Share

Bab 4

Author: Doni
Victoria berjalan keluar dari Vila Keluarga Holmes dengan pikiran kosong dan kacau.

Langit bergemuruh disertai kilat yang menyambar. Hujan deras mengguyur langsung ke atas kepalanya.

Seolah-olah langit pun menganggap penderitaannya masih belum cukup.

Sebuah mobil Maybech hitam berhenti di sampingnya, air dari jalanan terciprat hingga membasahi seluruh tubuhnya.

Jendela mobil diturunkan, ternyata itu adalah Lewis.

"Victoria, mengapa harus berseteru dengan orang tuamu? Asal kamu bersedia menerima Kaitlin, kamu tetap anak dari keluarga Holmes. Pertunangan kita juga tetap berlaku."

Victoria tidak menggubrisnya dan terus melangkah maju.

Lewis membawa payung dan mengejarnya, dia menarik lengan Victoria agar menatap langsung padanya.

"Masih marah karena kejadian di hari pernikahan waktu itu? Itu menyangkut nyawa seseorang, mana bisa aku hanya diam saja dan nggak peduli?"

Dia menggenggam lengan Victoria, nada suaranya seolah sedang mencoba mengalah.

"Jangan marah lagi, aku akan menggantinya dengan pernikahan yang lebih megah dari sebelumnya."

"Meskipun Kaitlin adalah putri kandung keluarga Holmes, tapi istriku hanya kamu."

Victoria berhenti, lalu menoleh dan menatap Lewis.

"Sejak hari Kaitlin kembali ke keluarga Holmes, kalian semua langsung memihak padanya. Seolah semua yang telah kulakukan adalah karena aku berutang padanya."

"Dulu, yang menukar kedua bayi itu bukan aku, tapi kenapa semua kesalahan malah ditimpakan padaku?"

"Kalau kamu juga menginginkan Kaitlin..."

"Nggak, pertunangan ini milikmu. Jadi untuk hal lainnya, cobalah mengalah."

Jika hanya sebuah belas kasih, lebih baik tidak usah sama sekali.

"Kalau begitu, aku lebih memilih membatalkan pertunangan ini."

Lewis tidak pernah berpikir Victoria akan benar-benar membatalkan pernikahan mereka. Melihat sikapnya, Lewis sedikit marah, tapi malas untuk memberikan penjelasan.

Lewis berbalik naik ke mobil, lalu pergi begitu saja.

Victoria tidak punya tempat untuk dituju.

Dia berjalan menuju kampus, berharap bisa menemukan salinan laporannya di laboratorium.

Namun, baru sampai di laboratorium, dia langsung dikepung dari segala arah.

Senior yang selama ini berjuang bersamanya langsung mencengkeram kerah bajunya, menarik tubuhnya hingga terangkat.

Semua orang menatapnya dengan pandangan penuh kecurigaan.

Victoria tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Dia menarik tangan seniornya dan bertanya, "Ada apa ini? Kenapa Senior sangat marah?"

Seorang teman mencoba melerai, tapi senior itu menunjuk hidung Victoria dan membentaknya, "Kamu sudah mengambil data penelitian kita dan mempublikasikannya, sekarang masih pura-pura nggak tahu?"

Victoria menggeleng panik, dia tidak bisa menjelaskan sama sekali.

Sampai seorang senior perempuan memperlihatkan ponsel padanya, artikel itu memang menggunakan data penelitian hasil kerja keras mereka selama setengah tahun.

Yang tertera sebagai penulis adalah Kaitlin Rowe.

"Senior, maafkan aku, ini memang kelalaianku."

"Aku pasti akan memberikan penjelasan yang memuaskan untuk semuanya."

Orang-orang mulai ramai berdiskusi. Beberapa tetap percaya padanya dan berkata, "Aku percaya pada kepribadian Victoria, ini pasti bukan perbuatannya."

Victoria tiba-tiba teringat, satu-satunya orang yang tahu kata sandi laptopnya hanyalah Lewis.

Saat dia tiba di Kediaman Dixon, hari sudah gelap, tapi hujan belum juga reda.

Dalam kondisi basah kuyup dan kusut, dia bergegas masuk ke kamar Lewis. Pria itu baru saja selesai mandi.

Melihat Victoria, dia tersenyum dingin.

"Aku kira kamu bisa tahan lebih lama, nyatanya tetap saja kembali mencariku."

Victoria mencoba menenangkan diri dan mengatur napasnya. "Kamu yang memberitahukan kata sandi laptopku pada Kaitlin, 'kan? Kamu tahu dia mempublikasikan penelitianku lebih dulu?"

Lewis menyeka rambut basahnya dengan santai, wajahnya penuh rasa tidak peduli.

"Bukankah itu cuma penelitian? Kamu sudah buat sangat banyak. Kaitlin membutuhkannya untuk lulus, jadi berikan saja padanya."

Victoria tidak bisa menahan amarahnya, dia menarik lengan Lewis. "Itu bukan hanya milikku seorang, itu hasil kerja keras seluruh anggota laboratorium. Bagaimana bisa kamu bilang berikan saja?"

"Dia yang nggak serius belajar sampai gagal terus setiap tahun, kenapa kami yang harus menanggung akibatnya?"

Lewis melepaskan genggaman Victoria dan duduk di sofa dengan acuh.

"Aku ini suamimu, kenapa aku tidak punya hak untuk ikut campur?"

Victoria tertawa dingin. "Kamu lupa, di hari pernikahan, kamu meninggalkanku demi perempuan lain? Pernikahan kita bahkan belum selesai! Kamu masih punya muka mengatakan hal seperti itu?"

Lewis menggantungkan handuk di leher, lalu menarik Victoria ke dalam pelukannya.

"Aku tahu kamu sedang cemburu. Sudahlah, nggak perlu memperkeruh suasana hanya karena hal sepele ini. Aku janji akan memberimu pernikahan yang jauh lebih megah dari sebelumnya."

Hal sepele?

Victoria kata demi kata secara perlahan, "Nggak! Perlu!"

Setelah mengatakannya, Victoria pun berbalik dan pergi. Lewis yang sekarang sudah menjadi sosok yang membuatnya muak.

Lewis meneriakinya, "Jangan coba-coba membongkar perbuatan Kaitlin. Kamu tahu sendiri sekuat apa Keluarga Dixon, kamu nggak akan bisa melawan."

Sejak kecil, Victoria dan Lewis tumbuh bersama. Perjanjian pernikahan mereka bahkan sudah ditentukan sejak mereka masih dalam kandungan.

Sejak masih kecil, Lewis selalu melindungi Victoria di sekolah.

Ke mana pun pergi, Lewis akan berkata, "Ini calon istriku."

Padahal saat itu, mereka baru taman kanak-kanak.

Victoria juga selalu berpikir, dirinya kelak akan menjadi mempelai wanita Lewis.

Tidak disangka, hari itu menjadi momen tergelap dalam hidup Victoria.

Begitu Kaitlin kembali ke keluarga Holmes, sorot mata Lewis langsung tertuju pada Kaitlin.

Sifat Kaitlin yang tampak rapuh dan penuh rasa iba, sama sekali tidak dimiliki oleh Victoria.

Sejak kecil, Victoria adalah siswi berprestasi. Tidak pernah sekali pun dia duduk di peringkat kedua.

Namun, hati manusia bisa berubah. Apa yang tidak bisa dimiliki, akan selalu terasa paling berharga.

Jika harus memilih antara Victoria dan Kaitlin.

Tuan dan Nyonya Holmes akan memilih Kaitlin, termasuk Lewis.

Keluar dari Kediaman Keluarga Dixon, Victoria berjalan tidak tentu arah di tengah hujan.

Saat sedang melamun, sebuah mobil sport hitam melaju melewatinya dan menyipratkan air ke sekujur tubuhnya.

Lagi? Ini sudah yang kedua kalinya hari ini!

Rentetan kejadian beberapa hari terakhir sudah membuatnya sesak napas.

Emosinya langsung meledak.

Victoria berjongkok dan menangis sejadi-jadinya di pinggir jalan.

Seorang pemuda turun dari mobil, dia tampak panik dan buru-buru meminta maaf.

Air mata Victoria bercampur dengan air hujan yang jatuh, sementara orang-orang di pinggir jalan menatap dengan pandangan aneh.

Pemuda itu jadi serba salah. Berdiri salah, pergi pun tidak enak. Dia ikut berjongkok dan mencoba menenangkan.

"Aku benar-benar nggak sengaja. Maaf membuat bajumu basah. Katakan saja apa yang bisa kulakukan untuk menebusnya. Asal kamu jangan menangis lagi."

Victoria menatapnya dan berkata.

"Di rumahmu masih ada kamar kosong?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 23

    "Pergi! Panggilkan pengantin pria kalian! Masa ayah mertua nggak boleh datang ke pernikahan?"Teriakan itu menarik perhatian. Kepala pelayan Keluarga Zac datang membawa lebih dari sepuluh pengawal berpakaian jas hitam rapi."Halo, Pak Rowan."Tuan Holmes segera berteriak ke arah para kerabat dan teman yang datang bersamanya, "Lihat sendiri! Kami bahkan pernah makan bersama di Kediaman Keluarga Zac! Pasti ini hanya salah paham!"Kepala pelayan menyesuaikan kacamata berbingkai emasnya, lalu tetap tersenyum sambil berkata, "Pak Rowan, nyonya muda kami nggak mengakui hubungan ayah dan anak dengan Anda. Maka dari itu, Nyonya Clarisa juga nggak mengakui adanya hubungan keluarga dengan Anda.""Kalau Anda terus membuat keributan, ini hanya akan mempermalukan kedua belah pihak.""Kami ini keluarga terhormat. Nggak baik kalau sampai ribut di depan umum. Kami mohon Anda kembali saja."Tuan Holmes menolak menyerah, suaranya terdengar menahan emosi. Nyonya Holmes di sampingnya mulai mengusap air ma

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 22

    Pernikahan antara Liam dan Victoria dijadwalkan sebulan kemudian.Sementara itu, Lewis, begitu kembali ke Kota Aerilon, dia langsung mencari Kaitlin.Dia mengajaknya bertemu di atap gedung.Kaitlin duduk di kursi roda, dia naik ke atas dengan penuh harapan di matanya."Kak Lewis, akhirnya kamu mengingatku!"Namun, Lewis memandangnya dengan jijik, lalu mengangkat Kaitlin dari kursi roda dan menekannya ke pagar pembatas atap."Sudah pernah kubilang padamu, jangan sekali-kali menyakiti Victoria! Kalau nggak, aku nggak akan memaafkanmu!"Kaitlin tertawa sinis. "Aku ini sudah cacat. Kamu mau apa? Mau bunuh aku? Bagus! Dengan begitu, kamu nggak akan pernah bisa melupakanku seumur hidup!"Kening Lewis berkerut."Bagaimana bisa ada orang sejahat kamu? Apa untungnya bagimu menghancurkanku dan Victoria?"Kaitlin tertawa menyeramkan. "Apa untung? Aku bahagia kalau melihat kalian menderita!""Siapa yang mendorongku sampai di titik ini? Kalian!"Kaitlin menarik lengan baju Lewis dengan air mata ber

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 21

    Setelah mendarat di Kota Aerilon.Victoria beristirahat selama dua hari sebelum kembali ke Kediaman Keluarga Zac bersama Liam.Hari itu, Victoria mengenakan gaun yang dipilihkan sendiri oleh Liam. Sepanjang perjalanan, dia begitu gugup hingga tidak berani bicara.Liam menyadari kegelisahannya, lalu menggenggam erat tangan Victoria."Hanya mantu jelek yang takut bertemu mertua. Kamu cantik, ngapain takut?""Tenang saja, aku yakin ibu pasti akan menyukaimu."Victoria tahu betul status Keluarga Zac di Kota Aerilon. Jika Keluarga Holmes saja dianggap naik kelas saat dipasangkan dengan keluarga Dixon, apalagi dengan Keluarga Zac?Tidak gugup? Tentu mustahil.Bukankah di drama-drama biasanya seperti itu? Ketika gadis dari keluarga biasa mencoba masuk ke keluarga kaya raya, biasanya ibu sang pria akan melemparkan cek sepuluh miliar demi memisahkan mereka.Makin Victoria pikirkan, makin kacau pikirannya.Sampai akhirnya mobil memasuki sebuah kawasan perumahan besar, dia melihat dengan jelas pa

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 20

    Victoria menatapnya dengan mata berkaca-kaca.Di bawah panggung, tiga orang yang pernah dia anggap sebagai keluarga, yang sebenarnya tahu seluruh kebenaran kasus ini, tidak memiliki keberanian untuk membelanya. Justru pria di hadapannya yang terlihat tidak bisa diandalkan ini, tanpa ragu berdiri di sisinya, memercayainya, mendukungnya, dan menjadi tamengnya.Para penonton mulai berbisik-bisik dan heboh.Di tengah para penonton yang riuh, Liam berlutut satu kaki sambil menggenggam tangan Victoria. Dari saku celananya, dia mengeluarkan sebuah cincin berlian yang begitu besar hingga penonton di barisan belakang bisa melihat kilaunya!"Victoria! Maukah kamu menikah denganku?Segala keraguan dan tuduhan tiba-tiba tenggelam oleh momen ini.Seperti kata orang, cara terbaik mengalihkan skandal adalah dengan menciptakan berita lain.Kaitlin yang muncul di layar besar tampak jelas sedang menyaksikan siaran langsung dari tempat ini. Melihat situasi mulai berbalik arah, dia tampak terguncang hebat

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 19

    Tuan Holmes berdiri untuk memotret Victoria, sementara Nyonya Holmes menangis haru karena bahagia.Berbagai media besar saling berlomba memberitakan momen itu.Namun, tiba-tiba seorang wartawan mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya kepada rekan di sebelahnya.Tidak lama kemudian, semua wartawan mengeluarkan ponsel dan mulai mengecek.Suasana di lokasi langsung menjadi heboh.Beberapa orang mulai berbisik-bisik, menatap Victoria dengan pandangan aneh.Kabar itu sampai ke telinga dewan juri. Ketua dewan juri adalah pendukung rival Victoria. Kesempatan sebagus ini tentu tidak akan dilewatkan olehnya.Dia segera memerintahkan agar siaran langsung dari ponsel itu ditampilkan ke layar besar.Wajah Kaitlin pun muncul dengan jelas di layar besar.Kaitlin duduk di kursi roda, menangis pilu dengan wajah penuh air mata."Semua ini karena kakak yang memplagiat hasil penelitianku, merebut tunanganku, dan mengambil kedua orang tuaku.""Akibatnya, aku jatuh dari ketinggian saat hari pernikahan, d

  • Kala Kumenoleh, Cinta Telah Pergi   Bab 18

    Mobil melaju memasuki halaman kompleks tim penelitian, satpam di gerbang langsung memberi izin masuk.Bu Taylor adalah orang pertama yang mengetahui kabar itu.Dia langsung membawa mereka ke ruang rapat."Silakan beristirahat sebentar di sini. Victoria masih belum menyelesaikan penelitiannya. Setelah selesai, dia akan turun menemui kalian.""Bagaimanapun juga, saat ini adalah momen krusial dalam proyek kami. Semua orang nggak boleh lengah. Harap sabar menunggu."Sang asisten mengantar Bu Taylor pergi sambil berbasa-basi.Nyonya Holmes menoleh ke kiri dan kanan, mulutnya terus-menerus bergumam, "Benar-benar anak kandung Keluarga Holmes. Sungguh luar biasa."Tuan Holmes menyilangkan tangan ke belakang, dia berdiri tegak sambil menatap deretan piagam di dinding. Dia bahkan tidak tahu kapan Victoria mengikuti semua perlombaan itu.Untuk pertama kalinya, Tuan Holmes merasa bangga terhadap putrinya.Setelah menunggu hampir dua jam dan kesabaran semua orang hampir habis.Victoria akhirnya dat

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status