bisa melihat kilaunya!"Victoria! Maukah kamu menikah denganku?Segala keraguan dan tuduhan tiba-tiba tenggelam oleh momen ini.Seperti kata orang, cara terbaik mengalihkan skandal adalah dengan menciptakan berita lain.Kaitlin yang muncul di layar besar tampak jelas sedang menyaksikan siaran langsung dari tempat ini. Melihat situasi mulai berbalik arah, dia tampak terguncang hebat

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 19

    Tuan Holmes berdiri untuk memotret Victoria, sementara Nyonya Holmes menangis haru karena bahagia.Berbagai media besar saling berlomba memberitakan momen itu.Namun, tiba-tiba seorang wartawan mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya kepada rekan di sebelahnya.Tidak lama kemudian, semua wartawan mengeluarkan ponsel dan mulai mengecek.Suasana di lokasi langsung menjadi heboh.Beberapa orang mulai berbisik-bisik, menatap Victoria dengan pandangan aneh.Kabar itu sampai ke telinga dewan juri. Ketua dewan juri adalah pendukung rival Victoria. Kesempatan sebagus ini tentu tidak akan dilewatkan olehnya.Dia segera memerintahkan agar siaran langsung dari ponsel itu ditampilkan ke layar besar.Wajah Kaitlin pun muncul dengan jelas di layar besar.Kaitlin duduk di kursi roda, menangis pilu dengan wajah penuh air mata."Semua ini karena kakak yang memplagiat hasil penelitianku, merebut tunanganku, dan mengambil kedua orang tuaku.""Akibatnya, aku jatuh dari ketinggian saat hari pernikahan, d

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 18

    Mobil melaju memasuki halaman kompleks tim penelitian, satpam di gerbang langsung memberi izin masuk.Bu Taylor adalah orang pertama yang mengetahui kabar itu.Dia langsung membawa mereka ke ruang rapat."Silakan beristirahat sebentar di sini. Victoria masih belum menyelesaikan penelitiannya. Setelah selesai, dia akan turun menemui kalian.""Bagaimanapun juga, saat ini adalah momen krusial dalam proyek kami. Semua orang nggak boleh lengah. Harap sabar menunggu."Sang asisten mengantar Bu Taylor pergi sambil berbasa-basi.Nyonya Holmes menoleh ke kiri dan kanan, mulutnya terus-menerus bergumam, "Benar-benar anak kandung Keluarga Holmes. Sungguh luar biasa."Tuan Holmes menyilangkan tangan ke belakang, dia berdiri tegak sambil menatap deretan piagam di dinding. Dia bahkan tidak tahu kapan Victoria mengikuti semua perlombaan itu.Untuk pertama kalinya, Tuan Holmes merasa bangga terhadap putrinya.Setelah menunggu hampir dua jam dan kesabaran semua orang hampir habis.Victoria akhirnya dat

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status